Siapa yang tak suka jika ada orang yang tenagh tersenyum maupun tertawa karena melihat adegan lucu bersama? Kata orang tawa merupakan bagian dalam hidup yang memberi warna cerah sehingga membuat hari-hari terasa lebih berarti. Menjadi musuh terbesar bagi tangisan, tawa seakan menjadi penyembuh luka yang sangat murah.
Baca juga : Arwah Penasaran Karena Hutang Belum Lunas! Benarkah Demikian?Namun di samping itu semua, tahukah bahwa tawa juga bisa membahayakan seseorang jika dilakukan terus menerus? Bukan, bukan dianggap gila. Namun lebih dari itu, tawa yang banyak tersebut bisa membunuh hati! Bagaimana bisa?
Rasulullah telah menjelaskan bahwa ketika kita banyak tertawa, sesungguhnya itu akan melenyapkan fungsi hati. Banyak tertawa akan mematikan hati kita yang mulanya hidup Rasulullah bersabda, “
Janganlah engkau memperbanyak tawa, karena sesungguhnya banyak tawa akan mematikan hati.” (HR. at-Tirmidzi)
Yang dimaksud dengan mematikan hati adalah menjadikan hati lalai dari mengingat Allah dan kehidupan akhirat. Dan sesungguhnya ketika hati manusia lalai dari mengingat Allah, maka sesungguhnya kematian lebih dekat daripada kehidupan itu sendiri.
Dibolehkan bagi seorang Mukmin untuk tertawa dan bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya, sebab Rasulullah bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya. Seperti yang disebutkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Saw menyuruh seorang pria menaiki anak unta, maka orang itu berkata, “
Apa yang akan saya perbuat terhadap anak unta betina ini?” Lalu Rasulullah bersabda, “
Bukankah unta betina itu akan melahirkan unta jantan?” (HR. at-Tirmidzi)
Bagi orang-orang yang memperhatikan kehidupan Rasulullah Saw, maka ia akan mengetahui bahwa Rasulullah adalah pribadi yang suka senda gurau dan tawa. Akan tetapi beliau bukanlah pribadi yang banyak tawanya sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin Samurah, ia berkata, “
Bahwa pada kedua betis Rasulullah terdapat kehalusan dan bahwa beliau tidak tertawa kecuali tersenyum.” (HR. Ahmad).
Rasulullah dalam senda guraunya tidak berkata-kata kecuali kbenaran, sebab seorang Mukmin perlu menghibur diri untuk mengusir kejenuhan dan untuk memperbaharui semangat. Para sahabat Rasulullah sering berkumpul hingga mereka saling tertwa dan senda gurau anatar satu dengan yang lainnya. Namun senda gurau dan tertawa yang mereka lakukan tidaklah berlebihan.
Baca juga : Bagaimana Jika Sedang Sholat Ada yang Lewat di Depan Kita?Orang yang konsisten hendaknya bersikap serius dalam hidupnya. Namun mengetahui waktu-waktu yang tepat untuk bersenda gurau. Apabila seseorang terbiasa untuk tertawa dan bersenda gurau, maka hatinya menjadi keras dan sebagai akibatnya adalah ketika dinasihati itu tidak akan berguna bagi dirinya. Apabila ia diingatkan amka ia tidak akan pernah sadar, karena hatinya telah terlanjur dipenuhi canda, gurau, dan tawa hingga menjadikannya lemah.
Astaghfirullah, semoga saja kita selalu ingat akan berbahayanya tawa jika tidak dalam porsi yang pas. Tersenyum dan tertawa seperlunya dan jangan berlebihan. Bukannya untuk melarang seseorang tertawa, akan tetapi alangkah lebih baik jika tertawa secukupnya itu mampu menyelamatkan perasaan seseorang dan juga hati diri sendiri.