Kita sering mengajari anak kita untuk selalu melakukan segala sesuatu sesuai syariat, sementara orang tuanya (kita sendiri) terkadang merasa longgar untuk melanggar syariat. Padahal anak yang belum baligh tidak berdosa sedangkan kita sudah jelas akan menanggung apa yang kita lakukan.
Hukum Makan dengan Tangan KiriTerdapat banyak hadis yang menunjukkan larangan makan dengan tangan kiri.
Pertama, Ada perintah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Umar bin Abi Salamah radhiyallahu ‘anhuma, ketika beliau masih kecil pernah makan dengan kedua tangannya – kanan-kiri. Kemudian diperingatkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ
“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah yang ada di hadapanmu.” [HR. Bukhari 5376 & Muslim 2022]
Kedua, meniru cara makannya setan
Menyerupai setan hukumnya dilarang. Karena setan itu musuh, bukan kawan. Sehingga jangan diikuti. Dan meniru kebiasaan setan termasuk mengikuti langkah setan.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
Apabila kalian makan, maka hendaknya makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya.” [HR. Muslim 2020, Abu Daud 3778 dan yang lainnya].
As-Shan’ani menjelaskan hadis Umar bin Abi Salamah,
وفي الحديث دليل على وجوب الأكل باليمين للأمر به أيضا ويزيده تأكيدا أنه صلى الله عليه وسلم أخبر بأن الشيطان يأكل بشماله ويشرب بشماله وفعل الشيطان يحرم على الإنسان
Dalam hadis di atas terdapat dalil wajibnya makan dengan tangan kanan, karena ada perintah untuk melakukannya. Hal ini diperkuat lagi, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa setan makan dengan tangan kiri dan minum dengan tangan kiri. Sementara perbuatan setan, haram untuk dilakukan manusia. [Subulus Salam, 3/159].
Ketiga, didoakan keburukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Salamah bin al-Akwa’ bercerita,
Ada seseorang laki makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan tangan kirinya. Lalu Rasulullah bersabda,
كُلْ بِيَمِينِكَ
“Makanlah dengan tangan kananmu!”
Dia malah menjawab, ‘Aku tidak bisa.’
قَالَ « لاَ اسْتَطَعْتَ ». مَا مَنَعَهُ إِلاَّ الْكِبْرُ. قَالَ فَمَا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ
Beliau bersabda, ‘Benar kamu tidak bisa?’ -dia menolaknya karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa diangkat sampai ke mulutnya.” [HR. Muslim 2021]
Ada 2 peringatan yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadis di atas,
Yang pertama, perintah untuk makan dengan tangan kanan, Yang kedua, doa buruk karena dia tidak segara melaksanakan perintah dengan alasan tidak bisa.
As-Shan’ani mengatakan,
ولا يدعو صلى الله عليه وسلم إلا على من ترك الواجب وأما كون الدعاء لتكبره فهو محتمل أيضا ولا ينافي أن الدعاء عليه للأمرين معا
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin mendoakan keburukan kecuali untuk orang yang meninggalkan kewajiban. Jika doa itu karena alasan orang itu bersikap sombong, memang ada kemungkinan demikian. Dan tidak jauh jika kita pahami bahwa doa itu karena kedua alasan tersebut. [Subulus Salam, 3/159].