Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia dan siapapun manusia yang hidup tentu membutuhkan makanan. Dalam islam, segala sesuatu yang menyangkut hidup manusia diatur oleh allah SWT termasuk mengenai makanan.
Akan tetapi, Sebagian muslim tidak mempedulikan apa yang masuk dalam perutnya. Asal enak dan ekonomis, akhirnya disantap. Tidak tahu manakah yang halal, manakah yang haram. Padahal makanan, minuman dan hasil nafkah dari yang haram sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan seorang muslim.
Artikel terkait : Sering Diabaikan, Ini Alasan Mengapa Seseorang Tak Boleh Mencela Makanan!Ya, sebagai seorang muslim yang mana harus menjauhi makanan haram dan memakan makanan halal, disadari atau tidak mengonsumsi makanan yang baik memiliki pengaruh bagi manusia itu sendiri. Misalnya terhadap akhlaqnya, kehidupan hatinya dan jernihnya pandangan serta diterimanya amal-amal seseorang.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الأرْضِ حَلالا طَيِّبًا وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“
Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”
Sedangkan makanan yang haram mempunyai dampak buruk bagi manusia. Mudharat makanan haram sangatlah banyak, saking banyaknya, sehingga bisa dikatakan dialah salah satu perusak dunia dan akhirat. Lantas apa saja sih sebenarnya dampak buruk dari memakan makanan haram itu? Berikut ini beberapa dampak makanan haram, di antaranya:
1. Menyebabkan amal ibadah tidak diterima
Memakan makanan haram, menyebabkan ibadah kita akan ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ibnu Abbas berkata bahwa Sa’ad bin Abi Waqash berkata kepada Nabi Muhammad SAW. “
Ya Rasulullah, doakanlah aku agar menjadi orang yang dikabulkan doa-doanya oleh Allah.” Apa jawaban Rasulullah ﷺ, “
Wahai Sa’ad perbaikilah makananmu (makanlah makanan yang halal) niscaya engkau akan menjadi orang yang selalu dikabulkan doanya.
Dan demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, sungguh jika ada seseorang yang memasukkan makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amalnya selama 40 hari dan seorang hamba yang dagingnya tumbuh dari hasil menipu dan riba, maka neraka lebih layak baginya,” (HR At-Thabrani).
2. Mengikis keimanan
Seseorang akan merasa bahwa dirinya begitu berat mengerjakan ketaatan, namun begitu mudah dalam bermaksiat. Bisa jadi yang bersangkutan senantiasa mengonsumsi makanan dan minuman haram.
Rasulullah ﷺ bersabda, “
Tidaklah peminum khamr, ketika ia meminum khamr termasuk seorang mukmin,” (HR Bukhari Muslim).
Hadits tersebut memang hanya menjelaskan khamr, namun sebenarnya hal tersebut berlaku untuk semua makanan dan minuman haram.
3. Mengeraskan hati
Apabila seseorang begitu sulit menerima kebenaran, bisa jadi yang bersangkutan adalah pelanggan makanan atau minuman haram.
Artikel terkait : Karena Cinta Datang dari Allah, Tapi Tidak dengan Pacaran!Imam Ahmad radhiallahu anhu pernah ditanya, apa yang harus dilakukan agar hati mudah menerima kesabaran, maka beliau menjawab, “
Dengan memakan makanan halal.” (Thabaqat Al Hanabilah : 1/219).
At Tustari, seorang mufassir juga mengatakan, “
Barangsiapa ingin disingkapkan tanda-tanda orang yang jujur (shiddiqun), hendaknya tidak makan, kecuali yang halal dan mengamalkan sunnah,” (Ar Risalah Al Mustarsyidin : hal 216).
Marilah kita membekali diri kita dengan pengetahuan yang memadai sekaligus mewaspadai lingkungan sekitar kita dan asal usul harta dan makanan yang kita makan dan nafkahkan pada keluarga. Perbanyak ilmu agar makanan yang kita makan adalah rezeki yang halal bukan yang haram, sehingga kita bisa meraih ridha Allah SWT dan kecintaan-Nya agar menjadi seseorang yang lebih baik lagi dan lagi.