Ilustrasi - Image from jateng.suara.com
Tarif listrik non-subsidi akhirnya diturunkan
Semoga bisa merata ke semua pelanggan non-subsidi. Akhirnya tak hanya pelanggan subsidi saja yang dapat keringanan. Berikut adalah rincian pelanggan yang mendapatkan penurunan tarif listrik dari pemerintah dan besaran biayanya.
Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjustment) yang diperuntukkan pada pelanggan nonsubsidi dengan tegangan rendah periode Oktober s.d Desember 2020.
“Untuk pelanggan tegangan rendah tarifnya ditetapkan Rp 1.444,70 per kWh atau turun sebesar Rp 22,5 per kWh dari periode sebelumnya.
Sedangkan untuk pelanggan tegangan menengah dan tegangan tinggi tarifnya tetap, sama dengan perhitungan besaran tarif tenaga listrik periode Juli-September 2020.
Sedangkan khusus untuk pelanggan rumah tangga 900 VA-RTM, tarifnya tidak naik atau tetap sebesar Rp 1.352/kWh,” ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi dalam keterangan tertulis, Selasa (01/09/2020).
Agung juga mengatakan penurunan tarif bagi golongan rendah ini tidak menuntut syarat apapun.
“Silakan nikmati penurunan tarif ini. Dan gunakan listrik PLN dengan nyaman dan tentu saja aman,” tambah Agung.
Dengan demikian adapun tarif listrik pelanggan nonsubsidi untuk pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang bisa menikmati penurunan tarif sebesar Rp 22,58/kWh menjadi sebesar Rp 1.444,70/kWh, ialah:
Untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA mendapat diskon 100 persen (digratiskan).
Sementara untuk pelanggan rumah tangga daya 900 VA, tarifnya didiskon 50 persen atau Rp 1.352/kWh yang sudah dimulai sejak bulan April 2020 lalu.
Untuk pelanggan Tegangan Menengah (TM) seperti pelanggan bisnis, industri, pemerintah dengan daya lebih dari 200 kVa, besaran tarifnya tidak dinaikkan dan tetap sama sebesar Rp 1.114,74/kWh.
Adapun pelanggan Tegangan Tinggi (TT) yang digunakan industri dengan daya >= 30.000 kVa ke atas, tarifnya juga tetap yakni sebesar Rp 996,74/kWh.
Kedepannya, lanjut Agung, dimungkinkan tarif tenaga listrik dapat kembali mengalami perubahan melihat perkembangan ICP, kurs, inflasi, dan HPB.
“Kementerian ESDM berharap PLN dapat terus meningkatkan efisiensi operasional, sehingga biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik per kWh dapat diupayakan turun atau minimal tetap dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.
Alhamdulillah, dengan kebijakan ini, tidak hanya pelanggan yang subsidi saja yang mendapatkan manfaat. Melainkan pelanggan non subsidi juga bisa mendapat keringanan tagihan listrik di masa sulit pandemi seperti sekarang.