Pengunggah Humor Gus Dur Dipanggil Polisi, Polisi Ditegur `Jangan Terlalu Reaktif`
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 19 Jun 2020Tangkapan layar unggahan Anita Wahid (sebelah kanan) - Image from twitter.com/AnitaWahid
Humor diseriusin, hukum dibercandain
Menanggapi adanya pemanggilan terhadap orang yang mengunggah humor Gus Dur tentang 3 polisi jujur. Inayah Wahid, putri Gus Dur dan pihak kepolisian angkat bicara.
Beberapa waktu yang lalu beredar salah satu unggahan warga di Maluku Utara yang mengutip humor Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) soal '3 Polisi Jujur' yang jadi viral di dunia maya.
Pria itu berinisial IS, dia mengunggah humor tersebut pada Jumat (12/6) sekitar pukul 11.00 Wita.
Isi humor itu ialah "Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: Patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng". Lelucon ini memang pernah disampaikan oleh Gus Dur dulu saat bersama dengan pihak kepolisian.
Ternyata kutipan humor tersebut berujung pada pemanggilan terhadap orang yang mengunggahnya. IS dipanggil dua jam berselang setelah mengunggah postingan tersebut.
Bahkan tersiar isu, pria tersebut ditangkap oleh kepolisian Kepulauan Sula, Maluku Utara.
Terkait hal ini, Polres Kepulauan Sula, Maluku Utara, pun sudah meluruskan berita yang simpang siur tersebut. Beliau menegaskan tak ada penangkapan, si pria pengunggah tersebut hanya diklarifikasi.
"Bukan penangkapan, kita cuma klarifikasi aja apa motif dia, mens rea dia, gitu. Bukan ditangkap. Cuma klarifikasi aja," kata Kapolres Kepulauan Sula AKBP Muhammad Irvan saat dihubungi, Rabu (17/6/2020).
Irvan mengungkapkan bahwa IS hanya mengutip saja tanpa ada maksud apa-apa dan menghina organisasi Polri. Alhasil Irvan memaafkan perilakunya tersebut.
"Yang bersangkutan kita tanyakan mens reanya apa, apakah dia mau bilang di Polri tidak ada polisi jujur apa bagaimana, dia hanya mengutip saja, nggak ada maksud apa-apa, ya sudah kita balikin, dia intinya kalau polisi ada yang tersinggung dia katakan tidak ada maksud menghina organisasi Polri," ujarnya.
"Dia sudah minta maaf, kita maafkanlah," ujarnya.
Pria tersebut sudah diklarifikasi dan telah dipulangkan pada Selasa (16/6/2020).
Irvan menjelaskan Gus Dur memang pernah mengeluarkan lelucon tersebut agar sebagai cambuk organisasi Polri agar lebih mencontoh Pribadi Pak Hoegeng yang dikenal jujur.
"Kalau Gus Dur itu kan menyampaikan itu sebagai cambuk organisasi Polri agar lebih menyontoh ke Pak Hoegeng. Seperti agar Polri seperti Pak Hoegeng semua. Itu Gus dur. Kalau dia niatnya apa, itu yang mau kita klarfikasi kemarin. Katanya nggak ada niat apa-apa, hanya ngutip aja," tuturnya.
Tanggapan Inayah Wahid
Menanggapi adanya pemanggilan terhadap pengunggah humor Gus Dur, putrinya, Inayah Wahid turut berkomentar dalam akun twitternya. Ia menyindiri kepada polisi untuk sekalian memanggil Gus Dur, ayahnya.
Ia menuliskan "Laaah yg dipanggil kok yg mengquote. Panggil yang bikin joke dong Pak," cuitnya.
Mabes Polri : 'Jangan Terlalu Reaktif'
Menanggapi adanya pangilan terhadap pengunggah, Mabes Polri meminta Polres Kepulauan Sula, Maluku Utara tidak bereaksi berlebihan terhadap candaan yang dilakukan oleh masyarakat.
"Saya sampaikan ke Polda Malut, terutama Polres Kepulauan Sula, coba jangan terlalu reaktif dalam menyikapi sesuatu. Jangan mencederai sesuatu yang hanya candaan saja langsung ditanggapi dengan serius," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, seperti dilansir Antara, Kamis (18/6/2020).
Ia juga mengingatkan kepada jajaran Polres Kepulauan Sula agar tidak memaksakan pengenaan unsur pidana dalam kejadian tersebut. Awi telah memastikan bahwa pemanggilan terhadap IS hanya untuk wawancara saja.
"Kalau memang tidak ada unsur pidananya, jangan dipaksakan," ucap Awi.
"Cuma sempat dipanggil untuk diwawancarai saja," sambungnya.
Tak hanya Mabes Polri, Kapolda Maluku Utara (Malut) Irjen Rikwanto juga mengingatkan tindakan anak buahnya tersebut. Yakni, jajaran Polres Sula terkait sikap Polres Sula yang mempermasalahkan posting-an IS soal candaan Gus Dur tersebut.
Rikwanto menegaskan kalimat candaan Gus Dur soal 'polisi jujur' tak masuk kategori materi yang bisa diperkarakan. Dia pun mengatakan sikap IS mengunggah kalimat candaan Gus Dur di akun Facebook-nya tak perlu disikapi secara hukum.
"Jadi saya tegur sudah. Kemudian kita berikan juga arahan untuk lebih teliti lagi dalam mencermati informasi yang beredar di masyarakat, terutama di media sosial," kata Rikwanto kepada wartawan, Kamis (18/6).
Rikwanto juga menyampaikan tak memperkarakan posting-an IS. Dia menerangkan penyidik Polres Sula memang mulanya menafsirkan IS memiliki masalah dengan kepolisian hingga akhirnya menyuruh IS meminta maaf secara terbuka di hadapan awak media yang diundang oleh pihak Polres.
"Tidak ada BAP, tidak ada kasus. Jadi dilihat di media sosial kemudian penafsiran si anggota reserse ini seolah-olah ada sesuatu dengan dia (IS) dan institusi, lalu diklarifikasi," jelas mantan Karo Penmas Divhumas Polri ini.