Pembatas air Zamzam pada zaman dulu
Banyak cerita yang kita dengar bahwa kemurnian dan kesucian air Zamzam ini memiliki banyak manfaat salah satunya dapat meluruhkan segala penyakit.
Biasanya air Zamzam ini kita nanti-nantikan saat ada kerabat, tetangga ataupun saudara sepulang dari tanah suci Mekkah yang telah menunaikan ibadah haji atau umrohnya.
Tak perlu dipungkiri lagi bahwa air Zamzam adalah air yang suci.
Di dalam Al-Qur’an Allah SWT menyebut Air Zam-zam dengan istilah ‘’Aayaatun bayyinaatun (air Zam-zam).
Air Zam-zam menjadi hiasan yang menghiasi keagungan Baitullah yang sakral. Air ini telah berusia 5000 tahun lebih, dan mendapat kemuliaan serta keistimewaan dari pemukim Makkah hingga tamu-tamu Allah.
Semua penduduk Makkah benar-benar memuliakan air surga ini, sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya.
Tamu-tamu Allah dan penduduk Makkah mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap air Zam-zam.
Mereka menjaga dan melestarikannya, serta memperhatikan sopan-santun (etika) yang telah dianjurkan dan dicontohkan Nabi Saw.
Adapun yang terkait dengan penggunaanya sebagai obat, serta meningkatkan kualitas intelektual dan spiritual, serta berbagai niatan positif lainya.
Hendaknya minum pada waktu-waktu yang mustajab, seperti: antara dua adzan, setelah melaksanakan thowaf, atau ketika setelah berdo’a di Multazam.
Hati ditata dengan baik, supaya semua hajat, niat, serta cita-cita dikabulkan oleh Allah SWT lewat perantara Air Zam-Zam yang suci.
Berdasarkan keterangan hadis, pendapat ilmuan dan medis, Air Zam-Zam ternyata bisa digunakan untuk terapi penyakit.
Hal ini pernah diungkapkan oleh putranya yang bernama Abdullah.
Abdullah mengatakan, Abdullah Ibn Hambali, menceritakan: ”Saya telah melihat beliau minum air Zam-zam dengan niat penyembuhan dari penyakit, lalu mengusapkan pada kedua tangan dan wajah beliau.”
Molekul air Zamzam yang berbentuk teratur dan indah seperti kristal.
Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama, Jepang, memaparkan hasil risetnya mengenai air yang ditulisnya dalam buku “The True Power of Water”, dan yang terbaik adalah air Zamzam.
Seorang ulama’ besar yang terkenal dengan sebutan Ibnu Qoyyim juga terapi dengan Air Zam-Zam.
Beliau mengatakan:’’Sungguh aku dan yang lain telah mencoba menjadikan air Zam-zam sebagai penyembuh berbagai macam penyakit aneh, ternyata aku sembuh dan bebas dari berbagai macam penyakit atas izin Allah.”
Beliau lalu melanjutkan, “Ketika tiba di Makkah, aku terkena demam.
Waktu itu aku tidak mempunyai obat dan dokter.
Aku mengobatinya dengan air Zam-zam dengan mengatakan, “iyyaka na’budu wa iyyaka nastain”, lalu meminumnya sambil membaca ayat ini berulang-ulang.
Ternyata aku sembuh dengan sempurna. Selanjutnya, aku selalu menggunakan air Zam-zam dalam berbagai kesempatan.
Aku benar-benar bisa merasakan manfaatnya. Ternyata manfaatnya benar-benar besar, dan beliau juga berniat agar supaya masuk surga.” [1]
عن ابن عباس ، رضي الله عنهما ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ماء زمزم لما شرب له ، فإن شربته تستشفي به شفاك الله
Artinya: Air Zam-zam itu tergantung pada yang mengkonsumsinya. Jika anda minum dengan niatan kesembuhan, maka Allah Swt akan menyembuhkan. (HR. Al Hakim)
Baca Juga: Pria ini Sedekahkan Satu-Satunya Uang Rp 5 Ribu di Dompetnya Lalu Dapat Rezeki Rp 5 Juta
Di bawah ini ialah tata cara atau sopan santun ketika mengkonsumsi (minum air surga), sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para ulama’. [2]
1. Mengambil dengan tangan kanan.
2. Menghadap kiblat.
3. Membaca basmalah dan do’a.
4. Cara meminum dengan tanaffus (bernafas) tiga kali.
5. At-tadhallu' (sampai terasa kenyang).
6. Membaca hamdalah.
7. Berdo’a sesuai dengan hajatnya.
Para sahabat memberitakan bahwa salah satu sopan-santun meminum air Zam-zam adalah berdo’a sesuai dengan tuntunan Nabi Saw, yang di ajarkan kepada Ibnu Abbas ra;
اللهم إني أسألك علما نافعا ورزقا واسعا وشفاء من كل داء
“Ya Allah sesungguhnya aku meminta ilmu yang manfaat, dan rizki yang luas, dan penyembuh dari tiap-tiap penyakit.” [3] Selanjutnya, air itu diusapkan pada tempat yang sakit. Dengan izin Allah, InsyaAllah akan segera sembuh.
Nabi juga menganjurkan dan mencontohkan agar air Zam-zam digunakan wudhu’, bahkan memperbolehkan membawanya keluar kota Makkah, seperti ke Madinah.
Imam Syafi’i menganjurkan untuk berwudu’ menggunakan air Zam-zam, juga mandi.
Al-Faqihi menyebutkan bahwa diperbolehkan bagi penduduk Makkah menggunakan air Zam-zam dalam memandikan jenazah dengan niat tabarukkan.
Siti Asma’ binti Abi Bakar pernah memandikan putranya, yaitu Abdullah bin Zubair, dengan air Zam-zam.[4]
Dan masih banyak lagi para sahabat, para tabi’in dan para ulama’ terdahulu dan sekarang yang menggunakannya sebagaimana Nabi.
Yang perlu diketahui bahwa menggunakan air Zam-zam untuk mensucikan najis atau mencuci kotoran adalah dilarang, bahkan bisa pada hukum haram.
Hal ini karena menggunakan air Zam-zam untuk mencuci kotoran atau najis dianggap tidak santun terhadap air Zam-zam.
Air Zam-zam hendaknya juga tidak dimasak, karena kesunnahannya ialah meminumnya dalam keadaan apa adanya tanpa dimasak terlebih dahulu.
Melihat air Zam-zam juga membuat mata menjadi jernih serta tidak mudah terserang penyakit mata, dan ini sangat dianjurkan oleh Rasulullah Saw.