Hidayah Tidak akan Pernah Datang Pada Pembohong

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 06 Jun 2020

Ilustrasi - Image from www.ruangmuslimah.co

Jauhi perilaku berdusta 

Allah tak akan beri hidayah bagi para pendusta dan mengadakan kebohongan. Dengan begitu, para pendusta akan dijauhkan dari jalan kebenaran. Mengapa? Lalu bagaimana ciri-ciri orang yang mendapatkan hidayah?

Hidayah atau petunjuk dari Allah SWT merupakan hak mutlak-Nya. Dia memberikan petunjuk pada siapa-siapa yang Dia kehendaki. 

Bagi siapa yang diberi hidayah, tak ada seorang pun yang dapat menyesatkannya dari jalan kebenaran. 

Namun sebaliknya, bagi siapa yang Dia sesatkan, tak ada yang mampu barang seorang pun untuk mengarahkannya kembali pada jalan yang benar. Naudzubillah min dzalik. 

Dan tahukah kamu siapa yang tak pernah diberi hidayah oleh Allah SWT, yakni orang-orang yang suka berdusta dan berbohong. 

Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Ghaafir ayat 28 berikut ini:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ مُسْرِفٌ كَذَّابٌ

“Sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang melampaui batas lagi banyak berdusta.” (QS. Ghaafir: 28)

Ayat ini menjelaskan ancaman Allah Subhanahu wa Ta'ala bagi orang yang suka berdusta. 

Kita akan dapati orang yang suka berbohong jauh dari hidayah Allah. Bahkan Allah haramkan hidayah bagi para pembohong. 

Hal ini membuat para pembohong akan jauh dari jalan yang lurus dan jalan kebenaran. 

Berbohong Sifat Orang Kafir dan Munafikun

Allah SWT menyatakan dengan jelas bahwa berbohong adalah hobi dari kaum yang dimurkai dari kalangan kafir dan orang yang munafik. 

Allah SWT berfirman bahwa orang kafir gemar mendustakan ayat-ayat-Nya dan mengadakan kebohongan agar orang lain tak menyembah Allah SWT. 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 39)

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS. Al-Nahl: 105)

Allah juga sebutkan sifat orang-orang munafik yang suka berbohong termasuk kebohongan dalam urusan aqidah dan iman.

ذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta.” (QS. Al-Munafikun:1)

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda,

“Tanda orang munafik ada tiga: apabila ia berkata dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila diberi amanat berkhianat.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dalam hadits yang terkenal, disampaikan 

“Ada empat hal, yang jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari padanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya; bila dipercaya ia berkhianat, bila berbicara ia berdusta, bila berjanji ia memungkiri dan bila bertikai ia berbuat curang.” (Muttafaqun 'alaih)

Jika jiwa seseorang sering diisi dengan perkara dan perbuatan yang dzalim, kebohongan, kejahatan serta melakukan perbuatan merugikan. Maka kesesatan tersebut seolah menjadi akhlak dan kepribadian yang tertanam kuat dalam dirinya. 

Hatinya hitam dipenuhi kejahatan, akan sulit baginya untuk menerima meski secuil kebenaran. Oleh sebab itu mereka tidak lagi dapat menerima petunjuk atau hidayah dari Allah SWT. 

Ciri-ciri Orang yang Diberi Hidayah oleh Allah SWT 

Lantas orang seperti apa yang diberikan hidayah oleh Allah SWT 

1. Merasa mudah dan tidak berat dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya

Hal ini termasuk ketika menjalankan shalat fardhu, tahajud, dhuha, puasa, dan lain sebagainya. 

2. Jika mendengar nama Allah, bertambahlah cinta-Nya dan bergetar hati-Nya

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah bergetar hati mereka. dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya, dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal.” (QS Al-Anfal: 2)

3. Senantiasa istiqomah dalam keimanan 

Konsisten dan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan yang dimiliki.
“Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS Ali 'Imran: 101)

4. Rajin dan sungguh-sungguh dalam menghadiri majelis ilmu 

Majelis ilmu menjadi tempat menambah ilmu dan juga keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, jadi Allah akan berikan petunjuk bagi mereka yang sungguh-sungguh belajar. 

Bahkan Allah juga tak segan meninggikan derajat bagi orang-orang beriman yang berilmu. 

“Allah akan meninggikan beberapa derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (iImu) beberapa derajat.” (QS Al Mujadalah: 11)

5. Hidupnya bermahkotakan rasa malu, baik malu kepada Allah maupun mahkluk-Nya

Mengapa sifat malu diberikan kedudukan yang mulia dalam Islam? Sebab sifat malu menjauhkan kita dari perbuatan keji dan buruk. Bagi orang yang punya malu, maka dia enggan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah. Sebab dia merasa malu dengan Sang Maha Melihat yakni Allah SWT. 

Dan juga merasa malu jika berbuat zina, membuka aurat di hadapan manusia lainnya. Nah dari sini kita tahu betapa mulianya umat Islam yang punya rasa malu.

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat