Plasenta previa - Image from m.inilah.com
Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Bunda, yuk ketahui gejala, penyebab, dan pengobatan plasenta previa berikut ini.
Ketika mengandung, Bunda bisa saja mengalami beberapa hal diluar prediksi, misalnya seperti plasenta previa. Apa itu plasenta previa, bagaimana gejala, dan apa penyebabnya? Temukan jawabannya disini.
Baca Juga :
1. Anemia Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
2. Tinggi Badan Ideal Bayi dan Balita, Bunda Wajib Tahu!
3. Bahayakah Benjolan di Belakang Telinga Pada Bayi?
Plasenta previa adalah kondisi di mana ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, hal ini menyebabkan tertutupnya sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain itu, plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik pasca maupun pra persalinan.
Plasenta sendiri merupakan organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ tersebut berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi dari Ibu kepada janin, serta membuang kotoran dari janin.
Dalam keadaan normal, plasenta memang terletak di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan, akan tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta akan bergerak ke atas. Nah, pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari posisi awal, sampai mendekati waktu persalinan.
Berdasarkan metode persalinan dan perawatannya, plasenta previa dibagi menjadi empat, yaitu :
Gejala utama plasenta previa yang paling sering terjadi adalah munculnya perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua atau pada awal trimester ketiga kehamilan.
Volume pendarahan tersebut bisa banyak dan bisa pula sedikit, dan akan terjadi secara berulang dalam beberapa hari. Selain itu, pendarahan tersebut juga bisa muncul setelah melakukan aktivitas seks, dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.
Penyebab utama plasenta previa belum diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang diduga bisa membuat Ibu hamil lebih berisiko mengalami plasenta previa, yaitu :
Pengobatan plasenta previa bukanlah untuk mengembalikan posisi plasenta, melainkan bertujuan untuk mencegah perdarahan. Penanganan yang akan dilakukan oleh dokter tergantung pada kondisi kesehatan Ibu dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, serta tingkat keparahan perdarahan.
Pada kasus Ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan, maka dokter akan memperbolehkannya melakukan perawatan secara mandiri di rumah, perawatan tersebut berupa :
Yang harus diperhatikan adalah, meskipun tidak membutuhkan perawatan medis, Ibu hamil tetap harus waspada dan segera melakukan pemeriksaan apabila perdarahan semakin memburuk atau tidak berhenti.
Nah, jika Ibu hamil mengalami perdarahan hebat apalagi sampai berulang-ulang, maka dokter kandungan akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui prosedur operasi caesar.
Akan tetapi, jika usia kandungan kurang dari 36 minggu, maka Ibu hamil akan diberikan suntikan obat kortikosteroid terlebih dahulu, guna mempercepat pematangan paru-paru janin. Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan prosedur transfusi darah, yang berfungsi untuk mengganti darah yang hilang.
Sebenarnya, Ibu hamil yang menderita plasenta previa masih bisa melahirkan secara normal, asalkan letak plasenta tidak menutupi jalan lahir secara keseluruhan atau hanya menutupi sebagian. Akan tetapi jika plasenta menutupi seluruh jalan lahir, maka dokter akan menyarankan operasi caesar.
Plasenta previa dapat membahayakan Ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta previa bisa menyebabkan komplikasi berupa
Sedangkan pada janin, plasenta previa bisa menyebabkan komplikasi berupa :
Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan nah, itulah penjelasan mengenai plasenta previa. Ingat ya, segera konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami pendarahan pada masa kehamilan. Semoga bermanfaat.