Hindari 7 Dosa yang Membinasakan ini, Maka Engkau Layak Dapatkan Surga

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 15 Jun 2020

Hindari 7 Dosa yang Membinasakan ini, Maka Engkau Layak Dapatkan Surga

Ilustrasi - Image from bimbinganislam.com

Jangan sampai kita terjerumus melakukannya 

Allah SWT janjikan Surga untuk orang-orang yang menjauhkan diri dari 7 perkara yang membinasakan ini. Tapi Allah tak segan menghukum dan memerangi orang-orang yang melakukannya. 

Sebagai seorang manusia pasti tidak akan pernah luput dari perbuatan dosa. Baik yang disengaja maupun tidak. Dan sebaik-baik orang ialah yang segera bertaubat jika melakukan dosa. 

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) “Setiap manusia pasti melakukan dosa, dan sebaik-baik orang yang melakukan dosa adalah orang yang bertaubat” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah).

Dari sabda Rasulullah tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak melakukan dosa. 

Akan tetapi Rasulullah mengingatkan pula, agar setiap orang yang telah berbuat dosa untuk bertaubat. Dan berjanji tak mengulanginya kembali. 

Klasifikasi Dosa 

Menurut para ulama, dosa dibagi menjadi dua, yakni dosa besar dan dosa kecil. 

Dosa kecil ialah setiap kemaksiatan yang dilakukan karena lalai dan ia tidak henti-hentinya menyesali perbuatannya, sehingga rasa kenikmatannya dengan maksiat tersebut terus memudar. 

Sedangkan, dosa besar ialah setiap dosa yang mengharuskan adanya had (hukuman) di dunia, atau yang diancam oleh Allah dengan neraka, laknat, atau murka-Nya. 

Nabi Muhammad SAW bersabda, 

“Jauhilah oleh kalian tujuh dosa yang membinasakan”. Para sahabat bertanya, “Apa itu?”. Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan benar, memakan harta anak yatim, memakan riba, melarikan diri dari peperangan, menuduh berzina wanita-wanita mukminah yang suci.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Berikut ini adalah 7 dosa yang membinasakan :

Syirik 

Sudah sering kita mendengar perbuatan dosa ini. Banyak sudah paham mengenai dosa ini, namun banyak pula yang masih banyak yang melakukannya. Baik sengaja ataupun tidak.

Padahal Allah telah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Ia mengampuni dosa yang levelnya di bawah syirik bagi siapa yang Ia kehendaki” (QS. An Nisaa : 48).

Bahkan di dalam ayat lain, Allah mengancam pelaku kesyirikan dengan neraka, sebagaimana firman Allah berikut ini: 

“Barangsiapa yang menyekutukan Allah, sungguh Allah telah mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka” (QS. Al Maa-idah : 72).

Allah dengan tegas menyatakan bahwa perkara kesyirikan merupakan salah satu dosa besar yang tak diampuni oleh Allah SWT dan bisa menyeret pelakunya ke dalam neraka. 

Sihir 

Sihir merupakan perkara yang sudah terkenal di masyarakat. Khususnya di beberapa daerah tertentu yang masih kental dengan suasana magis. Sihir banyak sekali macamnya. Mulai dari jengges, pelet, santet, dan masih banyak lagi ragamnya. 

Jarang diketahui, ternyata praktek ini juga sudah ada sejak zaman dahulu. Sebagaimana yang Allah ceritakan tentang kisah Nabi Musa dengan para penyihir fir’aun di dalam surat Thaha. 

Dimana para penyihir Fir'aun kaget seketika ketika ular-ular hasil sihirnya dimakan oleh ular besarnya Musa. 

Melihat keganjilan tersebut, menguatkan mereka bahwa Musa bukan orang biasa dan hal itu merupakan mukjizat dari Allah SWT. Lalu mereka beriman kepada Allah, sebelum akhirnya dihabisi oleh Fir'aun.

Membunuh Jiwa yang Diharamkan oleh Allah 

Saat ini, kita seringkali menjumpai kasus pembunuhan dengan beragam motifnya. 

Mulai dari karena utang, perampokan, bahkan ada yang lebih parah lagi, hanya gara-gara rebutan lahan parkir, sebagian dari kita saling membunuh. Na’udzubillah min dzalik. 

Padahal Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang membunuh seorang mu’min secara sengaja, maka balasannya ialah neraka jahannam yang ia kekal didalamnya, Allah murka kepadanya dan melaknatnya. Lalu Ia akan menyiapkan siksaan yang besar” (QS. An Nisaa : 93). 

Memakan Harta Anak Yatim

Selanjutnya adalah perkara yang seringkali terjadi adalah memakan harta anak yatim. 

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang memakan harta anak yatim secara zhalim, maka sesungguhnya mereka telah memasukkan api ke dalam perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala” (QS. An Nisaa : 10).

Jika kita telah diberi amanah oleh seseorang untuk mengelola dana untuk keperluan anak yatim, maka janganlah sekali-kali kita berani memakannya dengan cara yang zalim. Sebab laknat Allah SWT bisa menimpa kita. 

Apalagi jika kita sampai mengkorupsi harta tersebut untuk kepentingan pribadi. Maka berhati-hatilah terhadap harta anak yatim yang dititipkan padamu. 

Memakan Riba 

Riba ibarat sebuah duri yang banyak manusia tertusuk olehnya. Namun, meski tertusuk anehnya, banyak dari mereka yang tidak merasa sakit. 

Bahkan mereka merasa menikmati setiap tusukan tersebut. Hal ini bisa kita temui di lingkungan sekitar, dimana banyak sekali bank-bank konvensional yang menawarkan pinjaman tapi dengan bunga sangat mencekik.

Padahal riba sangat dibenci oleh Allah SWT. Sebab hal ini sangat mungkin membuat kaum fakir miskin semakin menderita karena tercekik bunga yang amat tinggi.

“Maka jika mereka tidak mengerjakannya (meninggalkan riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.” (QS. Al Baqarah : 279). 

Bahkan digambarkan di ayat tersebut, bahwa riba sebagai penyebab Allah SWT menyatakan perang dengan hamba-Nya. Jika Allah SWT, Maha Pemilik Segala sesuatu telah mengumumkan peperangan kepada seorang hamba, maka apalagi yang bisa ia lakukan?

Kabur dari Peperangan

Pada masa Rasulullah SAW, peperangan menjadi salah satu kunci utama untuk mempertahankan agama Islam. Bahkan peperangan bisa menjadi jalan dakwah pada masa itu. 

Karena begitu strategisnya peperangan pada masa itu, Rasulullah SAW mengajak semua umat Islam untuk ikut andil dalam peperangan tersebut. Dan ancaman bagi yang kabur, apalagi hanya karena takut mati atau takut kehilangan harta benda. 

Allah mengancamnya dengan firman-Nya (yang artinya), “Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk siasat perang atau hendak bergabung dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan kemurkaan Allah, dan tempat kembalinya ialah neraka jahannam, dan amat buruklah tempat kembalinya” (QS. Al Anfal :16). 

Menuduh Wanita Beriman Berzina

Menuduh sesuatu hal yang tidak dilakukan orang tersebut adalah fitnah. Dan perbuatan fitnah disebut-sebut lebih kejam daripada pembunuhan. 

Oleh sebab itu, Allah SWT berfirman, 

“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita baik-baik yang lemah dan beriman berbuat zina, maka mereka dilaknat di dunia dan di akhirat dan bagi mereka siksaan yang besar” (QS. An Nur : 23). 

Maka siapapun orang yang menuduh wanita beriman telah melakukan perzinaan tanpa bisa mendatangkan empat orang saksi, sungguh dia akan masuk ke dalam ancaman Allah pada ayat di atas apabila ia tidak segera bertaubat. 

Jauhilah ketujuh dosa tersebut maka inshaallah engkau termasuk orang-orang yang layak menjadi penghuni Surga. Bahkan Allah SWT juga berjanji untuk menghapuskan dosa-dosamu yang lalu. 

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang mengerjakannya, niscaya akan kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan kami masukkan engkau ke tempat yang mulia (surga)” (QS. An Nisa : 31).

Semoga kita semua tergolong orang-orang yang menjauhi ketujuh dosa tersebut dan layak mendapatkan Surga. Aamiin ya robbal alamiin. 

SHARE ARTIKEL