Sebagai hamba Allâh Ta’ala, semua manusia dalam kehidupan di dunia ini tidak akan luput dari berbagai macam cobaan, baik berupa kesusahan maupun kesenangan. Hal itu merupakan sunnatullâh yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.
Allâh Ta’ala berfirman:
Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (Qs al-Anbiyâ’/21:35)
Ulasan terkait : "Ustadz, Kapan Allah SWT Akan Menyadarkanku, Bisakah Aku Berubah Hari Ini?"Imam Ibnu Katsîr rahimahullâh berkata:
“
(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang berputus asa”.
Musibah atau pun masalah akan tetap ada selama kita hidup. Seseorang yang sedang mendapatkan musibah tentunya akan merasa sangat berat dan menyulitkan. Namun ternyata, setiap musibah dan masalah itu bisa terasa ringan dengan beberapa cara di bawah ini.
1. Melihat setiap musibah yang terjadi dalam hidup ini sebagai pahala yang tengah Allah siapkan bagi hambanya yang sabar. Allah telah berfirman, “
Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)
2. Musibah yang menimpa diri Anda itu jauh lebih ringan dibandingkan dengan yang menimpa orang lain. Yakini hati, bahwa musibah yang kita hadapi saat ini tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan saudara-saudara kita di luar sana.
3. Yakinilah bahwa setiap masalah yang tengah kita hadapi hanyalah sementara. Ini semua akan berakhir. Begitu pula dengan dunia dan seisinya.
4. Melakukan ubudiyah dalam sebuah kepasrahan pada saat-saat tertekan terkadang lebih agung dibandingkan dengan yang dilakukan pada saat-saat bahagia.
5. Jangan pernah menghindari dari masalah. Hadapilah setiap masalah yang sedang menghampiri kita. Karena dari sebuah masalah lah kita akan belajar bagaimana menjadi seorang dewasa yang sesungguhnya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراْْْ, إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً ً
“
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Alam Nasyrah: 5-6)
Ulasan terkait : Ketika Banyak yang Menunggu Mereka Pergi Hanya untuk Warisan, Bagaimana Kiranya Hati Ibumu Saat Ini?Ini merupakan janji Allah, tidak pernah kita menemui manusia yang selalu merasa kesulitan dan kesedihan, semua pasti ada akhir dan ujungnya. Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan, susah-senang, lapar-kenyang, kaya-miskin, sakit-sehat. Salah satu hikmah Allah menciptakan sakit agar kita bisa merasakan nikmatnya sehat. sebagaimana orang yang makan, ia tidak bisa menikmati kenyang yang begitu nikmatnya apabila ia tidak merasakan lapar, jika ia merasa agak kenyang atau kenyang maka selezat apapun makanan tidak bisa ia nikmati.
Begitu juga dengan nikmat kesehatan, kita baru bisa merasakan nikmatnya sehat setelah merasa sakit sehingga kita senantiasa bersyukur, merasa senang dan tidak pernah melalaikan lagi nikmat kesehatan serta selalu menggunakan nikmat kesehatan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat. Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“
Ada dua kenikmatan yang sering terlupakan oleh banyak orang: nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari, no: 5933)
Kunci untuk bisa membuat musibah apa pun menjadi ringan di mata kita adalah keimanan yang bersarang di dada kita. Jika iman kita kuat, maka ringan pula lah seluruh musibah yang menimpa diri kita, namun jika iman kita lemah bahkan nyaris tidak ada, maka musibah paling kecil pun akan terlihat besar di mata kita.
Wallahu ‘alam.