Orang yang Paling Merugi di Akhirat, Tertulis di Surat Al Kahfi, Anda Termasuk Orangnya?

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 20 Jul 2020

Ilustrasi orang di neraka - Image from palembang.tribunnews.com

Naudzubillahi min dzalik 

Jangan sampai kita menjadi golongan orang-orang yang paling merugi saat di akhirat. Golongan ini jelas diterangkan dalam surat Al Kahfi begini arti dan tafsirnya. 

Sebagai umat Islam tentu kita menginginkan menjadi salah satu yang beruntung di akhirat kelak. Dan termasuk dalam golongan orang-orang yang berhak memasuki surga. 

Oleh sebab itu kita perlu tahu, hal apa yang membuat kita tergolong menjadi orang paling merugi, untuk menghindari terjadinya hal tersebut. 

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, ayat yang lalu mengecam orang-orang kafir yang mempertuhan atau meminta bantuan kepada selain Allah SWT dengan menyangka bahwa hal tersebut justru akan menyelamatkan mereka.

Pada ayat ini, kecaman atas sangka keliru itu dilanjutkan oleh Nabi atas perintah Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surat Al Kahfi berikut ini: 

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُم بِٱلْأَخْسَرِينَ أَعْمَٰلًا () ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

Artinya:

“Katakanlah, ‘Apakah ingin Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang perbuatan-perbuatannya paling merugi?’. (Mereka itu) orang yang usahanya sia-sia dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka itu berbuat sebaik-baiknya.” (QS: Al-Kahfi Ayat 103-104)

Syekh al-Sya‘rawi mengungkapkan dalam tafsirnya, orang-orang yang tidak beriman pada Allah, walaupun sudah melakukan banyak perbuatan baik dan positif, hal itu akan sia-sia di hari perhitungan kelak. 

Hal senada juga diungkapkan oleh Syekh Nawawi Banten dalam tafsir Murah Labid bahwa memerdekakan budak, berderma, atau menolong orang yang kesusahan itu tidak tertatat sebagai amal baik di akhirat jika mereka tak beriman kepada Allah SWT.

Menurut Syekh Nawawi, bentuk ketaatan itu tidak bermanfaat sama sekali dan tak ternilai bila disertai kekufuran terhadap Allah SWT. 

Imam al-Baghawi dalam Ma‘alim al-Tanzil mengatakan bahwa al-akhsarina a‘mala ‘orang-orang yang perbuatannya merugi’ adalah kelompok Yahudi dan Nashrani secara umum. 

Menurut pendapat lain, kata al-Baghawi, mereka adalah para pendeta yang mengasingkan diri mereka dalam tempat-tempat peribadatannya. 

Imam al-Qusyairi dalam Lathaif al-Isyarat melampaui penafsiran ulama-ulama diatas. Menurut penafsirannya, orang yang paling rugi di akhirat nanti adalah mereka yang beramal saleh tetapi disertai sikap riya dan ujub. 

Amal mereka tidak ada artinya di akhirat nanti karena dilakukan semata-mata hanya mengharapkan pujian dan kehormatan di mata masyarakat. 

Bila demikian, ini bisa terjadi juga pada orang-orang Muslim yang beriman pada Allah SWT secara formalitas. Tak hanya terjadi pada orang yang kafir saja. 

Mengapa formalitas? Orang mukmin yang hakiki pada dasarnya tidak ingin pujian, kehormatan, atau hal-hal yang bersifat duniawi lainnya. Ia hanya berharap pada keridhoan dan balasan dari Allah SWT. 

“Amal perbuatan mereka hilang sia-sia karena beramal memiliki tujuan selain Allah, sesuatu yang dilakukan karena selain Allah itu tidak bermanfaat,” jelas al-Qusyairi.

Semoga kita semua dijauhkan segala bentuk kekafiran, riya dan ujub terhadap amalan-amalan perbuatan kita di dunia. Dan semoga termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntyng di akhirat kelak. 

viral minggu ini

BAGIKAN !

Jika kontent kami bermanfaat