26 Hal Seputar Shalat Berjamaah yang Saat ini Malah Banyak Diabaikan

Penulis Taufiq Firmansah | Ditayangkan 26 Mar 2018

Foto via mediaihram.com

Bisa Anda lihat dan rasakan sendiri saat shalat berjamaah...

Dari syarat rukunya, dan sunnah rasul ini banyak diremehkan ketika sholat berjamaah

Sungguh sangat banyak hal-hal yang seharusnya dengannya kita mendapatkan faidah dari shalat berjama’ah, akan tetapi karena hal itu dilalaikan maka faidah-faidah shalat berjama’ah tidak kita dapatkan. Apa hal itu?

Dan satu-satunya acuan yang boleh dijadikan referensi dalam aturan shalat adalah praktek shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah pembawa risalah dari Allah Subhanahu wa Ta`ala dan menjadi teladan dalam segala masalah. Terutama dalam masalah ritual seperti shalat berjama’ah.

Baca juga : Bolehkah Buka Aurat, Bagi Wanita Tua yang Sudah Menopause? Karena Faktanya Banyak

Sebab shalat itu adalah sebuah bentuk ibadah ritual yang aturan serta ketentuannya tidak didasarkan semata-mata kepada pendekatan logika. Melainkan pendekatan sebuah ritus dan hal-hal yang bersifat sakral.

1| Sempurnakan dulu shaf depan

Rasulullah SAW bersabda:

أَتِمُّوا الصَّفَّ الْمُقَدَّمَ ثُمَّ الَّذِي يَلِيهِ فَمَا كَانَ مِنْ نَقْصٍ فَلْيَكُنْ فِي الصَّفِّ الْمُؤَخَّرِ

Rasulullah SAW bersabda: Sempurnakanlah shaf yang paling depan. Kemudian barulah shaf selanjutnya. Bila ada shaf yang tidak sempurna, maka hendaklah itu di shaf paling belakang. | HR. Abu Daud: 574

KETERANGAN:
  • Tidak dipekernankan mengisi shaf kedua bila shaf pertama masih kosong.

2| Berlomba mengisi shaf pertama


لَوْ تَعْلَمُونَ أَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الصَّفِّ الْمُقَدَّمِ لَكَانَتْ قُرْعَةً

Rasulullah SAW bersabda: Seandainya kalian tahu keutamaan shaf pertama, tentu akan diadakan undian untuk mendapatkannya. | HR. Muslim: 663

وَإِنَّ الصَّفَّ الْأَوَّلَ عَلَى مِثْلِ صَفِّ الْمَلاَئِكَةِ وَلَوْ عَلِمْتُمْ مَا فَضِيلَتُهُ لَابْتَدَرْتُمُوهُ

Rasulullah SAW bersabda: Dan sesungguhnya shaf pertama itu seperti shaf para malaikat. Seandainya kalian tahu keutamaan di shaf pertama, tentu kalian akan bersegera mendapatkannya. | HR. Abu Daud: 467

KETERANGAN:
  • Tidak baik mempersilakan orang untuk berdiri di shaf pertama, lalu kita memilih di shaf kedua.

3| Tidak boleh membiasakan di shaf terakhir


لاَ يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ عَنِ الصَّفِّ الْأَوَّلِ حَتَّى يُؤَخِّرَهُمْ اللَّهُ فِي النَّارِ

Rasulullah SAW bersabda: Tidak henti-hentinya seseorang membiasakan mengakhirkan dari shaf pertama (memilih shaf terakhir), hingga di akhirat nanti Allah mengakhirkan mereka masuk neraka. | HR. Abu Daud: 581

KETERANGAN:
  • Ini adalah ancaman serius bagi orang yang kalau Jum’atan selalu melambat-lambat datang sehingga berdiri di shaf terakhir, atau masuk lebih dulu dan lebih memilih duduk di shaf terakhir.

4| Keutamaan shaf pertama


إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya senantiasa bershalawat kepada orang-orang yang berdiri di shaf pertama | HR. Ibnu Majah: 987

5| Shaf pertama dan shaf kedua


قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَعَلَى الثَّانِي قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الصَّفِّ الْأَوَّلِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَعَلَى الثَّانِي قَالَ وَعَلَى الثَّانِي

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk shaf pertama.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Untuk shaf kedua juga.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk shaf pertama.” Mereka berkata: “Wahai Rasulullah! Dan shaf kedua juga.” Beliau mengatakan: “Dan shaf kedua juga.” | HR. Ahmad: 21233

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسْتَغْفِرُ لِلصَّفِّ الْمُقَدَّمِ ثَلاَثًا وَلِلثَّانِي مَرَّةً

Irbad bin Sariyah r.a. berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW memohonkan ampunan untuk shaf pertama hingga tiga kali, sedangkan untuk shaf kedua hanya dua kali. | HR. ibnu Majah: 986

KETERANGAN:
  • Ternyata shaf kedua pun memiliki keutamaan, namun di bawah shaf pertama.

Baca juga : Jika Anda Dikata-katai "SOK SUCI" Balas Saja dengan ini

6| Tidak boleh sendirian di belakang shaf


اسْتَقْبِلْ صَلاَتَكَ لاَ صَلاَةَ لِلَّذِي خَلْفَ الصَّفِّ

Rasulullah SAW bersabda: Ulangi shalatmu itu. Tidak ada shalat bagi orang yang sendirian di belakang shaf | HR. Ibnu Majah: 993

KETERANGAN:
  • Ini berlaku bila shaf pertama masih kosong. Bila sudah penuh, tak apa-apa shalat sendirian di belakang shaf.

7| Hukum menarik orang dari depan

Menarik orang dari depan itu hadisnya dla’if. Berikut ini redaksi hadisnya:

إِذَا انْتَهَى أَحَدُكُمْ إِلَى الصَّفِّ وَقَدْ تَمَّ فَلْيَجْذِبْ إِلَيْهِ رَجُلاً يُقِيْمُهُ إِلَى جَنْبِهِ

Apabila seseorang dari kalian sudah sampai shaf, sedangkan shaf di depan sudah penuh, maka hendaklah dia tarik seseorang (dari depan) untuk berdiri di sampingnya. | HR. Tabrani: 7764

Hadis ini disampaikan oleh Bisr bin Ibrahim. Dia suka memalsukan hadis.

8| Empat kewajiban dalam shaf


سَوُّوا صُفُوفَكُمْ وَحَاذُوا بَيْنَ مَنَاكِبِكُمْ وَلِينُوا فِي أَيْدِي إِخْوَانِكُمْ وَسُدُّوا الْخَلَلَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ بَيْنَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْحَذَفِ يَعْنِي أَوْلَادَ الضَّأْنِ الصِّغَارَ

Rasulullah SAW bersabda: “Luruskanlah shaf-shaf kalian, ratakanlah pundak-pundak kalian, besikaplah lembut pada tangan saudara-saudara kalian, dan tutuplah celah-celah, karena setan masuk di antara kalian seperti anak-anak domba yang masih kecil.” | HR. Ahmad: 21233

KETERANGAN:

Ada empat hal yang dipesankan oleh hadis ini:
  • Meluruskan shaf
  • Meratakan pundak
  • Bersikap lemah lembut
  • Menutupi celah-celah shaf

9| Pengertian ‘lemah lembut’

Tentang sabda Rasulullah harus bersikap lembut dalam shaf, dijelaskan oleh Abu Daud berikut ini:

إِذَا جَاءَ رَجُلٌ إِلَى الصَّفِّ فَذَهَبَ يَدْخُلُ فِيهِ فَيَنْبَغِي أَنْ يُلِينَ لَهُ كُلُّ رَجُلٍ مَنْكِبَيْهِ حَتَّى يَدْخُلَ فِي الصَّفِّ

Apabila seseorang datang terlambat masuk ke dalam shaf, lalu dia berusaha untuk masuk ke celah shaf, maka setiap orang yang sudah berdiri di shaf wajib melunakkan pundaknya, sehingga dia masuk ke dalam shaf tersebut.

10| Shaf seperti malaikat


أَلاَ تَصُفُّونَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا قَالَ يُتِمُّونَ الصُّفُوفَ الْأُوَلَ وَيَتَرَاصُّونَ فِي الصَّفِّ

Rasulullah SAW bersabda: Apakah kalian tidak bisa berbaris seperti malaikat berbaris di hadapan Tuhan mereka?” Kami bertanya: “Wahai Rasulullah! Bagaimana malaikat berbaris di hadapan Tuhan mereka?” Beliau menjawab: “Mereka sempurnakan shaf pertama terlebih dulu dan mereka merapatkan barisan.” | HR. Muslim: 651

KETERANGAN:

Ada dua hal yang dipesankan hadis ini:
  • Sempurnakan shaf pertama dulu
  • Berbaris dengan rapat

11| Kenapa harus rapat?


رَاصُّوا الصُّفُوفَ فَإِنَّ الشَّيَاطِينَ تَقُومُ فِي الْخَلَلِ

Rasulullah SAW bersabda: Rapatkanlah barisan shaf, karena setan akan berdiri di celah-celah barisan. | HR. Ahmad: 12113

12| Ukuran kerapatan shaf


فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَلْزَقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ

Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Aku lihat ada laki-laki yang menempelkan pundak dengan pundak saudaranya, lutut dengan lutut saudaranya, dan mata kaki dengan mata kaki saudaranya. | HR. Abu Daud: 566

13| Jangan biarkan shaf kosong


وَلاَ تَذَرُوا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللَّهُ

Rasulullah SAW bersabda: Dan janganlah kalian biarkan celah-celah setan. Allah akan menjalin hubungan dengan orang yang menghubungkan shaf. Dan Allah akan memutuskan hubungan dengan orang yang membiarkan shaf terputus | HR. Abu Daud: 570

KETERANGAN:
  • Ini adalah kewajiban bagi yang melihat shaf kosong. Dia tidak boleh berdiri di shaf berikutnya, tetapi dia harus mengisi shaf kosong tersebut. Walaupun dia sudah dalam keadaan shalat, maka dia bisa maju, dan Insya Allah tidak membatalkan shalatnya.

14| Penentu kesempurnaan shalat

Shalat berjama’ah yang sempurna, diukur dari lurus dan rapatnya shaf.

إِنَّ مِنْ تَمَامِ الصَّلَاةِ إِقَامَةَ الصَّفِّ

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di antara kesempurnaan shalat ialah shaf yang tegak (yaitu lurus dan rapat) | HR. Ahmad: 13932

15| Imam mengingatkan shaf


أَقْبَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى النَّاسِ بِوَجْهِهِ فَقَالَ أَقِيمُوا صُفُوفَكُمْ ثَلَاثًا وَاللَّهِ لَتُقِيمُنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللَّهُ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ

Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Rasulullah SAW menghadapkan wajahnya ke para makmum, lalu beliau mengatakan: “Tegakkanlah shaf kalian. Tegakkanlah shaf kalian. Tegakkanlah shaf kalian. Demi Allah kalian menegakkan shaf kalian, atau Allah akan membuat hati kalian selalu berselisih. | Abu Daud: 566


16| Imam mengatur shaf


كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَخَلَّلُ الصُّفُوفَ مِنْ نَاحِيَةٍ إِلَى نَاحِيَةٍ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا وَصُدُورَنَا وَيَقُولُ لاَ تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ

Barro bin Azib r.a. berkata: Adalah Rasulullah SAW mensela-sela shaf, dari ujung ke ujung, sambil mengusap pundak dan dada kami. Beliau mengatakan: “Janganlah kalian acak-acakan, nanti hati-hati kalian akan acak-acakan juga.” | HR. Nasai: 802

17| Keutamaan mengisi shaf kosong


إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الَّذِينَ يَصِلُونَ الصُّفُوفَ وَمَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً

Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah dan para malaikat senantiasa bershalawat kepada orang yang menghubungkan shaf. Dan siapa yang mengisi celah yang kosong, maka Allah angkat bagi dia satu derajat. | HR. Ibnu Majah: 985

18| Shaf untuk makmum seorang

Makmum seorang berdiri di samping kanan Imam.

فَقُمْتُ عَنْ يَسَارِهِ فَجَعَلَنِي عَنْ يَمِينِهِ

Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Aku berdiri di samping kiri beliau (yaitu Rasulullah), lalu beliau memindahkan aku ke sebelah kanannya. | HR. 114

19| Shaf untuk makmum wanita

Makmum seorang wanita, berdiri di belakang Imam.

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّهُ وَامْرَأَةً مِنْهُمْ فَجَعَلَهُ عَنْ يَمِينِهِ وَالْمَرْأَةَ خَلْفَ ذَلِكَ

Anas bin Malik r.a. berkata: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. shalat mengimaminya dan seorang wanita. Maka beliau menempatkannya di sebelah kanan, sedangkan wanita itu di belakang. | Hr. Bukhori no: 515

20| Shaf untuk dua orang laki-laki atau lebih

Makmum dua orang atau lebih berdiri di belakang Imam.

ثُمَّ جِئْتُ حَتَّى قُمْتُ عَنْ يَسَارِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ بِيَدِي فَأَدَارَنِي حَتَّى أَقَامَنِي عَنْ يَمِينِهِ ثُمَّ جَاءَ جَبَّارُ بْنُ صَخْرٍ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ جَاءَ فَقَامَ عَنْ يَسَارِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدَيْنَا جَمِيعًا فَدَفَعَنَا حَتَّى أَقَامَنَا خَلْفَهُ

Jabir bin Abdillah r.a. berkata: Kemudian aku datang lalu aku berdiri di sebelah kiri Rasulullah s.a.w. Segeralah beliau memegang tanganku dan memindahkan aku sehingga aku berdiri di sebelah kanannya. Kemudian datanglah Jabbar bin Shakr, berwudlu lalu datang dan berdiri di sebelah kiri Rasulullah s.a.w., maka beliau memegang dua tangan kami, lalu mendorong kami sehingga kami berdua berdiri di belakang beliau. | Hr. Muslim:5328

Baca juga : Sedang Makan Mendengar Suara Adzan, Lanjut Makan atau Jawab Adzan?


21| Shaf wanita di belakang shaf laki-laki

Shaf wanita di belakang shaf laki-laki.

ثُمَّ قَامَ فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ تَطَوُّعًا فَقَامَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ وَأُمُّ حَرَامٍ خَلْفَنَا

Anas bin Malik r.a. berkata: … kemudian Rasulullah s.a.w. berdiri mengimam kami dua raka’at shalat sunnat. Berdirilah Ummu Sulaim dan Ummu Haram di belakang kami. | Hr. Abu Daud: 514

22| Shaf orang dewasa dan anak kecil

Orang dewasa satu shaf dengan anak kecil.

وَصَفَفْتُ وَالْيَتِيمَ وَرَاءَهُ

Anas bin Malik r.a. berkata: … aku berdiri satu shaf dengan seorang anak yatim di belakang Rasulullah s.a.w., | Hr. Bukhori: 367

23| Hukum anak kecil mengisi shaf depan

Hadis yang menegaskan anak kecil tidak boleh di shaf pertama adalah hadis dla’if. Berikut teks hadisnya:

أَلَا أُحَدِّثُكُمْ بِصَلاَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَصَفَّ الرِّجَالَ وَصَفَّ خَلْفَهُمُ الْغِلْمَانَ ثُمَّ صَلَّى بِهِمْ

Maukah aku beritahukan kepada kalian cara shalat Nabi s.a.w. Pertama-tama dibacakan iqamat, lalu diatur shaf laki-laki, dan diatur shaf anak-anak kecil di belakang mereka, kemudian setelah itu barulah beliau shalat. | Hr. Abu Daud: 579.

KETERANGAN:
  • Hadis ini dla’if karena disampaikan oleh Syahr bin Hausyab. Dia perowi yang banyak memutuskan hadis dan banyak menduga-duga dalam meriwayatkan hadis.

24| Shaf terbaik bagi wanita


خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجَالِ أَوَّلُهَا وَشَرُّهَا آخِرُهَا وَخَيْرُ صُفُوفِ النِّسَاءِ آخِرُهَا وَشَرُّهَا أَوَّلُهَا

Shaf terbaik bagi laki-laki ialah yang paling depan, dan yang terburuk ialah yang paling belakang. Sedangkan shaf terbaik bagi wanita ialah yang paling belakang, sedangkan yang terburuk ialah yang paling depan. | HR. Muslim: 664

KETERANGAN:
  • Namun tetap saja wanita mengatur shaf dari depan, bukan dari belakang, sebagaimana diperintahkan Nabi SAW untuk mengisi shaf depan terlebih dulu.

25| Wanita mengimami jama’ah wanita

Dia berdiri sejajar dengan makmum di shaf pertama dan di tengah-tengah.

Atsar dari Aisyah r.a.

Dalam riwayat Abdurrozzaq, Aisyah mengimami kaum wanita dan berdiri di tengah-tengah shaf, bukan di depan shaf.

Dalam riwayat Daruquthni dan Baihaqi, beliau mengimami mereka di dalam shalat wajib.

Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah dan Hakim.

Diriwayatkan oleh Muhammad bin Al-Hasan, bahwa Aisyah r.a. mengimami jama’ah wanita di waktu shalat tarawih, dan beliau berdiri di tengah-tengah shaf, bukan di depan.

Atsar dari Ummu Salamah r.a.

Diriwayatkan oleh Syafi’I, Abdurrozaq dan Ibnu Abi Syaibah, bahwa Ummu Salamah pernah menjadi Imam dan berdiri di tengah-tengah mereka, bukan di depan.

Menurut riwayat Abdurrozaq, saat itu Ummu Salamah mengimami shalat Ashar.

Semua keterangan ini dapat dirujuk pada Kitab Aunul Ma’bud Juz II halaman 212.

Namun bisa pula Imam wanita di depan shaf pertama, berdasarkan hadis Nabi SAW:

وَصَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

Dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. | HR. Bukhori: 595

Secara umum, perintah ini ditujukan kepada laki-laki dan wanita. Sebagaimana Imam laki-laki berdiri di depan shaf pertama, demikian pula halnya dengan Imam wanita. Wallohu a’lam.

26| Benarkah shaf kanan lebih utama?

Shaf kanan lebih utama dari shaf kiri, berdasarkan kepada hadis dla’if berikut ini;

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى مَيَامِنِ الصُّفُوفِ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya selalu bershalawat untuk orang-orang yang berada di sebelah kanan shaf. | HR. Abu Daud: 578

KETERANGAN:
  • Diriwayatkan oleh perowi Mu’awiyah bin Hisyam. Dia hafalannya sangat lemah. Dengan demikian, tidak benar shaf kedua mengatur barisan dari sebelah kanan, tetapi tetap dari tengah atau belakang Imam.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat