Bumi yang bisa dihuni oleh manusia, tanaman dan tumbuhan ini mempunyai tiga unsur yang sangat berpengaruh bagi penduduknya.
Tiga unsur tersebut adalah tanah, air, dan udara.
Dan tanah sendiri menjadi komponen penting bagi manusia dalam pelaksanaan kehidupannya.
Karena tanah memiliki senyawa tertentu yang bermanfaat bagi manusia.
Senyawa tanah dapat berbentuk seperti batu, humus, dan pasir. Batu merupakan komponen yang mempunyai struktur kompleks dan menarik dipelajari.
Dan salah satunya batuan yang sering ditemui yaitu batuan sedimen.
Nah, berbicara mengenai batuan sedimen. Sebenarnya banyak hal yang bisa kita bahas, misalnya batuan sedimen : pengertian, pembentukan dan macam contoh.
Namun, pada kesempatan pada kali ini kita hanya akan membahas mengenai beberapa contoh batuan sedimen klastik dan non klastik.
Lalu apa contoh dari batuan sedimen klastik dan non klastik?
Daripada penasaran, langsung saja yuk silahkan anda simak sedikit informasi mengenai 5 contoh batuan sedimen klastik dan non klastik dibawah ini.
Contoh batuan sedimen klastis yang pertama yaitu batu breksi.
Batu ini terbentuk dari proses sedimentasi fragmen-fragmen yang memiliki ukuran antara 2 sampai 256 milimeter.
Fragmen-fragmen batuan ini mempunyai bentuk runcing dan menyudut yang berasal dari hasil longsoran yang mengalami litifikasi.
Selain itu, fragmen batu breksi juga bisa berasal dari kumpulan fragmen di bagian dasar suatu lereng yang telah mengalami sedimentasi.
Campuran dari batu gamping, granit, kuarsit, kuarsa dan rijang bisa menjadi komposisi dari batu breksi.
Sedaangkan itu, untuk batu breksi yang berukuran besar bisa diakibatkan oleh pengendapan material yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi.
Kemudian material tersebut mengendap di sungai atau danau di sekitar lereng gunung berapi.
Batu konglomerat mempunyai struktur yang hampir sama dengan batu breksi.
Komposisinya yang terdiri dari campuran atau sejenis kuarsa, granit, rijang dan lain sebagainya.
Serta ukurannya juga berkisar antara 2 hingga 256 mm.
Perbedaan batu konglomerat dengan batu breksi sendiri terletak pada bentuk fragmennya.
Bentuk batu breksi runcing, sedangkan batu konglomerat memiliki bentuk agak bulat.
Bentuk bulat tersebut diakibatkan dari proses transport yang terjadi pada material-material penyusunnya.
Batu pasir atau standstone adalah batuan sedimen yang terbentuk dari proses sedimentasi butiran pasir.
Butiran-butiran pasir terbawa oleh media pembawanya seperti angin laut, deburan gelombang laut dan aliran sungai.
Pasir-pasir tersebut kemudian terkumpul pada suatu tempat.
Butiran-butiran batu pasir sendiri berukuran antara 0,1 hingga 2 mm. Batu pasir tersusun dari berbagai variasi komposisi.
Ada yang tersusun dari kuarsa dan feldspar banyak terdapat di lapisan kulit bumi, dan ada juga yang memiliki komposisi pecahan batuan sabak, riolit, basalt dan sedikit bijih besi serta klorit.
Selain itu, karena bersifat keras, tahan terhadap cuaca, dan mudah dibentuk, batu pasir ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan membuat bangunan dan jalan.
Tak hanya itu, batu pasir juga digunakan sebagai batu pengasah untuk menajamkan pisau.
Baca Juga :
Batu bara atau yang sering disebut juga dengan coal, merupakan batuan sedimen non klastik yang terbentuk dari hasil kompaksi material organik seperti akar, batang atau juga daun tumbuhan.
Proses pembentukannya terjadi di daerah beriklim tropis dengan air yang mengandung sedikit oksigen seperti daerah rawa-rawa.
Bagian-bagian tubuh tumbuhan yang jatuh ke rawa akan mengendap.
Dan semakin lama akan semakin banyak bagian tumbuhan yang mengendap dan terakumulasi.
Setelah terkumpul semua, material-material tersebut akan terkubur oleh material lainnya sehingga tekanannya bertambah.
Tekanan tersebut akan mengeluarkan air lalu mengalami kompaksi dan terbentuklah batu bara.
Selain itu, pada umumnya batu bara yang berwarna coklat kehitaman dengan tekstur amorf, tebal dan berlapis.
Batu ini tersusun dari humus dan karbon dengan pencahan yang berdifat prismatik.
Batu gamping atau batu kapur (limestone) merupakan batuan sedimen non klastik yang tersusun dari mineral utama berupa kalsit (CaCO3).
Batu ini mempunyai berbagai variasi tekstur, ada yang bertekstur rapat, oolit atau kristalin, afanatis hingga berbutir kasar.
Pembentukan batu gamping sendiri diakibatkan oleh adanya proses organisme atau proses anorganik.
Pembentukan batu gamping kebanyakan terjadi di laut dangkal yang tenang dan hangat.
Kondisi tersebut merupakan kondisi yang baik bagi organisme untuk membentuk cagkang dan skeleton.
Ketika organisme bercangkang mati, kalisium karbonat yang terdapat pada cangkang tersebut akan menjadi sumber bahan pembuatan batu gamping.
Namun, tidak hanya dari organisme bercangkang, kalsium karbonat ini juga bisa di dapatkan dari air laut.
Batu gamping yang terbentuk dari kalsium karbonat air laut biasanya dikategorikan sebagai batuan sedimen kimia, akan tetapi jumlah batu gamping jenis tersebut tidak sebanyak batu gamping yang terbentuk dari cangkang organisme.
Demikian penjelasan diatas mengenai lima contoh batuan sedimen klastik dan non klastik. Semoga bermanfaat!