Ilustrasi - Image from www.islampos.com
Jangan sepelekan tanda-tanda ini
Suatu saat nanti akan datang zaman penuh tipu daya. Rasulullah SAW pernah memberi pesan kepada umat Islam. Oleh sebab itu, jangan terlena dan tetap kuatkan keimanan.
Dewasa ini, kita sering menjumpai perilaku berdusta. Seolah-olah dusta/kebohongan adalah suatu hal yang wajar dan biasa. Padahal, kita tahu bahwa berbohong dapat melahirkan kebohongan-kebohongan berikutnya.
Allah SWT sangat membenci orang-orang pendusta dan banyak sekali ayat Al Quran yang menuliskan kecaman kepada para pendusta.
Sebab dusta ini adalah perkara yang membahayakan umat Islam bahkan disebutkan oleh Rasulullah SAW, bahwa dusta adalah salah satu tanda hari akhir sebagaimana hadist beliau,
"Mendekati kiamat akan muncul para pendusta. Maka, berhati-hatilah terhadap mereka.” (HR Muslim).
Pada riwayat lainnya, Rasulullah SAW pernah berpesan:
“Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun penuh tipu daya. Para pendusta dipercaya sedangkan orang jujur dianggap berdusta. Penghianat diberi amanah sedangkan orang yang amanat dituduh khianat. Dan pada saat itu, para Ruwaibidhah mulai angkat bicara."
Lalu, kata Habib Abdurrahman, ada yang bertanya kepada Rasulullah: "Siapa itu Ruwaibidhah?’
Beliau menjawab, "Orang dungu yang berbicara tentang urusan orang banyak (umat).” (HR. Ahmad)
Jika coba kita renungkan makna hadist tersebut, pernahkah ada menjumpai realitas tersebut.
Dimana penduta yang penuh dengan kebohongan dipuja-puja dan dipercaya. Sedangkan yang berkata jujur dianggap berdusta dan diinjak-injak.
Pernahkah kamu menjumpai orang-orang yang berkhianat diberikan amanah besar dan kedudukan yang teguh. Sedangkan orang-orang yang amanah malah dituduh khianat?
Pernahkah pula menjumpai orang bodoh menangani urusan orang banyak?
Saya yakin kebanyakan dari kalian pernah melihat minimal satu contoh dari ketiga hal diatas.
Pada masa ini, Segala macam cara dihalalkan untuk mendapatkan kekuasaan, jabatan dan kekayaan. Bahkan, tidak jarang dilakukan upaya pembenaran terhadap perilaku-perilaku yang melanggar hukum negara dan agama.
Hukum dan aturan bukan untuk menegakkan keadilan, justru dijadikan alat untuk capai kepentingan pribadi. Pengadilan pun tampak hanya sebagai formalitas belaka.
Orang jujur, amanah dan tanggung jawab malah dijadikan bahan tertawaan dan dipandang sebelah mata.
Kondisi ini tentu sangat mengerikan dan memprihatinkan. Tapi orang yang beriman tentu tak akan pernah gentar menghadapi segala dusta dan keburukan tersebut.
Mereka akan semakin kokoh dengan keimanan dan ketaqwaannya. Sebab mereka sadar bahwa dunia ini adalah senda gurau dan permainan belaka.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah di antara kamu, serta berbangga-banggaan dengan banyaknya harta dan anak ..." (QS. Al Hadid 20)
Dan nantinya balasan yang sesungguhnya akan dirasakan di akhirat nanti di hadapan pengadilan Allah SWT, Zat yang Maha Adil, pengadilan yang mustahil bisa direkayasa.
Setiap perbuatan pasti akan dibalas dengan balasan yang setimpal, tak ada satupun yang terlewatkan. Sebagaimana janji Allah SWT.
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.“ (QS. Al Zalzalah ayat 7-8)