Karena Manusia Lebih Memilih Meratapi Pintu Tertutup, Dibanding Beribu Pintu Lain yang Terbuka

Penulis Unknown | Ditayangkan 07 Apr 2017

Saat satu pintu tertutup, yakinlah bahwa banyak sekali pintu lain yang lebih baik dan masih terbuka lebar. Akan tetapi, banyak sekali orang yang tak tahu dengan hal tersebut, sehingga ketika pintu yang dia tahu tertutup rapat, seakan sudah menutup semua poros dunianya dan membuat ia tak tahu lagi harus kemana.

Jika memang demikian, sebuah kisah yang ditulis oleh dokter hebat ini mungkin mampu menyembuhkan gundahnya hati yang kini tengah terisi dengan masalah tak berarti.

Bismillahirrahmanirrahim,

Ketika Rasulullah SAW diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang besar dan dikenang oleh sejarah. Ahmad ibn Hambal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karena itu ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab.

Ulasan terkait : Untukmu yang Memilih Wanita Itu, Pada Akhirnya Aku Hanya Bisa Bersyukur

As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah  ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ibnu Taimiyyah pernah dipenjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya.  Buya Hamka menyelesaikan Tafsir Al-Azhar ketika dipenjara. Dr. Aidh Adullah Al Qarni menyelesaikan 100 halaman pertama La Tahzan ketika dipenjara.

Ketika Ibnul Atsir dipecat dari jabatannya, ia malah berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami’ul Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadist. Dan tetap berkarya meskipun lumpuh tangan dan kakinya. Ibnul Jawzy, ia pernah diasingkan dari Baghdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab’ah.

Malik ibn ar-Raib terjangkit suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan bersejarah, mengalahkan karya-karya para penyair besar zaman Abbasiyah.  Lalu ketika semua anak Abi Dzuaib al-Hudzali mati dan meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan syair-syair puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.

Nelson Mandela, berjuang sejak usia 25 tahun, lama perjuangannya 67 tahun, dan 27 tahun di antaranya di penjara. Muhammad Hatta juga pernah berpesan, “Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas."

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kisah-kisah mereka? Kawan, jika mendapat cobaan, ujian, kesulitan, kesedihan, maka hasilkan sebuah karya, pencapaian, dan hasil yang pantas dan senilai dengan cobaan itu. Sadarilah, saat tertimpa musibah atau kegagalan, ada hikmah besar yang terkandung di dalamnya.

Ketika sebuah pintu tertutup, pada saat yang sama Allah telah membuka pintu yang lain, tapi sebagian besar manusia lebih memilih meratapi pintu yang tertutup dibandingkan memasuki pintu lain yang telah terbuka. Jika hujan semakin deras, itu tandanya langit akan segera terang. Jika cobaan semakin berat, itu tandanya akan segera usai. Inama al usri usro, sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.


Ulasan terkait : Karena Mencari Pengakuan Itu Hanya Menambah Masalah, Stop dan Bersyukurlah!

Kalau Allah sudah berkata, "Kun fayakun," Maha Suci Allah yang di tangan-Nya segala kekuasaan berada dan kepada-Nya lah semua urusan dikembalikan.

Oleh karena itu, bijaklah dan jangan sampai menoleh ke arah pintu yang tertutup tersebut. Teruslah mencari pintu yang lain, dan syukuri dengan hal-hal yang nantinya akan dilewati, meskipun terjal, mulus, hingga berbatu. Karena dari situlah semua kisah dan cerita yang kelak bisa menjadi sebuah amal kebaikan akan dijelaskan.

(Dilansir dari sebuah artikel yang ditulis oleh dr. Gamal Albinsaid, CEO Indonesia Medika & Motivator Internasional).
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat