Pak tono - Image from tribunnews.com
Rasa iba yang disalahgunakan...
Viral video medsos yang menunjukkan Abah Tono mengaku hanya berpenghasilan 1500. Banyak yang mendatangi rumahnya untuk memberi bantuan, dan kaget ternyata Abah Tono punya rumah tingkat dan motor serta tak kesulitan makan.
Kisah Abah Tono menjadi viral di media sosial karena berhasil menarik simpati warganet. Bahkan tak sedikit yang menyatakan mereka terenyuh dengan pengakuan kakek yang nampak seperti pemulung tersebut, saat video direkam oleh seseorang.
Pada video yang viral tersebut, lelaki sepuh tersebut mengaku hanya berpenghasilan Rp 1.500-Rp 2.000/hari. Ia mengungkapkan uang tersebut cukup untuk beli air dan kerupuk. Bahkan, tak jarang ia harus menahan lapar karena tidak makan.
Namun kisah pilu tersebut membuat warga di sekitar kediaman Abah Tono tidak nyaman dan gusar.
Abah Tono yang tinggal di Kampung Babakan Sondiri RT 02/07 Desa Pangauban, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung itu saat ini banyak kedatangan tamu yang mendermakan sebagian harta mereka, setelah menyaksikan video tersebut.
Kepala Desa Pangauban Enep Rusna mengatakan, warga tidak terima dengan pernyataan Abah Tono yang mengaku berpenghasilan hanya Rp 1.500-2.000/hari dan bahkan tidak makan.
Hal itu menyinggung tetangga Abah Tono yang seolah-olah tidak pernah memberikan bantuan pada tetangganya tersebut.
"Dengan adanya peningkatan intensitas tamu yang datang memberikan bantuan karena adanya video tersebut, membuat warga tidak nyaman karena masih banyak warga di lingkungan tersebut yang lebih membutuhkan ketimbang Abah Tono," kata Enep pada "PR", Jumat 8 Mei 2020.
Menurut warga, kata Enep, Abah Tono bisa memiliki rumah permanen dua tingkat meski belum sepenuhnya selesai dibangun. Kemudian ia juga memiliki kendaraan roda dua atau motor.
Menantunya, kata Enep, membantah jika Abah Tono sampai tidak makan dalam kesehariannya.
Sebab menantunya sering memberikan makan setiap harinya. Diketahui kedua anak Abah Tono sudah bekerja dan berkeluarga.
Abah Tono tinggal bersama anak pertamanya dan menantunya tersebut yang sering memasak makanan untuknya.
"Dari pemerintah sendiri, istrinya mendapat bantuan dari bantuan pangan non tunai setiap bulannya. Kemudian diberi jatah sembako oleh salah seorang pengusaha setiap bulannya juga. Artinya keluarga Abah Tono sudah tersentuh bantuan," kata dia.
Diakui Enep, Abah Tono dahulu bekerja sebagai tukang kebun.
Sepulangnya berkebun dia selalu jalan kaki menuju rumah dan di perjalanan sering diberi uang tiba-tiba oleh masyarakat yang iba dengan kondisinya.
Sebab ia berjalan kaki dengan kondisi lusuh sepulang dari kebun. Uang yang dia terima katanya relatif besar dari orang-orang yang kebetulan berpapasan dengan Tono di jalan.
Kemudian, Tono tidak berkebun, melainkan diketahui seringkali duduk di pelataran toko serba ada dengan berbekal barang-barang bekas.
Hal itu membuat banyak orang iba padanya dengan memberikan uang.
"Ya jadinya keterusan seperti itu untuk dapat penghasilan," kata dia.
Enep pun mengaku telah mengunjungi rumahnya dan apa yang dikatakan warga terbukti. Terlihat ada motor miliknya dan juga rumah permanen tingkat dua yang belum tuntas dan tengah dalam proses renovasi.
Selain kades, Enep mengungkap, karena adanya laporan warga atas video viral tersebut pihak polisi, TNI dan kecamatan pun turun guna mengklarifikasi kondisi Abah Tono.
"Kami bukan tidak senang ada bantuan untuk yang bersangkutan, kami hanya ingin warga tentram tidak gaduh lagi setelah ada video viral tersebut," kata dia.
Enep menambahkan, hingga Jumat petang tadi ada beberapa orang yang akan berbagi namun sebagian mengalihkan bantuan pada tetangga-tetangga di sekitar Abah Tono yang lebih membutuhkan.