Denada saat menjaga Shakira © instagram.com/risna_ories
Orang tua mana yang ingin anaknya sakit, apalagi Kanker darah
Datangnya penyakit memang tak pernah kita ketahui.
Namun, leukimia paling sering menyerang anak-anak dan remaja. Oleh karena itu orangtua wajib mengetahui penyebab dan gejalanya.Kabar tak menyenangkan muncul dari Denada Tambunan.
Melalui acara Rumpi, Denada mengaku sang putri tengah mendapat perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura, Senin (16/7/2018) seperti dilansir dari
tribunnews.com.Putri semata wayangnya, Shakira Aurum, didiagnosa terkena Leukimia.
Selama 1,5 bulan, Shakira mendapat pengobatan eksklusif.
Hingga saat ini, Denada belum memberitahu Shakira tentang penyakit yang diderita sang buah hati.
Menurut Leukimia dan Lymphoma Society, sebanyak enam puluh ribu orang diperkirakan didiagosis menderita leukimia pada tahun 2016.
Dilansir dari
hellosehat.com, leukimia merupakan salah satu jenis kanker darah yang mempengaruhi produksi dan fungsi sel darah putih dalam melawan infeksi.
Meskipun leukimia
paling sering menyerang anak-anak dan remaja, nyatanya kanker ini juga bisa mempengaruhi pasien pada usia berapa pun.
Apa saja gejala leukimia yang harus kita waspadai?
Gejala leukimia pada dasarnya sulit untuk dikenali kerena tidak memiliki ciri-ciri yang khas.
Meski begitu, leukimia memiliki banyak gejala yang dapat membantu mendeteksi penyakit ini ini, seperti:
1. Darah sukar membeku
Leukimia terjadi karena sel darah putih yang belum matang mengacaukan trombosit darah yang penting untuk proses pembekuan darah. Hal ini yang membuat pasien leukimia sering pengalami perdarahan.
Umumnya jika seseorang terluka, maka darah yang keluar akan segera menggumpal dan aliran darah pun akan segera berhenti.
Namun jika yang terluka dan berdarah adalah penderita leukimia, maka aliran darah akan sangat sulit dihentikan. Jika dilihat, darah yang dikeluarkan pun tidak berwarna merah pekat, melainkan berwarna merah muda.
2. Sering berdarah dan memar
Gejala leukimia yang umum terjadi adalah sering mengalami pendarahan dan memar di bagian tubuh akibat kekurangan trombosit. Trombosit adalah fragmen sel atau sel yang membantu darah untuk membeku.
Rendahnya jumlah trombosit dalam tubuh mengakibatkan keterlambatan pembekuan darah. Tak jarang, muncul bintik-bintik merah atau bahkan keunguan yang disebut petechiae akibat adanya perdarahan minor di dalam kulit.
3. Rentan terkena infeksi
Leukimia terjadi karena sel darah putih yang abnormal, akibatnya berbagai macam kuman yang menyerang tubuh tidak bisa dilawan oleh sel darah putih. Hal ini membuat tubuh jadi rentan terkena infeksi dan sering mengalami demam.
Umumnya, demam pada leukimia sering terjadi dan berlangsung selama beberapa hari dengan kenaikan suhu yang mencapai lebih dari 38 derajat celsius.
4. Nyeri sendi dan tulang
Selanjutnya, penderita leukimia biasanya sering merasakan nyeri pada persendiannya atau di bagian tulang belakang. Bahkan rasa nyeri yang luar biasa ini bisa membuat penderita mengalami demam tinggi. Selain nyeri di bagian sendi dan tulang belakang, penderita leukimia juga sering merasakan nyeri di bagian perut akibat organ hati atau limpa mengalami pembengkakan.
5. Anemia
Anemia adalah salah satu gejala leukimia. Pasalnya anemia terjadi karena seseorang kekurangan sel darah merah.
Oleh sebab itu, penderita leukimia umumnya mengalami anemia yang menyebabkan seseorang mengalami sesak napas, warna kulit pucat, lemah, letih, dan lesu.
Gejala lainnya
Gejala leukimia lainnya adalah sering mimisan, peradangan gusi, mual, demam, menggigil, sakit kepala, nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan secara drastis dan keringat berlebih di malam hari.
BACA JUGA: Sering Mimisan dan Hidung Terasa Tersumbat, Cek Kedokter Sebelum TerlambatHingga kini penyebab pastia utama leukemia masih menjadi perdebatan di kalangan pakar, mengingat sebagian besar pasien leukemia menderita akibat kelainan genetika atau bawaan.
Namun, bukan berarti, anda yang tidak memiliki kelainan genetik dapat tenang. Ada beberapa penyebab gangguan kesehatan yang terbukti membuka peluang seseorang terpapar Leukemia.
Berikut ini adalah beberapa hal yang meningkatkan risiko tersebut dan sebaiknya anda mewaspadainya sejak dini, baik terhadap diri sendiri maupun keluarga.
RokokProduk asal tembakau ini sepertinya menjadi musuh utama kesehatan. Jika anda termasuk penikmat asap yang mengalir lewat mulut dan hidung, maka sebaiknya kini mulai berhati-hati.
Rokok terbukti meningkatkan peluang seseorang terpapar leukemia.
Perokok cenderung menghisap banyak zat kimia berbahaya saat merokok. Partikel-partikel berbahaya itu masuk aliran darah, di sana mereka mengundang masuk banyak gangguan kesehatan.
Perokok aktif di atas usia 60 memiliki risiko dua kali lipat terkena penyakit leukemia.
Human T-Cell Leukemia VirusIni merupakan satu jenis virus yang menyebar akibat berbagi jarum suntik.
Penularan virus ini juga ditimbulkan lewat hubungan seksual, atau ibu pembawa virus yang tengah menyusui bayinya.
Apabila terinfeksi oleh virus Human T-Cell Leukemia, otomatis peluang terpapar penyakit tersebut pun kiat meningkat.
BACA JUGA: Tak Perlu Kedokter, Ini Cara Mudah Membedakan Tahilalat Normal dan Tahilalat Karena Kanker MelanomaTerapi KankerTidak banyak orang di luar sana menyadari fakta bahwa leukemia dapat dipicu oleh beberapa terapi pengobatan kanker.
Pasien yang menjalani terapi radiasi atau jenis kemoterapi tertentu dapat mengembangkan leukemia dalam tubuhnya sejala dengan waktu.
Ketika tidak timbul gejala yang terlihat saat itu juga, anda bisa jadi terjangkit oleh zat-zat terapi itu setelah beberapa tahun lagi, pasca-usai pengobatan.
Bahan KimiaMereka yang bekerja dengan risiko tubuh terpapar benzene dalam konsentrasi tinggi bisa jadi mengembangkan leukemia dalam tubuh sejalan dengan waktu.
Benzene adalah produk utama dalam pabrik kimia. Selain zat tersebut, sering terpapar dengan formaldehida juga memperbesar risiko terkena leukemia.
Kelainan genetikaBeberapa kelainan genetika tertentu juga meningkatkan peluang seseorang terjangkiti leukemia, terutama kelainan yang disebabkan kromosom abnormal.
Down syndrome atau epilepsi kategori serius juga dianggap faktor pemicu leukemia.
Perlu diingat juga, sangat mungkin seseorang terserang leukemia tanpa kehadiran faktor pemicu risiko diatas.Namun peningkatan faktor pemicu membuat anda pun cenderung lebih rentan dengan penyakit tersebut.
Dalam dunia kedokteran beberapa tahun kebelakang, sebuah studi mengklaim bahwa tubuh yang kerap terpapar medan elektromagnetik dapat meningkatkan risiko leukemia.
Namun, hanya sedikit pakar kedokteran yang mendukung klaim tersebut. Fakta yang kini berkembang, gelombang elektromagnetik ikut memicu leukemia masih menjadi perdebatan.
Demikian, semoga Anda dan keluarga lebih waspada lagi dengan gejala-gejala yang mungkin di anggap remeh namun berbahaya bagi kesehatan Anda dan keluarga.