Tegal Lockdown, Walikota : "Lebih baik saya dibenci daripada warga mati"

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 27 Mar 2020

Tegal local lockdown - Image from keepo.me

Tegal putuskan local lockdown, tutup akses jalan dengan beton, 

Selama 4 bulan,

Walikota mengungkapkan keputusan ini demi keselamatan warga, mengingat telah ada satu kasus positif Covid-19 yang meninggal. Apa kata Ganjar Pranowo terkait keputusan ini? Simak info lengkapnya berikut ini. 

Pemerintah Kota Tegal akan memberlakukan lockdown lokal selama 4 bulan dimulai sejak 30 Maret dan berakhir pada 30 Juli 2020. Kebijakan ini dibuat setelah salah satu warga Kota Tegal diketahui positif terjangkit COVID-19.

Baca juga : Begini Efek Samping Kesehatan Pasca Sembuh dari Corona

Wali Kota Tegal, Dedy Yon Supriyono, mengatakan, pihaknya akan menutup seluruh akses keluar dan masuk kota Tegal dengan MCB Beton. 

Dia pun meminta kepada warganya untuk mendukung kebijakan tersebut. Hal itu semata-mata demi menghambat penyebaran covid-19 di Kota Tegal. 

"Diharapkan masyarakat bisa memahami karena ini adalah keadaan darurat. Di mana kita butuh kekompakan seluruh masyarakat agar bisa terhindar dari wabah ini," kata Dedy dalam konferensi pers, Rabu (25/3/2020). 

Dedy mengakui, kebijakan penutupan akses tersebut bisa menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Salah satunya bisa berdampak pada menurunnya pendapatan ekonomi masyarakat seperti pedagang kecil. 

Namun, Dedy mengungkapkan bahwa kebijakan yang diambil sudah dipertimbangkan matang-matang demi keselamatan warga Kota Tegal. 

"Kalau saya bisa memilih, lebih baik saya dibenci warga daripada maut menjemput mereka," ungkapnya.

Dedy menyatakan sudah menyiapkan solusi atas masalah menurunnya pendapatan ekonomi masyarakat. 

Di antaranya adalah dengan memberikan bantuan sosial melalui Dinas Sosial ke warga miskin atau masyarakat yang membutuhkan. 

"Saya pribadi dan jajaran Pemkot serta seluruh anggota DPRD dengan kesadarannya agar inisiatif secara pribadi untuk membantu mengumpulkan dana," kata Dedy.

Dampak pada Perekonomian 

Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengatakan, lockdown akan berdampak besar pada ekonomi kota Tegal. 

Sebab, aktivitas ekonomi akan menurun drastis. Namun, ia mengungkapkan lockdown di Tegal tak memberi dampak besar pada ekonomi Indonesia. 

"Tentunya dengan lockdown aktivitas ekonomi di Kota Tegal menurun, dampak terhadap Kota Tegal terasa besar karena tentunya lockdown aktivitas ekonomi akan jauh lebih menyusut. Tapi, dampak ekonomi nasional sangat kecil karena pertama itu tadi, kedua kontribusi dari perekonomian Tegal terhadap ekonomi nasional kecil," katanya, Jumat (27/3/2020).

Dia menyampaikan, lockdown kota Tegal telah dikonfirmasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Ia mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut bukan lockdown sepenuhnya.

Ia mengatakan, lockdown tidak mengganggu arus logistik, baik menuju Jakarta maupun keluar Jakarta, sehingga dampaknya ke arus logistik bisa dikatakan tidak ada.

"Lockdown-nya Tegal ini kan sudah dikonfirmasi, baik Wali Kota maupun Gubernur Jateng. Lockdown itu isolasi terbatas bukan lockdown sepenuhnya lockdown karena arus logistik masih jalan, arus antar provinsi masih jalan karena kita tahu bahwasanya tol di luar kota," katanya.

"Untuk logistik yang menghubungkan Jakarta, Jawa Tengah, Semarang dan seterusnya tidak ada yang terhenti, semua masih berjalan, sehingga dampak lalu lintas logistik boleh dikatakan nggak ada," tambahnya.

Baca juga: Dibuat Khusus, Begini Bentuk Peti Jenazah Untuk Korban Virus Corona

Ganjar mengapresiasi keputusan lockdown yang dilakukan Pemerintah Kota Tegal. Menurutnya, Wali Kota memegang peranan penting dan penanggung jawab utama atas kesehatan masyarakat di sebuah kota.

"Saya kira yang dianggap lockdown Wali Kota Tegal arus manusia, keluar masuknya warga Tegal dari dan luar kota Tegal, itu saya kira yang dimaksud lockdown. Kalau saya mengapresiasi apa yang dilakukan Wali Kota Tegal karena yang menjadi penanggung jawab kesehatan masyarakat sebuah wilayah, di sebuah kota itu wali kotanya, bupatinya," ujarnya.

Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono memang mengatakan akses jalan protokol di dalam kota dan jalan penghubung antar kampung akan ditutup menggunakan beton, sehingga tidak ada lalu lalang kendaraan di jalan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran corona.

"Kalau dilihat data, di Jakarta sudah ada 495 yang positif. Sementara banyak warga Kota Tegal dan sekitarnya yang merantau di Jakarta. Ini akan berpengaruh buruk untuk masyarakat Kota Tegal. Makanya, Kota Tegal akan gunakan local lockdown ini seluruhnya. Ada 49-50 titik akan ditutup menggunakan beton," kata Dedy Yon, Kamis (26/03/2020).

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat