Foto via merdeka.com
Berawal dari konfik yang terjadi beberapa waktu lalu, membuat sekelompok teroris meledakkan bom di tempat ibadah daerah Surabaya
Motif ini yang membuat kelompok teroris melakukan seranganKapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap kelompok teroris yang meledakan bom di tiga gereja di Surabaya adalah JAD (Jamaah Ansharut Daulah) dan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid).
Motifnya mulai dari terpojoknya ISIS di Suriah hingga kerusuhan yang baru saja terjadi di rutan cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.
Baca juga :
Berita Benar dan Hoax Tentang Bom di Surabaya dan Sidoarjo"Pertanyaannya ini kelompok mana. Ini tidak lepas dari JAD dan JAT yang merupakan afiliasi dari ISIS. Ini di Indonesia pemimpin mereka Aman Abdurahman yang sekarang masih ditahan di Mako Brimob," ungkap Kapolri kepada wartawan di RS Bhayangkara, Surabaya, Minggu (13/5).
"Memang aksi ini diduga yang pertama tingkat internasional. ISIS yang sudah ditekan oleh kekuatan-kekuatan baik dari barat, Amerika dan lain-lain sehingga keadaan terpojok," jelasnya.
"Kemudian memerintahkan semua jaringan termasuk yang sudah kembali ke Indonesia untuk melakukan serangan. Termasuk di London saat ini juga terjadi aksi teror dengan menggunakan pisau," tuturnya.
Lebih jauh, Kapolri menambahkan jika di Indonesia sendiri aksi dipicu oleh sejumlah pimpinan kelompok mereka yang sudah dibekuk Densus 88.
"Aman Abdurahman masih ditahan di Mako Brimob, yang bersangkutan selain terlibat kasus pelatihan militer di Aceh juga peristiwa Bom Thamrin. Salah satu dalang aksi teror di 2016 itu. Sehingga yang bersangkutan diproses kasus bom Thamrin," beber Kapolri.
Setelah Aman Abdurrahman diciduk, ada sosok lain pemimpin kelompok tersebut. Yakni Zainal Anshori. "Setelah mereka (Aman Abdurrahman) diproses, diganti sosok lain Zainal Anshori pimpinan JAD Jatim. Namun, dia juga ditangkap dalam kaitan menyelundupkan senjaata ke Filipina," lanjut Kapolri.
Baca juga :
Pendapat 'Hati' Ketua FPI, Saat Gugatan HTI Tak Dikabulkan PemerintahKarena Aman dan Zainal sudah diciduk Densus, muncul reaksi untuk melakukan pembalasan.
"Kemudian kelompok ini mulai bereaksi untuk membalas. Salah satunya dengan membuat kerusuhan di Mako Brimob, jadi bukan sekadar makanan pemicunya. Peristiwa di Mako Brimob membuat kelompok, sel-sel lain yang memang mereka sudah panas bertambah panas. Karena sudah ada instruksi ISIS di Suria maupun pimpinan tertangkap mereka mengambil momentum pembalasan."