Foto via kompasiana.com
Padahal bisa jadi sumber bencana...
Ayah, Ibu jangan sering sering membiarkan anak mengakses handphone Anda...Sehebat apapun Anda dalam mengawasi anak dijamin masih bisa kecolongan... Berikut hal yang sering diabaikan orangtua... yang sama saja dengan menghancurkan masa depan anak...
Ketika kita mulai memegang gawai, berselancar menggunakan internet, maka di sana sudah bertebaran konten pôrnôgrafi yang bebas di akses oleh siapapun.
Baca juga :
4 Produk Makanan Sangat Bahaya Untuk Balita dan ibu Hamil, Padahal Banyak BeredarSudah tak terhitung situs pôrnôgrafi yang di berangus oleh pemerintah, dalam hal ini kominfo sebagai pelaksana tugas.
Masih terkait kasus video pôrnô yang di tonton oleh seorang anak di bawah umur, mirisnya di lakukan di sebelah orang tuanya.
Lalu, siapa yang patut di salahkan terkait hal tersebut?, anak, orang tua, guru ngaji atau sekolah, mungkin juga pemerintah.
Saya rasa hampir semua sekolah dasar sudah mengajarkan pendidikan sêks terhadap siswa-siswinya, walau masih sebatas pengenalan organ tubuh.
Setidaknya mereka paham dulu, apa fungsi dari organ-organ tubuh serta area privasi pada bagian tubuhnya.
Kekhawatiran orang tua, seperti halnya saya yang juga memiliki anak, perlu di sikapi dengan tindakan-tindakan konkrit.
Kekhawatiran tersebut tentu kembali ke peran orang tua, ada yang menyikapinya biasa saja saat anak terbiasa berselancar menggunakan internet.
Ya, biasa saja, dari pada melakukan hal-hal yang berbahaya di luar sana, bermain di rumah akan lebih baik.
YouTube, adalah layanan video yang paling di gemari dan banyak di akses oleh semua kalangan.
Di dalamnya juga terdapat ribuan konten dewasa yang siap untuk di nikmati.
Saya juga terkadang sering mengakses YouToube baik melalui laptop ataupun smartphone untuk menonton video yang tidak bisa saya tonton di layar televisi.
Video dengan jenis apapun ada, tinggal butuh paket data atau terhubung ke internet.
Pada layanan YouTube inilah, banyak film yang berbau pôrnô, kadang tanpa sensor bebas kita nikmati.
Hal yang menjadi kekhawatiran saya sebagai orang tua, karena seketat apapun pengawasan Anda, pasti kecolongan. Ini bukan sikap pesimistis.
Baca juga :
Bukan Melulu Uang, Ini Fakta Anak yang Dekat dengan Ayahnya Lebih CerdasSaya juga terkadang membebaskan anak saya mengakses YouTube saat libur sekolah, walaupun sudah di carikan tontonan khusus untuk anak-anak, tetap saja ia mengakses video lainya yang ia anggap menarik.
Pernah suatu kali saat ia menceritakan bagaimana proses melahirkan secara caesar, seakan tak percaya, padahal saat itu usianya baru menginjak 4 tahun.
Belum pantas rasanya melihat tontonan semacam itu. Saya menanyakan dari mana ia tahu melahirkan dengan cara membedah perut menggunakan pisau, sungguh mengerikan bagi saya pribadi.
Sayang, ia lupa di mana melihatnya. Saya coba cek pada smartphone dan membuka layanan YouTube. Tak terduga, saya menemukan video melahirkan secara caesar di bagian histori.
Mau tak mau saya harus menjelaskan pelan-pelan terkait video yang ia tonton, ini saya lakukan agar ia tak salah persepsi, walaupun mungkin susah di mengerti karena usianya yang masih sangat belia.
Bisa saja ia memang tak sengaja menyentuh video tersebut, karena memang videonya berbentuk kartun.
Perlu kita ketahui serta pahami, bahwa bukan hanya aplikasi berbagi video seperti YouTube, media sosial serta website tak jelas yang perlu kita waspadai, Anda tentu tak asing dengan yang namanya WhatsApp.
WhatsApp adalah aplikasi pesan instan, chatt menggunakan data internet.
Bukan aplikasinya yang perlu di khawatirkan, namun lebih pada isi dan aktivitas di dalamnya. Instan Messages yang dapat memungkinkan kita mengirimkan gambar serta video dalam kapasitas besar.
Gambar atau video apa saja bebas dikirim dari satu orang ke banyak orang, tanpa filter, tanpa ada rasa khawatir.
Di aplikasi WhatsApp, saya memiliki lebih dari 10 group. Mulai dari group perumahan, teman kuliah dulu, perusahaan tempat kerja sampai beranak pinak pada bagian pekerja lapangan.
Belum lagi setiap mengikuti training selama beberapa hari, langsung saja ada yang kreatif membuat group, padahal setelah itu hanya pembahasan di luar topik yang selalu bertebaran.
Baca juga :
Menuruti Semua Permintaan Anak Justru Bahaya, Perhatikan 15 Hal iniSetiap hari ada saja yang mengirimkan gambar, terkadang video yang sepengamatan saya lebih banyak berbau pôrnô.
'Bukan otak saya yang mesvm', dengan dalih lucu-lucuan, memberi semangat untuk anggota group.
Belum lagi ketika memasuki malam Jumat, nyaris setiap group ada saja member yang mengirimkan foto-foto berbau mesvm, video apa lagi.
Kalau buat saya ya sekedar lucu-lucuan antar member, beda halnya jika dilihat oleh anak di bawah umur.
Lalu di mana letak masalahnya? Terkadang anak-anak kita terkadang meminjam smartphone untuk sekedar ingin melihat foto-foto dokumentasi saat habis berpergian misalnya. Anda tentu tau bahwa jika pesan pada aplikasi WhatsApp yang tidak dilakukan setting, maka otomatis foto bahkan video akan otomatis terdownload, tersimpan di galeri atau storage image.
Lalu apa yang terjadi, tanpa kita sadari anak kita akan bebas menikmati foto, video kiriman dari group yang kita ikuti. Tentu ini hal yang sangat tidak baik, namun hal seperti demikian masih banyak terjadi pada orang tua yang bisa di bilang gagap teknologi.Kemudian pernahkah terpikir oleh kita, apa yang dilakukan anak saat meminjam gawai pada waktu yang tidak bisa kita prediksi.
Bisa saja ia membuka aplikasi WhatsApp karena tertarik melihat kumpulan pesan yang di tandai dengan jumlah pesan yang belum di baca.
Kalau sampai ia buka, kemudian masuk di group, ini jauh lebih mengerikan juga berbahaya.
Perlu di mengerti, tanpa data internet kita masih bisa bebas membaca pesan telah terkirim ke aplikasi WhatsApp.
Beda dengan YouTube atau website yang akan error, jika sambungan internet terputus.
Hampir tiap hari saya selalu sempatkan melakukan cek, menghapus gambar, video yang tidak pantas bila sampai dilihat oleh anak di bawah umur, terlebih anak sendiri.Bicara pemberantasan konten yang berbau pôrnôgrafi bukan hal yang mudah, tapi setidaknya hal-hal yang dekat serta gampang di akses oleh anak yang harus cepat kita lakukan proteksi.
Artinya bukan hanya sekedar mengawasi, memberi pengertian dan arahan, namun membatasinya dari hal yang bisa menjurus ke sana.Sayang sekali, aplikasi instan message sebesar WhatsApp belum sepenuhnya memiliki fitur password saat akan membuka, menggunakan aplikasi tersebut.
Ada sih beberapa aplikasi yang bisa digunakan, namun kita harus mendownloadnya terlebih dahulu, itu juga tak tersedia di playstore atau app store.
Untuk sementara, kita bisa menggunakan aplikasi security seperti; GB WhatsApp, whatslock, atau dari pihak ketiga yang bernama chatlock +.Setidaknya dengan melakukan proteksi pada aplikasi WhatsApp, kita tak perlu lagi cemas gawai dipinjam oleh anak.
Hal-hal berbau pôrnô akan selalu ditemukan oleh anak, untuk itu perlu sekali menjelaskan pelan-pelan tentang bahaya pôrnôgrafi di usia yang belum matang.
Jangan sampai karena kita anggap hal tersebut tak pantas serta masih tabu untuk menjelaskan ke anak, mereka malah mendapatkan penjelasan tentang sêks dari orang lain bahkan referensi yang tak jelas sumbernya.