Ilustrasi kanker otak - Image from yayasankankerindonesia.org
Ketahui gejala, penyebab, dan pengobatan tumor otak disini.
Tumor otak adalah salah satu penyakit mematikan yang dapat menyerang siapa saja tanpa batasan usia. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui gejala dan penyebab tumor otak agar penanganan bisa dilakukan sejak dini.
Baca Juga :
1. Pengentalan Darah: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
2. Penyebab, Gejala, dan Obat Trigliserida yang Ampuh
3. Penyakit TBC: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Tumor Otak
Tumor otak adalah pertumbuhan jaringan yang disebabkan oleh sel-sel abnormal pada otak atau di sekitar otak. Tumor di otak tidak selalu menyebabkan kanker, akan tetapi pada beberapa orang bisa menyebabkan kanker. Seseorang bisa mengalami tumor pada beberapa sel di otak atau karena kanker dari bagian tubuh lainnya yang menyebar ke otak (metastasis).
WHO mengklasifikasikan tumor otak primer berdasarkan asal sel tumor serta tingkat keganasan tumor pada otak. Sampai saat ini, terdapat kurang lebih 120 jenis tumor otak yang telah diketahui. Akan tetapi beberapa jenis tumor otak yang paling sering terjadi adalah :
- Glioma : Tumor yang tumbuh dan berkembang pada jaringan glia serta saraf tulang belakang.
- Meningioma : Tumor yang menyerang jaringan selaput otak pada otak kecil dan juga otak besar. Jenis kanker ini lebih sering terjadi pada orang dewasa wanita. Biasanya, meningioma tidak bersifat kanker.
- Adenoma pituitari : Tumor yang tumbuh dan berkembang pada permukaan kelenjar pituitari, yakni suatu kelenjar yang berfungsi untuk mengatur aktivitas dan hormon seks. Adenoma pituitari bukan termasuk tumor otak ganas (tingkat keganasannya rendah).
- Tumor neuroma : Tumor yang berasal dari pelindung serat saraf, baik di dalam tengkorak ataupun di tulang belakang. Meskipun pertumbuhannya lambat dan cenderung tidak menyebar, tumor neuroma bisa tumbuh kembali tanpa tindakan pembedahan.
- Limfoma sistem saraf pusat : Termasuk tumor otak ganas yang terjadi pada sistem limfatik yang terdiri dari nodus limfa. Jenis tumor ini merupakan pertanda adanya pertumbuhan tumor lainnya pada otak. Biasanya terjadi pada lansia dan cenderung lebih banyak dialami oleh pria.
- Craniopharyngioma : Tumor yang terjadi pada area otak yang berdekatan dengan mata atau di sekitar bagian bawah otak yang berdekatan dengan kelenjar pituitari. Tumor jenis ini biasa terjadi pada anak-anak dan lansia dan termasuk dalam tumor tidak ganas.
- Tumor kelenjar pineal : Tumor yang berawal pada kelenjar pineal yang berdekatan dengan pusat otak dengan tingkat keganasan yang berbeda-beda. Tumor yang ganas berpotensi menyebar ke tulang belakang serta mengganggu sekresi hormon melatonin yang berfungsi untuk mengatur siklus terjaga dan tertidur.
- Tumor metastasis : Tumor yang bermula dari kanker primer yang berasal dari bagian tubuh lainnya, terutama paru, payudara, usus, ginjal, dan kulit. Sebagian besar penyebaran bisa menyerang otak besar, akan tetapi juga berpotensi menyerang otak kecil serta batang otak.
Gejala Tumor Otak
Ilustrasi gejala tumor otak - Image from www.idntimes.com
Gejala tumor otak jinak, tumor otak stadium 2, bahkan stadium lanjut biasanya sangat mirip seperti penyakit sehari-hari lainnya, mulai dari sakit kepala hingga depresi. Oleh karena itu, tak heran jika gejala tumor otak mungkin akan sulit untuk dideteksi sejak dini. Dan berikut tanda serta gejala kanker otak yang biasanya muncul :
- Sakit kepala yang sering dan parah
Petunjuk terbaik agar Anda bisa membedakan gejala tumor otak dan penyakit lainnya adalah, apabila sakit kepala tersebut dirasakan baru-baru ini dan terjadi secara terus-menerus tanpa adanya tanda pulih serta tidak menanggapi terhadap pengobatan apapun.
- Mual dan muntah tanpa alasan yang jelas
Jika Anda terus menerus mual dan muntah tanpa sebab yang pasti, apalagi jika Anda tidak sedang hamil, maka kondisi ini patut diwaspadai.
- Penglihatan menjadi kabur
Penglihatan menjadi kabur, penglihatan ganda, bahkan kehilangan penglihatan secara bertahap, juga terkait dengan gejala tumor otak. Sayangnya, mungkin Anda tidak akan begitu memperhatikan gejala tumor otak ini hingga Anda benar-benar merasa terganggu.
- Kebas atau mati rasa
Sulit untuk mengendalikan ekspresi wajah, sulit ketika menelan, dan sensasi kebas di bagian tubuh atau wajah adalah sesuatu yang harus Anda waspadai sebagai salah satu gejala tumor otak, pasalnya kondisi tersebut berasal dari batang otak, yaitu tempat dimana otak Anda terhubung dengan sumsum tulang belakang.
- Kesulitan berbicara
Kita mempunyai dua pusat bicara di otak yang terletak di sisi kiri, yaitu area Wernicke yang memungkinkan kita untuk mengerti serta memahami ucapan, dan area Broca yang bertugas untuk mengaktifkan otot yang menciptakan suara. Ketika terdapat tumor di otak, maka kedua kemampuan tersebut seringkali terhambat.
- Badan menjadi lemas dan lesu tanpa sebab
Tumor otak biasanya tidak akan menimbulkan gejala seperti rasa sakit atau nyeri di sekujur tubuh. Akan tetapi, kaki kiri atau kanan dan juga tangan Anda mungkin tidak akan merespon sebaik atau secepat biasanya, atau bahkan bisa saja tidak merespon sama sekali.
Oleh karena itu, ketika Anda menyadari badan lemas secara tiba-tiba, yang terjadi dalam waktu yang tidak menentu dan tidak kunjung sembuh, maka sebaiknya kunjungi dokter untuk konsultasi.
- Kebingungan melakukan hal sehari-hari
Apabila Anda akhir-akhir ini sering kebingungan, kikuk, dan bahkan ceroboh, seperti kaki terantuk ujung meja, kepala terbentur pinggiran pintu, berdiri tidak tegak, atau sering jatuh ketika berjalan, maka hal ini mungkin bisa menjadi gejala tumor otak yang wajib diwaspadai.
- Kehilangan kesimbangan
Fungsi motorik dikendalikan oleh area batang otak. Jika Anda mulai merasa sulit berjalan, terutama dalam kegelapan, dan Anda cenderung berdiri miring bersandar ke satu sisi, ini bisa menjadi gejala yang disebabkan oleh tumor di otak kecil, yaitu area otak yang bertanggung jawab untuk mengatur keseimbangan dan koordinasi. Masalah keseimbangan ini juga merupakan gejala silent multiple sclerosis.
- Kejang
Kejang menjadi salah satu gejala tumor otak yang sering muncul, Anda wajib waspada terutama apabila sebelumnya tidak memiliki riwayat kondisi ini. Pertumbuhan tumor dalam otak menyebabkan iritasi sehingga membuat sel saraf otak (neuron) menjadi bekerja tidak terkendali, serta menyebabkan anggota tubuh mengalami gerakan menyentak tiba-tiba yang tidak normal.
- Masalah pendengaran
Lobus temporal yang terletak di bagian tengah bawah korteks di belakang pelipis berfungsi agar Anda dapat mendengar suara, serta memahami bahasa dan percakapan ketika berbicara.
Apabila Anda mengalami gangguan pendengaran dari satu sisi atau sensasi telinga yang berdenging konstan (tinnitus), maka konsultasikan dengan dokter untuk menentukan apakah keluhan ini termasuk gejala tumor otak.
- Masalah dengan ingatan
Apabila akhir-akhir ini Anda semakin sering lupa-lupa ingat, maka sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk memastikan diagnosa. Pasalnya, orang yang memiliki tumor lebih cenderung memiliki masalah untuk mengingat sesuatu, merasa bingung, bahkan mengalami masalah dalam berpikir.
Bisa saja ada tanda-tanda dan gejala tumor otak yang tidak disebutkan di atas. Oleh karena itu, apabila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter.
Penyebab Tumor Otak
Tumor otak penyebabnya apa sih? Nah, tumor otak dapat muncul karena otak itu sendiri (tumor otak primer) yang memiliki tumor, atau bisa juga disebabkan oleh penyebaran kanker dari organ tubuh lainnya (tumor otak sekunder).
Tumor otak primer yang jarang terjadi ini disebabkan oleh otak itu sendiri atau jaringan sekitar otak, misalnya pada meninges, saraf kranial, kelenjar pituitari, dan kelenjar pineal.
Sedangkan tumor otak sekunder disebabkan oleh jaringan tidak normal yang terjadi pada bagian tubuh lainnya yang kemudian menyebar ke otak. Selain itu, orang yang pernah mengalami kanker bisa mengalami jenis tumor ini.
Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan resiko atau gejala tumor otak, antara lain :
- Obesitas
Diperkirakan, sekitar 2 persen dari penderita tumor otak disebabkan oleh kegemukan. Hal ini terbukti bahwa orang yang mengalami obesitas memiliki peningkatan risiko mengembangkan tumor otak jenis meningioma.
Dalam beberapa kasus tumor otak pada anak, ditemukan bahwa anak yang lahir dengan berat lebih dari 4 kilogram, beresiko tinggi mengidap tumor otak jenis astrocytoma atau tumor embrional.
- Faktor genetik
Diperkirakan, sekitar 5-10% penderita tumor otak disebabkan oleh faktor genetik atau faktor keturunan dari keluarganya. Oleh karena itu, tumor otak pada bayi tidak menutup kemungkinan disebabkan karena orang tuanya yang mengidap penyakit tersebut.
Meskipun kondisi ini terbilang jarang, akan tetapi tak ada salahnya berkonsultasi dengan dokter apabila terdapat anggota keluarga Anda yang terdiagnosa menderita tumor otak. Jika dibutuhkan, dokter mungkin akan merujuk Anda pada konselor genetik.
- Usia
Pada dasarnya, tumor otak bisa muncul pada usia berapa pun. Bayi, balita, dan anak-anak pun rentan terhadap penyakit ini. Namun, resiko terkena kanker otak akan meningkat ketika usia bertambah, hal ini karena tumor otak akan lebih mudah terjadi pada manula, terutama usia 65-75 tahun ke atas.
- Paparan radiasi
Diperkirakan, kurang lebih satu persen tumor otak disebabkan oleh radiasi pengion. Radiasi ini termasuk sinar-X dan juga sinar gamma, seperti sinar yang digunakan dalam X-ray, CT scan, dan radioterapi.
Orang yang sering terkena paparan radiasi ini memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap tumor otak, termasuk orang yang bertahan hidup setelah terkena bom atom atau nuklir.
Selain itu, radiasi tertentu, terkena radiasi di tempat kerja, atau menjalani terapi radiasi bisa menjadi penyebab tumor otak. Kita semua tahu bahwa radiasi pengion dapat meningkatkan resiko berkembangnya tumor, sehingga resiko berkembangnya tumor jenis meningioma atau glioma akan lebih tinggi apabila melakukan radioterapi ke bagian kepala apalagi masih anak-anak terutama balita.
Sementara itu, gelombang radiasi yang biasa kita temui sehari-hari seperti gelombang yang berasal dari menara listrik, ponsel, ataupun microwave belum terbukti secara klinis merupakan penyebab tumor otak.
- Penderita HIV/AIDS
Pengidap HIV/AIDS beresiko tinggi terkena tumor otak berjenis limfoma SSP. Meskipun belum diketahui alasan pastinya, kemungkinan tumbuhnya tumor jenis ini disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang melemah, terutama pada tahap lanjut atau fase akhir penyakit HIV/AIDS. Hampir pada semua kasus limfoma SSP, ditemukan virus yang disebut virus Epstein-Barr.
- Memiliki riwayat kanker
Penelitian menyebutkan bahwa munculnya tumor otak juga dipengaruhi oleh riwayat kanker yang pernah diderita sebelumnya, misalnya seperti limfoma non-Hodgkin, leukemia, melanoma, kanker tiroid atau prostat.
- Tidak pernah terkena cacar air
Dilansir dari laman cnnindonesia, orang dengan riwayat cacar air pada masa kanak-kanak mempunyai resiko lebih kecil terkena tumor otak. Hal ini didukung oleh penemuan bahwa 21% orang yang memiliki riwayat positif cacar air mengalami penurunan resiko terkena kanker otak jenis glioma.
Peneliti juga menegaskan bahwa hubungan antara keduanya bukanlah hal yang kebetulan. Selanjutnya, para ilmuwan berencana akan meneliti dan menerapkan vaksin cacar air untuk kanker otak.
Pengobatan Tumor Otak
Ilustrasi Pengobatan Tumor Otak - Image from www.halodoc.com
Apakah tumor otak bisa sembuh? Ya, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan tindakan operasi guna mengangkat tumor yang telah didiagnosis tanpa merusak jaringan di sekitarnya. Selama prosedur ini berlangsung, Anda mungkin akan dibius total.
Akan tetapi apabila letak tumor berada di otak, maka pembedahan tidak bisa dilakukan. Sebagai gantinya, maka akan dilakukan kemoterapi dan terapi radiasi guna membunuh dan menyusutkan tumor. Setelah menjalani operasi, 2 jenis perawatan tersebut juga dijalankan untuk membunuh sisa-sisa sel kanker.
Namun jika tumor berada di bagian dalam otak atau di area yang sulit dijangkau, maka dokter akan merekomendasikan terapi pisau gamma, yakni jenis terapi radiasi yang sangat terfokus.
Selain itu, dokter mungkin juga akan meresepkan beberapa obat-obatan, misalnya seperti kortikosteroid, pereda nyeri, antimual, dan antikonvulsan (anti kejang) yang diberikan pra dan pasca operasi. Obat-obatan lain mungkin juga akan diresepkan guna membantu mengatasi gejala yang disebabkan oleh tumor.
Demikianlah penjelasan tentang gejala, penyebab, dan pengobatan tumor otak ini. Semoga bermanfaat.