Berawal Karena Dibawa ke Hajatan Saat Bayi, Gadis ini Alami Lumpuh Selama 15 Tahun
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 30 Jul 2020Gadis 15 tahun berbaring bersama ibunya - Image from kompas.com
Tubuhnya kaku seperti kayu
Ayahnya juga menuturkan, sang putri tidur dari maghrib sampai pagi. Dan mirisnya hanya bisa terbaring dan makan bubur instan serta air gula. Sudah diperiksakan ke dokter dan bahkan dukun, namun belum juga membuahkan hasil.
Seorang anak mengalami lumpuh selama 15 tahun, berawal dari datang ke sebuah hajatan saat masih bayi. Kini ia hanya bisa terbaring di tempat tidur sambil makan bubur dan air putih bergula.
Hati Saelah (48), seorang ibu di Kecamatan Bawen, Semarang, Jawa Tengah, pilu saat melihat putrinya Siti Aisyah terbaring tak berdaya selama kurang lebih 15 tahun.
Jauh di dalam hatinya, Saelah berharap Aisyah sembuh dan bisa hidup normal seperti anak-anak biasanya.
"Saya juga ingin melihat anak saya seperti orang lain. Bisa bicara, bisa berjalan dan mandiri," ungkap Saelah, dikutip dari Kompas.com, Rabu (29/7/2020).
Saelah menuturkan, dia dan suaminya, Ramlan (55), sempat memeriksakan putrinya itu selama 2 tahun ke dokter saraf. Namun, karena tak ada biaya, perawatan itu dihentikan.
"Tapi karena tak ada biaya akhirnya perawatan medis dihentikan. Termasuk pemeriksaan di dokter syaraf," ujar Saelah.
Lumpuh Sejak Usia 4 Bulan
Menurut penuturan Saelah, mulanya putrinya terlahir dengan kondisi normal. Kemudian, saat berusia 4 bulan, dirinya membawa Aisyah ke hajatan.
"Selama kehamilan saya selalu periksa, kelahiran juga normal. Aisyah sakit sejak usia empat bulan saat diajak ke hajatan pernikahan," ujar Saelah saat ditemui di rumahnya, Dusun Deres, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Saat itu, menurut Saelah, saat diberi makan Aisyah kemudian pingsan dan tak bergerak sama sekali.
"Padahal tidak tersedak atau apa, tiba-tiba saja tidak bergerak," kata dia.
Sejak itu, kondisi Aisyah hanya bisa terbaring dan mengalami kelumpuhan. Dirinya mengaku tak tahu apa penyebabnya.
Saelah menambahkan, dengan kondisi tersebut, putrinya hanya bisa memakan makanan khusus dan tak boleh sembarangan.
Selama ini, Aisyah hanya diberi bubur sachet dan air gula. Apabila diberi makanan lainnya, perut Aisyah akan membesar dan kembung.
Tak hanya itu, kulit anaknya juga jadi mengeras dan mengelupas. Bahkan, terkadang tubuh Aisyah tiba-tiba kaku seperti kayu.
"Bisa juga langsung lemas tidak ada tulangnya. Kalau tidur betah bisa dari Magrib sampai pagi," kata dia.
Pernah Dibawa ke Dukun
Merasa aneh dengan penyakit anaknya, Saelah mengaku sempat membawanya ke dukun.
"Dukun yang kami datangi hampir semua bilang Aisyah diikuti sesosok nenek tua yang rambutnya sudah putih semua. Saya juga seperti pernah melihat saat berada di kebun," kata Saelah.
Sementara itu, di tengah situasi pandemi, Saelah harus kehilangan pekerjaannya sebagai buruh pabrik tekstil.
Untuk bertahan hidup, keluarga Saelah bergantung pada pendapatan suaminya yang bekerja serabutan dan berjualan kayu bakar dari kebun. Satu bongkok kayu bakar Ramlan dihargai Rp 12.500,00.
"Bantuan dari PKH kami dapat, dari posyandu juga rutin memeriksa Aisyah. Kemarin dari Dinas Sosial juga datang. Saya juga punya BPJS dari pabrik," cerita Saelah.
Dia mengaku selalu berharap dan berdoa agar Aisyah putrinya segera diberi kesembuhan.
Semoga Aisyah diberikan kesembuhan oleh Allah SWT dan bisa beraktivitas seperti anak normal biasanya,