Jangan Sampai Salah, Sebaik-baiknya Sedekah Adalah Kepada Orang Terdekat

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 24 Sep 2018

Sedekah, Gambar ilustrasi dilansir dari pesantrenlansia.com

Salah kaprah jika banyak melakukan sedekah pada orang lain diluar sana, namun orang disekitarnya bahkan keluarga sendiri tak diperhatikan.

Bahkan dalam perumpamaan Mesir dikataka, ” apa yang masih dibutuhkan oleh (orang) rumah, maka haram (disedekahkan) ke masjid”.

Mengenai masalah tersebut, berikut dalinya!

Seperti dikutip dari Syekh Yusri hafidzahullah Ta’ala wa ra’ah dalam pengajian kitab shahih Bukharinya.

Imam Bukhari Ra meriwayatkan, bahwa Abu Talhah Ra adalah salah satu sahabat Baginda Nabi Saw yang kaya di Madinah, diantara yang paling berharga adalah perkebunan kurma yang bernama Bairuha.

Baca Juga:

Dimana posisi kebunnya ini berhadapan dengan masjid Baginda Nabi Saw, dan sering kali Baginda Nabi Saw berkunjung masuk dan meminum dari air sumur yang ada di dalamnya.

Ketika ayat ” لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ” yang artinya: ” Tidaklah akan pernah kalian mendapatkan kebaikan hingga kalian menafkahkan dari apa yang kalian cintai”(QS. Al Imran: 92).

Sahabat Abu Talhah langsung datang kepada baginda SAW dan berkata: ” Wahai Rasulallah sesungguhnya harta yang paling berharga disisiku adalah Bairuha, sesungguhnya bairuha ini sedekah karena Allah dan saya berharap pahalanya di sisi Allah, dan silahkan baginda berikan kepada siapa yang engkau kehendaki”.

Lalu Baginda Nabi Saw pun memerintahkannya untuk membagikannya kepada para kerabatnya, dan Abu Talhah Ra memberikannya kepada kerabat serta anak-anak dari pamannya.

Bersedekah kepada kerabat adalah lebih utama dari pada kepada orang lain yang bukan saudara.

Hal tersebut disebabkan oleh berlipat pahalanya sedekah kepada keluarga, yaitu pahala sillah (menyambung tali persaudaraan) dan pahala sedekah itu sendiri.

Baca Juga:

Ketika Baginda Nabi Saw ditanya tentang salah satu sahabiah yang bernama Zainab Ra yang menafkahkan hartanya untuk suami dan anak-anak yatim yang diasuhnya. Dalam hal ini Baginda Nabi Saw telah bersabda:

” نَعَمْ لَهَا أَجْرَانِ أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ ”

Yang artinya: ” benar, baginda dua pahala, pahala karena (menyambung) kerabat, dan pahalanya bersedekah”(HR. Bukhari).

Jadi sudah jelas bawasanya keluarga dan kerabat adalah orang yang paling berhak untuk mendapatkan kebaikan kita.

Maka, santuni dulu keluarga dan kerabat. Jika sudah, maka baru kemudian silahkan menyantuni orang lain yang membutuhkan.

Demikian, Wallahu A’lam.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat