Waktu tepat resign - Image from palembang.tribunnews.com
Sudah tak betah di kerjaan tapi bingung ingin mengajukan resign?
Tenang, berikut ini kami bagikan tips mengundurkan diri, dan kapan waktu yang tepat untuk resign.
Bagi sebagian orang, menjadi pegawai merupakan sebuah anugerah. Namun, bagi sebagian yang lain, menjadi pegawai merupakan sebuah petaka.
Berbagai masalah silih berganti menghantui, baik masalah di lingkungan pekerjaan, hingga masalah pribadi yang terjadi dengan rekan kerja di kantor.
Masalah yang tidak ditangani dengan baik akan berdampak buruk bagi keadaan di tempat kerja.
Banyak dari pegawai yang mampu mengatasinya. Namun, tidak sedikit pula yang kemudian berpikir untuk mengakhiri karirnya.
Namun, apakah keluar dari pekerjaan menjadi jalan terbaik? Apakah kondisi di pekerjaan selanjutnya lebih baik dari sekarang? Gary Burnison, CEO perusahaan konsultasi Kornferry, mengulas hal tersebut.
Baca Juga:
Dilansir dari sebuah artikel di situs cnbc, cara kita keluar dari pekerjaan menentukan mulus atau tidaknya jalan kita dalam mencari pekerjaan yang baru.
Telah banyak pegawai yang keluar namun sulit mendapatkan pekerjaan lagi, keluar dan memohon-mohon untuk kembali, hingga ada yang mengancam akan keluar padahal sebenarnya tidak benar-benar ingin keluar. Menurut Gary, cara-cara seperti ini sungguh memalukan.
Rumput tetangga tidak selalu lebih hijau, jadi pikirkan betul-betul apa alasan untuk mengundurkan diri.
Apakah karena mencari gaji tinggi, tantangan yang lebih besar, atasan yang lebih ramah, atau hanya ingin keluar saja?
Setelah tahu alasannya, renungkan kembali apakah mengundurkan diri adalah satu-satunya solusi?
Namun, bila rencana pengunduran diri Anda sudah benar-benar matang dan pekerjaan baru sudah berada di genggaman, maka jangan tergesa-gesa. Jangan buat keputusan apapun sebelum administrasi Anda selesai.
Menurut Gary, ada beberapa hal yang dilarang dilakukan sebelum mengundurkan diri, di antaranya:
Jika Anda mempunyai pengalaman yang baik di tempat kerja, bersabarlah dan tetap jaga komunikasi yang baik dengan atasan Anda.
Namun, bila Anda mendapat pengalaman yang buruk di tempat kerja, maka tetaplah bersabar. Jangan bertele-tele dalam berkomunikasi dengan atasan mengenai rencana pengunduran diri Anda.
Mulailah dengan berbicara baik-baik seperti, "Maaf Pak/Bu, sebenarnya sulit untuk mengatakan ini, tapi saya memutuskan untuk lebih memilih posisi sebagai kepala divisi media di Perusahaan A" Kemudian, ceritakan pengalaman baik Anda di tempat kerja, termasuk apa saja yang sudah Anda pelajari di tempat kerja.
Ceritakan pula bagaimana Anda menjadikan hal itu sebagai bekal di perusahaan baru. Lebih penting lagi, ucapkan terima kasih atas kontribusi mereka selama ini yang membantu Anda berkembang.
Baca Juga:
Bila Anda dianggap sebagai pegawai yang sangat bernilai bagi perusahaan, atasan mungkin tidak akan melepas Anda.
Gary mengakui, bukan hanya sekali ia duduk berhadapan dengan seseorang dan bertanya, "Apakah ini langkah yang paling tepat buatmu?
Apakah hal ini sudah kamu pikirkan matang-matang?" Pertanyaan ini adalah pancingan untuk rencana B, bagaimana Anda akan menanggapi tawaran naik gaji, promosi, tawaran cuti liburan, hingga naik jabatan.
Jika Anda sudah memutuskan, maka jangan ragu-ragu untuk mengambil tawaran tersebut, karena mungkin Anda akan menyesal nantinya.
Semakin mendekati waktu pengunduran diri, maka semakin banyak yang harus dilakukan.
Kabar pengunduran diri Anda akan menyebar dengan luas. Lakukan yang terbaik untuk menjaga nama baik perusahaan kepada kolega-kolega Anda.
Dengan kata lain, bukan saatnya untuk menyebar aib perusahaan, atau membual tentang bagaimana beruntungnya Anda bisa keluar dari perusahaan tersebut.
Tidak peduli seberapa bencinya Anda terhadap perusahaan, yang pasti, tetaplah bersikap profesional.
Baca Juga:
Saat hendak keluar, jangan menyikat habis semua peralatan kantor. Hindari pula menyalin file-file yang ada di komputer kantor.
Bila sampai ketahuan, Anda bisa dituntut telah melakukan pelanggaran serius terhadap perusahaan. Tinggalkan alat klip, pulpen, gunting, atau kertas memo.
Tidak perlu mengirim surel kepada seluruh karyawan di perusahaan. Bila Anda memiliki beberapa kolega dekat, kirimi mereka catatan secara langsung, beserta kontak yang bisa dihubungi.
Jangan lupa untuk pamit kepada atasan Anda sebelum benar-benar pergi. Tetaplah menjaga komunikasi dengan atasan dan kolega Anda, meskipun setelah tidak bekerja di tempat yang sama. Siapa tahu, Anda akan membutuhkan bantuan mereka di kemudian hari.
Tonton Video Berikut ini: