Orang Tua Wajib Kenali Kelebihan dan Tips Menghadapi si Kecil yang Keras Kepala

Penulis Penulis | Ditayangkan 16 Jan 2017
Si kecil suka memaksakan keinginannya padahal sebagai orangtua Anda sudah memberikan alternatif pilihan yang paling tepat?  Mungkin Anda menilai buah hati Anda seorang yang keras kepala, bahkan selalu ngotot dengan pilihannya.



Namun demikian jangan buru-buru melabeli si kecil dengan anak yang nakal atau suka melawan.  Karena pada dasarnya, Seperti yang dilansir dari sayangianak, anak dengan rentang usia 2-5 tahun memiliki sifat yang cenderung keras kepala sebagai bagian dari fase perkembangan dan pertumbuhan kejiwaan si anak.

BACA JUGA: Ungkapan Jujur Seorang Anak, Renungan Untuk Orang Tua yang Kurang Memahami Anaknya

Pada fase ini, anak sudah mulai memiliki kesadaran bahwa dia adalah pribadi yang independen terhadap orang lain terutama orangtuanya.  Dalam bahasa ilmiah, si kecil yang keras kepala sering dikenal dengan istilah strongwilled child.  Lalu bagaimana seharusnya Anda harus menyikapi si kecil yang demikian?  Berikut ini adalah beberapa hal terkait anak keras kepala dan bagaimana tips menghadapinya.

KENALI FAKTOR KEMUNGKINAN YANG BISA MEMICU ANAK BERSIKAP KERAS KEPALA


Beberapa hal bisa menjadi pemicu si kecil bersikap keras kepala, diantaranya adalah sebagai berikut:

Kemungkinan anak meniru reaksi orangtua ketika menunjukkan sikap keras kepala atau bahkan bertengkar di depan mereka.  Terkait dengan kemungkinan ini maka penting bagi Anda untuk selalu menjaga sikap di depan si kecil agar mereka tidak menunjukkan reaksi yang sama, yaitu keras kepala.

Kemungkinan lainnya adalah orangtua yang terlalu memanjakan anaknya.  Dimana ketika semua keinginan anak dipenuhi tanpa syarat, kemungkinan mereka akan menunjukkan sikap melawan ketika suatu saat Anda tidak menuruti keinginannya.

Kurangnya kasih sayang dan perhatian kepada anak juga bisa menjadi faktor kemungkinan yang akan menyababkan anak bersikap keras kepala.

Membiasakan anak untuk selalau patuh secara berlebihan dan meminta mereka untuk selalu mengalah tanpa alasan yang jelas juga bisa memicu sikap keras kepala pada anak-anak.

BAGAIMANA MENGENALI ANAK YANG KERAS KEPALA?


Ada beberapa karakteristik anak yang bisa menunjukkan sikap keras kepala, yaitu:

Cenderung lebih aktif dan kurang sabaran
Cenderung lebih impulsif dan kurang mampu mengontrol keinginannya, sehingga sering bertindak tanpa pikir panjang.

Tidak mau menurut, misalnya ketika anak dilarang melakukan sesuatu oleh orangtuanya, dia hanya akan melihat sekilas kepada orangtuanya untuk kemudian melakukan hal yang telah dilarang tersebut.

Cenderung lebih mudah marah dan bersikap keras.

Cenderung menunjukkan ekspresi yang berlebihan baik ketika gembira maupun sedih.
Cenderung lebih sensitif dan mudah tersinggung.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ANAK KERAS KEPALA


Namun demikian di balik sikap keras kepala yang melekat pada diri anak-anak, sebenarnya ada beberapa hal positif yang sebenarnya menunjukkan bahwa anak tersebut adalah pribadi yang berani dan bersemangat.

Anak keras kepala cenderung memiliki semangat yang tinggi, sehingga ketika dia menginginkan sesuatu maka akan ada usaha keras untuk mencapainya dan memiliki keyakinan bahwa dia mampu mencapainya.

Anak keras kepala cenderung tidak suka diatur, sehingga dia akan memilih sesuai keinginannya dan merasa bertanggungjawab dengan apa yang sudah menjadi pilihannya tersebut.

Dengan pola asuh yang terarah dan tepat, anak keras kapala bisa berkembang sebagai pribadi yang mampu memotivasi diri sendiri, lebih tahan banting terhadap tekanan, dan berusaha untuk meraih impiannya dengan usaha keras.

Anak keras kepala cenderung suka belajar sendiri dan kurang menyukai pendapat orang lain sehingga sering merasa paling benar sendiri dalam banyak hal.

Anak yang keras kepala cenderung memiliki integritas sehingga lebih kuat dalam mempertahankan pendiriannya dan tidak mudah terpengaruh atau goyah.

TIPS MENGHADAPI ANAK YANG KERAS KEPALA


Biasanya anak yang keras kepala belajar dari pengalaman, sehingga ketika hanya diberi penjelasan dengan kata-kata mereka cenderung tidak begitu saja mau menerimanya.  Sebagai contoh ketika Anda mengatakan bahwa jangan bermain di dekat kompor karena panas dan berbahaya, maka dia perlu membuktikannya dengan merasakan sensasi panas di dekat kompor.

Anak yang keras kepala akan lebih menyukai penguasaan yang lebih, sehingga Anda tidak perlu terlalu banyak menyuruhnya namun cukup dengan mengingatkannya.

Anda bisa memberikan pilihan kepada anak daripada memerintahkannya, karena kemungkinan besar perintah Anda akan ditolak.  Dengan memberikan pilihan kepada anak, mereka akan merasa diajak mengambil keputusan sehingga merasa lebih bertanggungjawab atas apa yang sudah dipilihnya tersebut.

Hindari untuk memaksakan keinginan kita kepada mereka karena hal itu justru akan membuat mereka semakin menentang.  Jalin komunikasi yang baik, walaupun tentu butuh kesabaran besar untuk menghadapinya, apalagi jika mereka mengajak berdebat.

Cobalah untuk memberikan kebebasan akan dirinya sendiri namun tetap berada dalam batas kewajaran, selama hal itu tidak membahayakan mereka.

Memiliki anak yang keras kepala tentu membutuhkan kesabaran ekstra, namun sebagai orangtua Anda memiliki peran besar dalam mengarahkannya kepada hal-hal yang positif.  Selain tips di atas, Anda juga bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan keinginan mereka dan cobalah mencari waktu yang paling tepat ketika ingin menasihatinya.

Anda juga bisa memfasilitasi hobi mereka sebagai media untuk menyalurkan bakat dan potensi yang mereka miliki.  Sangat penting bagi Anda untuk menerapkan pola asuh yang terbaik, sehingga mereka bisa berkembang menjadi pribadi yang sehat.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat