Wahai Lelaki, Jangan Mau Difitnah Apalagi Diuji! Oleh Siapa? Wanita Jelasnya

Penulis Unknown | Ditayangkan 27 Apr 2017

Menjadi seorang lelaki, mungkin ada kalanya seseorang yang dikenal dengan ketegasan dan juga rasa pantang takutnya itu bisa kalah dan teruji hanya karena satu hal. Hingga rasa takut pun bisa saja menyerang, sampai akhirnya hatinya lemah dan menangis pun jadi jalan keluar.

Siapa yang bisa membuat lelaki sampai seperti itu? Jawabannya satu, seorang wanita. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW telah memberi peringatan kepada umatnya khususnya kepada kaum laki-laki yakni tentang ujian dan fitnah terhadap kaum wanita dengan sabdanya.

Tidaklah aku tinggalkan fitnah ujian yang lebih berat atas laki-laki melebihi wanita.

Perlu dipahami dan dimengerti apa saja yang termasuk fitnah dan ujian tersebut. Sebab disatu sisi wanita juga sangat dimuliakan dalam Islam, bahkan dalam Al-Qur’an sendiri ada surat An-Nisa yang berarti perempuan atau wanita. Dalam hadits pula Rasulullah Saw juga menjelaskan pentingnya berbakti kepada ibu yang berbanding tiga denga ayah.

Artikel pilihan : Pacu Adrenalin dan Terasa Nikmat, Tak Tahukah Bahwa Indahnya Selingkuh Itu Fatamorgana?

Beberapa ujian wanita dari segi aurat sudah jelas. Berikutnya adalah ujian yang datang dari kaum hawa yang perlu dipahami dan hindari seperti disitat dari Percikan Iman:

Ingin berduaan dengan wanita


Keinginan untuk selalu berduaan (khalawat) dengan wanita sangat besar pada seorang pria. Diterangkan dalam sebuah hadits, “Janganlah seorang pria berkhalawat dengan seorang wanita kecuali bersama muhrim, dan janganlah seorang wanita berpergian kecuali bersama muhrim.” Lalu bertanyalah seorang pria, “Istriku telah berangkat haji sementara aku telah menetapkan untuk mengikuti peperangan, jadi bagimana?” Rasulullah saw. menjawab, “Berangkatlah haji bersama istrimu.” (H.R. Muslim)

Dari hadits tersebut, peluang dan keinginan untuk berduaan dengan wanita yang bukan muhrim harus dihindari, bahkan bagi yang sudah beristri lebih utama mendampingi dan didampingi istri, agar terhindar dari berkhalawat dengan wanita lain.

Termasuk di dalamnya, pria berhati-hati terhadap ipar wanita (sebaliknya, wanita terhadap ipar laki-laki), “Hindarilah olehmu menjumpai wanita.” Seorang Anshar bertanya, “Bagaimana jika al-hamwu (saudari istri atau suami).” Beliau menjawab, “Dia itu al-mawt (berbahaya) tidak boleh berkhalwat dengannya.” (H.R. Muslim)

Menjaga kehormatan


Coba simak salah satu lirik lagu yang sering diputar di radio, televisi, dan mal akhir-akhir ini. Lagu tersebut dapat mempresentasikan hasrat naluri umumnya komunitas pria:

Aku adalah lelaki yang tak pernah lelah mencari wanita

Aku adalah lelaki yang selalu gundah menunggu wanitaku

Aku adalah lelaki yang pantang menyerah memikat wanita,

Aku adalah lelaki yang selalu ingin dibuai wanitaku.

Tolong dekati aku, tolong hampiri aku, tolong jamahi aku,

Agar aku bijaksana, agar aku bahagia, agar aku merasakan cinta.

Naluriku sebagai lelaki, membuatku menginginkan berjuta wanita di sisiku.

Naluriku sebagai lelaki, membuatku merindukan pujaan dari wanita.

Agresivitas kaum pria untuk menjerat wanita ke dalam pelukannya sangat berbahaya karena dominasi pikiran dan nafsu untuk memiliki wanita dalam jumlah tak berbatas. Tentunya, kekecualian hanya dimiliki oleh pria beriman, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Q.S. An-Nur 24: 30)

Sesungguhnya, beruntung orang-orang yang beriman…orang yang memelihara kemaluannya kecuali kepada pasangan mereka(azwaajihim, istri-istrimu) …, tetapi barangsiapa mencari di balik itu (zina dan sebagainya) maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas …” (Q.S. Al Mu’minun 23: 1,5-7).

Menjaga keperjakaan sampai saatnya menikah, dan hanya berhubungan dengan istrinya, adalah kewajiban pria beriman (juga, wanita beriman). Pria harus waspada karena banyak wanita yang agresif sekaliber Siti Zulaikha yang menggoda Yusuf a.s. (Q.S. Yusf 12: 23-25). Konsekuensi, apabila manusia tidak bisa memelihara kehormatan dirinya, tidak akan termasuk orang-orang yang akan mewarisi Surga Firdaus. (Q.S. Al Mu’minuun 23: 10,11).

Tidak menyentuh wanita


Telah dicontohkan Rasulullah saw. bahwa beliau mengambil janji wanita mukminah (ber-baiat) saat berhijrah dengan ucapan saja, tidak menyentuh seorang pun dari mereka. “Sesunggunya aku (Rasulullah saw.) tidak pernah bersalaman dengan wanita bukan muhrim.” (H.R. Bukhari)

Isi baiatnya difirmankan Allah swt. sebagai berikut, “Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk berbaiat kepadamu bahwa mereka tidak akan memersekutukan sesuatu dengan Allah swt., tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka….” (Q.S. Al Mumtahanah 60: 12).

Gerakan mengundang


Allah swt. melarang wanita melenggang untuk memikat lawan jenis, “ … dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.” (Q.S. An-Nur 24: 31). Maka dari itu, bergeraklah sesuai dengan fungsinya, jangan diselimuti niat untuk menampilkan diri sehingga mengundang dan menarik perhatian pria. Apalagi gerakan sensual, erotis, aneka goyang, termasuk pula kegiatan peragaan busana, yang dipertontonkan kepada pria yang bukan muhrim.


Artikel pilihan : Masih Ingin Bermuka Dua? Siap Saja Terima Siksa Mengerikan Ini untuk Orang yang Munafik!

Ujian dalam berdialog


Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (Q.S. Al Ahzab 33: 32). Wanita yang melemahlembutkan suara untuk merayu, memikat, menggoda laki-laki adalah salah satu stimulasi terjadinya keinginan buruk.

Padahal, ingatlah firman Allah swt., “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (mencatat amal).” (Q.S. Qaaf 50: 18).

Juga hadits, “Orang muslim itu ialah orang-orang Islam yang selamat dari lidah dan tangannya.” (H.R. Muslim). Maksudnya, ia bisa menjaga diri dan tidak merampas atau merusak hak-hak orang lain, tidak mengajak berbuat dosa dan maksiat.

Demikian beberapa sumber fitnah dan ujian yang khusus datang dari kaum wanita. Semoga Allah Swt menjaga dan melindungi kita dari hal tersebut dan menjadikan kita sebagai wanita yang shalehah sebagai perhiasan dunia dan bidadari surga. Aamiin. Wallahu a’lam.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat