Memandikan jenazah merupakan sebuah profesi yang mulia. Tapi sayangnya banyak dipandang sebelah mata. Meski begitu, ibu 48 tahun ini masih tetap menjalani pekerjaannya itu selama 13 tahun.
BACA JUGA: Berniat Pasang BEHEL? Yakin Masih Mau, Jika Tahu Dosanya Sebesar IniDikutip dari tribunnews, Malah tak jarang keluarga dari korban yang pingsan dan histeris bisa redam setelah diberi jampe-jampe oleh Siti Yunengsih. Ibu yang tinggal di kampung Babakan, Desa Banjarwaru, Ciawi, Kabupaten Bogor ini berujar bahwa dirinya menjalani profesi tersebut dengan niat ibadah.
⠀
"Belum, saya belum pernah, kalo abis mandiian ada ririwa (gentayangan) itu belum pernah, ya niatnya ibadah. Kadang ada orang pingsan, keluarganya, saya kasih jampe-jampe," katanya.
⠀
Ibu 4 anak itu bercerita jika kerjanya itu berawal saat diajak oleh ibunya, Iyong Sopiah, yang juga tokoh masyarakat di Ciawi dan dikenal sebagai pemandi jenazah.
⠀
Sebelum sang ibu wafat, Enen pun sudah disuruh untuk mencoba memandikan mayat saat itu ketika bibinya meninggal
⠀
Sejak saat itulah Enen mulai menjadi penerus memandikan jenazah sejak sang ibu wafat ketika berumur 87 tahun.
⠀
"Awalnya, dulu pas bibi meninggal, silahkan belajar mandiin, kata emak. Ada lagi yang meninggal, terus lagi," ungkapnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (21/7/2017).
Sampai saat ini wanita yang akrab disapa Enen itu bertugas di rumah sakit. Bahkan ia sudah tak asing lagi jika dihadapkan dengan jenazah yang bentuknya sudah tidak utuh.
⠀
"Awalnya takut, kalo (mandikan jenazah) di rumah sakit, kan ada jenazah yang tubuhnya udah hancur, gitu, tapi udah sekali, selanjutnya udah biasa," ungkap Enen kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (21/7/2017).