Sudah 5 Hari Belum di Temukan, Keluarga Balita yang Hanyut Bakar Dupa

Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 15 Feb 2020

Sudah 5 Hari Belum di Temukan, Keluarga Balita yang Hanyut Bakar Dupa

balita hanyut di malang - Image from facebook.com

Berharap anaknya segera ditemukan

5 hari telah berlalu, pencarian balita yang hilang terseret arus aliran selokan saat hujan deras di Malang ini masih belum membuahkan hasil, keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin, hingga cara-cara mistis pun dilakukan, bau dupa menyegat di lokasi hilangnya balita malang tersebut.

Bau dupa tercium ketika mendekati lokasi saluran air di Desa Ngijo, Dua tusuk dupa terlihat terpancang di sebuah gelas. Di sampingnya, secangkir kopi dan bunga melati terbungkus daun pisang.

Sudah lima hari ini bocah lucu ini belum ditemukan.

Saluran air tersebut merupakan tempat hilangnya Rafa Alfarizi (3,5). Ia diduga hanyut saat terjadi hujan deras, Senin (10/02/2020).

Keluarga menyebut, membakar dupa merupakan sebuah usaha untuk mendapat petunjuk keberadaan Rafa.

Octaviana, ibu kandung Rafa juga menabur garam kasar di sekitar lokasi saluran air.

Salah satu anggota keluarga Rafa lainnya, Misaji menerangkan, mereka melaksanakan ritual tersebut sejak Rabu (12/02/2020) lalu.

Keluarga tak ingin berspekulasi lebih jauh mengenai hilangnya anggota keluarganya itu.

Suasana rumah tampak masih diselemuti perasaan resah, menanti kedatangan Rafa.

"Kami berdoa agar Rafa segera ditemukan dan para petugas pencari dimudahkan dalam mencari keberadaan Rafa," ucap Misaji, paman Rafa ketika ditemui di Perumahan Griya Permata Alam blok LE.

Sementara itu, para tetangga juga berdatangan mengunjungi rumah yang dihuni oleh nenek Rafa itu. Hingga kini, kabar mengenai keberadaan Rafa masih nihil.

"Semoga Rafa segera ditemukan," harap Misaji. Saluran air yang diduga menjadi tempat hanyutnya Rafa sebenarnya tidak begitu besar.

Saluran ini hanya memiliki lebar sekitar 60 cm dengan dalam sekitar 1 meter. Kondisi saluran air tampak belum sepenuhnya permanen.

Terdapat batu-batuan dan ranting pohon. Bahkan ada satu ranting pohon yang menghalangi jalannya air.

Saluran air tersebut bermuara ke sungai Bodo.

Namun, pihak keluarga membenarkan pada hari Senin saat Rafa hilang, kondisi air di saluran ini sedang deras.

"Memang deras hujannya. Saluran air deras airnya. Kami gak tau kalau Rafa tiba-tiba gak ada dan keluar bermain air.”

“Rumah saya memang berjarak dekat dari rumah nenek Rafa," ucap pria yang berdomisili di Petumahan Griya Permata Alam itu.

Baca Juga:

Sudah 5 Hari Belum di Temukan, Keluarga Balita yang Hanyut Bakar Dupa

balita hanyut di malang - Image from facebook.com

Tim SAR perluas lokasi pencarian

Pencarian Rafa Alfarizi memasuki hari keempat, Kamis (13/2/2020).

Koordinator Lapangan Basarnas Surabaya, Ainul Makhdin mengatakan, tim Search Rescue Unit (SRU) telah ditambah jumlahnya menjadi tujuh SRU.

"Tim mulai bergerak sejak pukul 08.00. Jumlah SRU ditambah menjadi 7 SRU."

"Setelah sebelumnya awal pencarian hanya 3 SRU," ujar Ainul ketika ditemui di Balai Desa Ngijo.

Ainul menambahkan, SRU 1 bergerak dari tempat kejadian hingga Desa Kepuharjo.

Dilanjutkan oleh SRU 2 yang menjangkau Kepuharjo hingga Jetis.

SRU 3 menyisir area Banjar Arum hingga Jembatan Araya Kota Malang.

SRU 4 melanjutkannya dari Araya Sampai Muharto Kota Malang.

SRU 6 menyisir di area Arjosari hingga Kalisari.

Sedangkan SRU 7 menjangkau dari Pasar Gadang hingga Bendungan Sengguruh Kepanjen.

Total jangkauan pencarian mencapai 25 kilometer.

Tim menggunakan metoder penyisisaran tubing dengan perahu karet. Termasuk penyisiran dengan menggunakan perahu karet.

Terkait batas pencarian, Ainul menerangkan tim memberi tenggat waktu pencarian hingga 7 hari.

"Bila melewati batas waktu itu maka pencarian akan dihentikan," kata Ainul.

Tim kemudian akan melakukan evaluasi setelah melakukan pencarian.

"Jika sudah melewati hari ke 7, kami akan memberitahu warga sekitar korban dan keluarga bila pencarian diberhentikan," ungkapnya.

Rafa Alfarizi diketahui hilang Senin (10/02/2020) petang.

Saat itu hujan deras dan air di selokan sekitar rumah deras oleh aliran air.

Ada dugaan Rafa hanyut dalam selokan dan terseret air yang menuju ke arah sungai Bodo.

Saat Rafa dititipkan di rumah neneknya. Ia ternyata keluar bermain air hujan sambil membawa payung kecil merah.

Sang nenek berada di dalam rumahnya.

Ia sedang beraktivitas memasak dan membuat kopi.

Penasaran cucunya tak kunjung balik, nenek Rafa pergi mencarinya.

Tak ketemu, nenek berjalan menuju selokan yang tak jauh dari rumahnya.

Sesampainya di selokan, sang nenek hanya mendapati sebuah payung kecil berwarna merah.

Kala itu bocah tersebut terakhir kali memakai baju bewarna hitam dan celana berwarna hitam.

SHARE ARTIKEL