Inilah Penjelasan Mengapa Langit Menangis Jika Ada Orang Mukmin yang Meninggal Dunia

Penulis Penulis | Ditayangkan 25 Feb 2017
Kematian menurut dalam Pandangan islam dan Hadits Islam memberikan ajaran bahwa semua yang hidup pasti akan menemui ajal atau kematian. Kematian tidak akan bisa dicegah dan dielakkan.



Umur seseorang ada yang dipanjangkan dan sebaliknya dipendekkan. Bahkan, panjang atau pendek umur seseorang berada pada wilayah takdir Allah. Tidak akan ada seorangpun yang mengetahui tentang kepastian umur itu.

Namun, tahukah kamu bahwa setiap orang mukmin yang meninggal dunia, maka langit itu menangis! berikut ini penjelasannya yang dikutip dari islamidia.com.

Hari itu, Abdullah bin Abbas kedatangan seorang tamu laki-laki. Selepas bertemu, laki-laki itu bertanya, “Hai Abdullah bin Abbas, bagaimanakah pendapatmu tentang firman Allah Ta’ala dalam surah ad-Dukhan ayat 29?”

فَمَا بَكَتْ عَلَيْهِمُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ وَمَا كَانُوا مُنظَرِينَ

“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka dan mereka pun tidak diberi tangguh.” (Qs. ad-Dukhan [44]: 29)

Lelaki itu melanjutkan tanyanya, “Maka apakah langit dan bumi dapat menangisi kematian seseorang?”

“Ya,” jawab Abdullah bin ‘Abbas, “sesungguhnya tiada seorang makhluk pun, melainkan mempunyai pintu di langit.”

Dari pintu di langit itu, “Diturunkan rezeki seorang makhluk dan melaluinya amal perbuatannya dinaikkan.” Pintu langit itu akan tetap terbuka hingga seseorang wafat. Jelas Abdullah bin Abbas, “Maka apabila seorang mukmin meninggal dunia, pintunya di langit-tempat naiknya amal dan turunnya rezeki-ditutup.”

BACA JUGA: Semoga Kita Bukan Diantaranya, Inilah 5 Ciri Orang yang Tidak Diterima Shalatnya

Sebab ditutup itulah, “Langit merasa kehilangan,” lanjutnya menerangkan, “sehingga langit menangisinya.”

Selain pintu di langit tempat turunnya rezeki dan naiknya amal shaleh yang ditutup, merasa kehilangan, kemudian menangis, ada pula tempat di bumi yang merasakan hal serupa.

“Dan,” terus Abdullah bin Abbas, “tempat dia biasa mengerjakan shalatnya di bumi, serta tempatnya biasa berdzikir kepada Allah Ta’ala,” kesemuanya itu, “merasa kehilangan,” sehingga, “bumi pun menangisinya.”

Terkait penafsiran ayat 29 surah ad-Dukhan ini, Abdullah bin Abbas melanjutkan, “Sesungguhnya kaum Fir’aun tidak mempunyai jejak-jejak yang baik di bumi, tidak pula memiliki kebaikan yang dinaikkan ke langit kepada Allah Ta’ala.” Karenanya, “Langit dan bumi tidak menangisi kematian mereka.”

Betapa mulianya orang beriman, yang kematiannya saja ditangisi langit dan bumi. Masih dalam rangkaian penjelasan tafsir yang dikutip Imam Ibnu Katsir ini, Imam Mujahid menyampaikan salah satu pendapat yang dikutip Abdullah bin Abbas dari sebuah sumber bahwa bumi menangisi kematian seorang mukmin selama empat puluh hari.

Mujahid pun bertanya, “Apakah bumi dapat menangis?” Abdullah bin Abbas menjawab, “Apa engkau merasa heran? Mengapa bumi tidak menangisi kematian seseorang yang telah meramaikannya dengan rukuk dan sujud pada-Nya?” pungkasnya seraya bertanya retoris, “Dan mengapa langit tidak menangisi kematian seorang hamba yang takbir dan tasbihnya berkumandang seperti suara lebah?”

BACA JUGA: Untuk Ukhti yang Sedang Haid, Ini Tips Menjaga Hati Tetap Dekat Dengan Allah

Semoga dapat menjadikan manfaat untuk kita semua.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat