Menghafal al-Quran adalah ibadah jika itu dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT dan bukan untuk mengharapkan pujian di dunia.
Bahkan salah satu ciri orang yang berilmu menurut standar al-Quran, adalah mereka yang memiliki hafalan al-Quran. Allah SWT berfirman,
بَلْ هُوَ آَيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآَيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
"Bahkan, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata, yang ada di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu". (QS. al-Ankabut: 49).
Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW yang disampaikan dari Buraidah Al Aslami RAu, ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
“Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika penghafalnya keluar dari kubur.
Al Quran akan berwujud seseorang dan bertanya kepada penghafalnya ‘apakah anda mengenalku?’
Penghafal tadi menjawab ‘saya tidak mengenal kamu’.
Al Quran berkata ‘Saya adalah kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tak tidur di siang hari.
Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan.
Penghafal AL Quran tadi pun di beri kekuasaan di tangan kanannya, di beri kekekalan di tangan kirinya dan diatas kepalanya mahkota perkasa.
Sebagai orang tua ingin menjadikan anak kita sebagai hafidz/hafidzah Qur’an.
Saat seorang anak-anak menghafalkan sesuatu maka itu bagaikan menulis di sebuah batu yang ketika sudah tertulis / terukir maka akan melekat kuat dan sulit hilang.
Karena itu marilah kita didik anak-anak kita membaca dan menghafal Al-Qur’an sejak dini.
Berikut ini kiat-kiat dalam usaha menjadikan anak kita sebagai hafidz/hafidzah Qur’an:
Syarat untuk bisa memiliki anak yang shaleh adalah memastikan apa saja yang masuk ke dalam tubuh sang anak haruslah dari sumber yang halal dan makanan yang bersifat halal.
Terlebih lagi jika anaknya menjadi seorang penghafal Al Quran.
Lewat pemberian asupan yang halal, setiap doa yang dipanjatkan akan cepat mustajab dan anak jadi lebih mudah diarahkan.
Pernyataan ini bersumber dari Hadist Nabi.
“Wahai Saad perbaikilah makananmu, makanlah dari makanan yang baik-baik. Niscaya kamu akan menjadi orang yang mustajab doanya” (HR Ath Thabrani)
Selain memberikan asupan yang halal dan toyyib, maka langkah selanjutnya adalah mengenalkan Al Quran sejak dini kepada anak yaitu pada masa mereka masih balita.
Tujuannya adalah agar setiap lantunan ayatnya tidak asing di pendengaran mereka.
Teknik yang dilakukan supaya anak hafiz ini sama seperti saat kita mengajak anak untuk bisa berbicara yang dimulai dengan mendengar sesuatu dari orang tuanya.
Sifat anak yang masih balita adalah mudah menyerap berbagai hal yang ada di sekitarnya.
Terlebih jika hal tersebut dilakukan secara berulang-ulang.
Jadi perdengarkanlah lantunan ayat Al Quran dimanapun dan kapanpun.
Mau tidak mau, orang tua akan menjadi cermin yang mempengaruhi perkembangan anak.
Lalu bagaimana menjadikan seorang anak bisa menghafal Al Quran?
Sebagai orang tua yang baik apalagi berkeinginan agar sang anak bisa menghafalkan Al Quran mulailah menghafalkan Al Quran sekarang juga
Bayi atau janin yang masih berada dalam kandungan memiliki kemampuan untuk mendengarkan lingkungan yang ada di luar tubuh sang ibu.
Otaknya pun mampu berkembang dari sifat pendengarannya tersebut.
Dengan sering mendengarkan Al Quran atau pun membacanya saat mengandung seorang anak.
Itu akan mempermudah anak dalam mengingat setiap ayatnya.
Kelak setelah balita karena secara tidak langsung ia akan memanggil memorinya yang dahulu saat ia berada dalam kandungan.
Masa anak-anak memang menjadi masanya untuk bermain.
Ini yang membuat mereka sulit untuk fokus pada satu hal dan mudahnya teralihkan oleh hal lain.
Sehingga sebagai orang tua, kita perlu membuat strategi agar anak bisa menghafal Al Quran secara cepat dan efektif.
Salah satu strateginya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang unik.
Keunikan dari pembelajaran disesuaikan dengan karakter anak tersebut.
Jika anak memiliki sifat hiperaktif, gunakanlah tempelan potongan ayat Al Quran di dinding rumah sehingga saat bergerak kesana kemari, anak masih bisa menghafal Al Quran.
Penghargaan yang diberikan merupakan wujud rasa syukur yang diperoleh dari hasil usaha anak tersebut.
Dengan adanya penghargaan, anak akan lebih termotivasi dari dalam.
Penghargaan atau apresiasi ini bertujuan agar anak bisa terbantu dalam menghafal.
Caranya adalah dengan melakukan gerakan seperti mengangkat jempol ataupun bertepuk tangan.
Bisa juga dengan memberikan pujian dan sesuatu yang disukai oleh anak tersebut.
Sebagai orang tua kita sering menargetkan anak untuk bisa menghafal dalam waktu yang singkat dan intensitas hafalan yang terlalu tinggi pada anak.
Ini karena orang tua ingin agar anaknya bisa melebihi kemampuan mereka atau setara dengan mereka.
Namun orang tua sering lupa bahwa setiap anak memiliki karakter yang berbeda sehingga realistislah dalam menentukan target untuk sang anak dengan tidak memaksakan ataupun memarahi anak saat anak malas menghafal.
Terimalah saat anak malas untuk menghafal Al Quran dengan tetap memberikan kasih sayang yang tulus.
Seseorang yang sukses akan melakukan sesuatu secara tekun atau konsisten.
Kita bisa mencontoh Thomas Alfa Edison yang menjadi penemu bola lampu listrik.
Ia terus mengalami berbagai kegagalan hampir ratusan kali.
Namun dengan konsistensinya, akhirnya dia bisa menciptakan sebuah bola lampu yang kini telah bisa menerangi seluruh dunia.
Begitupun dalam mendidik anak supaya bisa menghafal Al Quran.
Meski anak sudah mulai merasa bosan ataupun rutinitas kita yang terlalu padat.
Sebaiknya jangan berhenti untuk mendukung anak supaya terus berjuang agar bisa menjadi Hafiz.
Karena yang namanya kegagalan hanya ada pada orang yang berhenti untuk mencoba.
Salah satu hadist yang banyak memberikan motivasi kenapa harus menghafal Alqur’an adalah sebagai berikut :
Dari Buraidah RA, Nabi SAW bersabda,
من قرأ القرآن وتعلَّم وعمل به أُلبس والداه يوم القيامة تاجاً من نور ضوؤه مثل ضوء الشمس ، ويكسى والداه حلتين لا تقوم لهما الدنيا فيقولان : بم كسينا هذا ؟ فيقال : بأخذ ولدكما القرآن
Siapa yang menghafal al-Quran, mengkajinya dan mengamalkannya, maka Allah akan memberikan mahkota bagi kedua orang tuanya dari cahaya yang terangnya seperti matahari. Dan kedua orang tuanya akan diberi dua pakaian yang tidak bisa dinilai dengan dunia. Kemudian kedua orang tuanya bertanya, “Mengapa saya sampai diberi pakaian semacam ini?” Lalu disampaikan kepadanya, “Disebabkan anakmu telah mengamalkan al-Quran.” (HR. Hakim 1/756 dan dihasankan al-Abani).
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAWbersabda,
يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً
Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafidz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.”
Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafidz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca. (HR. Turmudzi 3164 dan beliau menilai Hasan shahih).
Iman memang naik turun, demikian pula semangat dalam beribadah dan itu adalah wajar menimpa kepada siapapun.
Kuncinya tetap istiqomah, apapun kondisi adanya.
Dari Aisyah RA, Nabi SAW bersabda,
مَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ ، وَمَثَلُ الَّذِى يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَهْوَ يَتَعَاهَدُهُ وَهْوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ ، فَلَهُ أَجْرَانِ
Orang yang membaca dan menghafal al-Quran, dia bersama para malaikat yang mulia. Sementara orang yang membaca al-Quran, dia berusaha menghafalnya, dan itu menjadi beban baginya, maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari 4937)
Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan agar anak menjadi seorang Hafiz Quran.
Lakukanlah secara konsisten, bimbing anak dan jangan lupa belajar juga buat diri sendiri.
Semoga kita diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak kita menjadi hafidz/hafidzah dan semoga mereka dapat menjadi hafiz/hafidzah sebelum mereka baligh. Aamiin.