KI Bocah 9th Meninggal Akibat Sound System, Orangtua Jangan Sepelekan Penyakit Ini

Penulis Cheryl mikayla | Ditayangkan 27 Feb 2019

TKP Bocah 9th asal Surabaya Meninggal akibat suara sound sistem (Foto: faktualnews.co)

Heboh bocah 9th asal Surabaya Meninggal akibat suara sound system tetangga.

Meski tergolong kasus langka, orangtua harus mewaspadai penyakit ini pada Anak!!

Seorang bocah berinisial KI tiba-tiba ditemukan meninggal di depan sound system milik tetangga yang sedang hajatan. Diduga korban yang berusia 9 tahun meninggal karena mendengar suara sound system yang menyala sangat keras.

Seorang saksi yang juga tetangga korban, Tri Basofi Choirul Anwar (23) yang melihat pertama kali korban tertelungkup di depan sound system.

Saat itu sekitar pukul 15.35 WIB, Senin (25/2) saksi melihat korban berjalan di depan sound system. Saat suara sound system dinyalakan sangat keras, tiba-tiba korban ambruk dan tertelungkup.

"Rumah saya di depan rumah yang punya hajat. Saat itu saya berjalan ke arah rumah habis bantu-bantu. Sampai rumah, saya ngobrol dengan istri saya di ruang tamu. Lha pandangan saya terus tertuju pada sound system. Di depannya, ada tubuh anak kecil tertelungkup," kata Tri mengawali ceritanya ke polisi.

Tri lalu mendekati tubuh si bocah. Namun tubuh itu tidak bergerak sama sekali. Tri yang merasa takut lalu memanggil istrinya Dian Safana. Tubuh bocah lalu diangkat Dian dan dimasukkan ke dalam rumah mereka.

"Setelah kami perhatikan ternyata ini anaknya tetangga sebelah. Namanya KI. Tapi sudah meninggal dunia. Saya sama istri memberitahu warga lain dan ada yang melaporkannya ke polisi," tuturnya.

Sebagaimana dikutip dari detik.com, Polisi yang menerima laporan langsung menuju lokasi kejadian. Mereka datang bersama tim medis Puskesmas Garum dan tim identifikasi Polres Blitar.

"Hasil visum luar, korban diduga meninggal karena serangan jantung. Dan dari keterangan keluarganya korban ini perokok akut. Kemungkinan korban memang sudah ada penyakit bagian dalam," kata Kapolsek Garum AKP Rusmin dikonfirmasi.

Fakta ini tentu mengejutkan polisi. Mengingat usia korban masih 9 tahun dan masih duduk di kelas 2 SD. Keterangan lain dari beberapa warga, korban tergolong anak yang hiperaktif dan berani pada orang tuanya.

Terkait volume sound system yang mengeluarkan suara keras saat kejadian, Rusmin menyatakan normal volume orang menggelar hajatan.

Penyelidikan kasus ini tidak dilanjutkan. Sebab, keluarga korban menolak jika jenazah KI diautopsi. Mereka sudah mengikhlaskan kematian KI sebagai sebuah musibah. Keluarganya juga membuat surat pernyataan bermaterai, tidak akan menuntut pihak lain di kemudian hari.

Belajar dari kasus diatas, orangtua tak boleh menganggap enteng penyakit jantung pada anak.


Kejadian yang sama pernah terjadi di Blitar, seorang bocah juga dilaporkan meninggal akibat sound sistem Selasa (26/2/2019) lalu (Foto: istimewa)

Kejadian yang sama juga terjadi di Blitar Selasa (26/2/2019) lalu. Seorang bocah 9th ditemukan tak bernyawa di bawah sound system acara hajatan warga di Dusun Sumberejo, Desa Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Bocah tersebut tewas ketika sound system sedang dibunyikan dengan suara yang sangat keras.

Hasilnya, dari pemeriksaan tim medis diketahui bocah itu tewas diduga akibat serangan jantung yang dipicu suara keras dari sound system.

Serangan jantung adalah kejadian yang sangat serius. Meski biasa menyerang orang usia dewasa, namun nyatanya sakit jantung bisa menimpa siapa saja, termasuk anak-anak.

Ada banyak penyebab serangan jantung pada anak, semuanya bisa berakibat fatal bahkan kematian.

1. Penyakit Jantung Bawaan

Sebagian besar penyakit jantung bawaan berkaitan dengan masalah yang terjadi pada kehamilan, di awal perkembangan jantung anak.

Penyakit ini dapat mengganggu kemampuan jantung Si Kecil untuk memompa darah dan penyaluran oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut dapat mengganggu tumbuh kembangnya, bahkan kemungkinan berakibat fatal.

Meski belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada anak.

2. Penyakit Kawasaki

Ini adalah penyakit masa kanak-kanak yang langka. Kawasaki melibatkan peradangan pada pembuluh darah, seperti arteri, kapiler, dan vena.

Kadang-kadang penyakit Kawasaki ini mempengaruhi arteri koroner yang membawa darah kaya oksigen ke jantung. Anak-anak yang memiliki penyakit ini dapat terkena masalah jantung yang serius di kemudian hari.

3. Hypertrophic cardiomyopathy

Hypertrophic cardiomyopathy adalah penyebab umum dari serangan jantung pada anak muda, termasuk juga para atlet muda, dan ini biasanya diturunkan.

Gangguan ini disebabkan oleh mutasi gen pada otot jantung, yang ditandai oleh membesarnya sel-sel otot jantung. Pembesaran ini lalu menyebabkan dinding ventrikel (“pompa” jantung) menebal, sehingga dapat memblokir aliran darah.

Ventrikel kemudian harus bekerja lebih keras untuk memompa aliran darah yang membuat aktivitas fisik tidak aman, dan seringkali lolos dari deteksi dini.

4. Penyakit arteri koroner (CAD)

Sama halnya seperti serangan jantung pada orang tua, serangan jantung pada anak ini 80% disebabkan oleh penyakit arteri koroner, yaitu penyumbatan kolesterol pada arteri yang berfungsi melayani jantung.

Penyebab lain dari serangan jantung dini pada meliputi kelainan dari satu atau banyak arteri, gumpalan darah di daerah lain yang dibawa ke arteri koroner, gangguan sistem pembekuan, spasme atau peradangan pada arteri, trauma dada, dan penyalahgunaan narkoba.

Hal ini termasuk riwayat penyakit jantung pada keluarga, merokok, alkohol, kolesterol tinggi, polusi udara, hipertensi (tekanan darah tinggi), obesitas abdominal, diabetes, sindrom metabolik, kurang olahraga, peningkatan kadar protein C-reaktif, dan pola makan yang buruk.

Apa yang harus dilakukan untuk mencegah serangan jantung di usia muda?

Faktanya, ancaman kesehatan jantung juga banyak disebabkan oleh gaya hidup dalam keluarga.

Rokok adalah ancaman terbesar, dan itulah mengapa ini merupakan hal pertama yang harus diperbaiki dan diperhatikan secara serius oleh orangtua.

Selain itu, kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor penting lain. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat merusak jantung, sama seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

Sementara untuk penyakit jantung bawaan, penyakit ini terletak pada perawatan bayi sejak masih dalam kandungan atau disebut asuhan prenatal.

Menjalani pemeriksaan darah sebelum mengupayakan kehamilan. Hal ini bermanfaat untuk mendeteksi berbagai penyakit yang mungkin mengganggu kehamilan, misalnya pemeriksaan TORCH. Dengan begitu, dokter bisa melakukan langkah-langkah terbaik guna mengatasi atau mencegah penyakit-penyakit tersebut.

Baca Juga: 



Gejala penyakit jantung pada Anak

Ada beberapa gejala sakit jantung pada anak. Orangtua harus lebih sigap dan waspada jika menemukan beberapa gejala seperti:
  • Anak sulit bernapas atau justru bernapas dengan cepat.
  • Bibir, lidah, dan kuku berwarna kebiruan (sianosis).
  • Berkeringat secara berlebihan, terutama ketika makan.
  • Susah makan atau nafsu makan berkurang.
  • Penurunan berat badan, atau berat badan sulit bertambah.
  • Denyut nadi melemah.
Jika Anda menemukan gejala-gejala tersebut pada anak Anda, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat dan aman.

Jika Anda menemukan gejala penyakit jantung pada anak Anda, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan medis. Makin cepat mendapat pertolongan, makin besar peluangnya untuk sembuh.

Di samping itu, anak dengan penyakit jantung bawaan ataupun tidak sebaiknya selalu menjalani pemeriksaan rutin dengan dokter jantung agar kondisinya terpantau dan terhindar dari risiko yang berbahaya.
viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat