Kasus Harian Corona Bertambah 2.657, Jokowi : `Lampu merah lagi`
Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 10 Jul 2020Presiden Joko Widodo - Image from www.beritasatu.com
Capai rekor jumlah kasus harian terbanyak
Sebelumnya jumlah kasus harian berhenti di angka 1000 ke atas, namun pada 9 Juli kemarin, mencapai 2.657. Mendengar hal ini Presiden Jokowi kembali tegaskan kondisi berada di lampu merah lagi.
Ahmad Yurianto selaku jubir Pemerintah dan Doni Monardo Ketua Gugus Tugas Covid-19 jelaskan maksudnya.
Angka penambahan kasus positif penularan virus corona baru (COVID-19) di Indonesia semakin meningkat. Tercatat sejak awal Maret kasus positif Covid-19 diketahui di Indonesia sampai saat ini mencatat 70.736 orang yang tertular virus itu.
"Pada pemeriksaan hari ini kita mendapatkan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 2.657 orang sehingga akumulasinya sekarang menjadi 70.736 orang," ujar Achmad Yurianto selaku Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Kamis (9/7/2020).
Jawa Barat Menyumbang Kasus Terbanyak
Penambahan 2.657 orang positif COVID-19 itu menjadi angka tertinggi harian di Indonesia hingga saat ini. Yuri menyebut tambahan kasus itu mayoritas berasal dari Jawa Barat yaitu 962 kasus.
Yuri mengatakan kasus di Jabar itu, paling banyak disumbang oleh klaster Sekolah Calon Perwira (Secapa) TNI AD di Bandung. Total keseluruhan klaster Secapa TNI AD itu disebut Yuri 1.262 orang positif COVID-19.
"Penambahan yang cukup banyak untuk Provinsi Jawa Barat ini didapatkan dari klaster yang sudah selesai kita lakukan penyelidikan epidemiologi sejak tanggal 29 kemarin berturut-turut, yaitu klaster di Pusat Pendidikan Calon Perwira TNI Angkatan Darat (AD) yang kita dapatkan kasus positif dari klaster ini sebanyak 1.262 orang," kata Yuri.
Dari jumlah tersebut, orang-orang yang terkena diantaranya adalah peserta didik hingga beberapa tenaga pelatih.
"Ini terdiri dari peserta didik dan beberapa tenaga pelatih yang ada di sana. Dari jumlah 1.262 kasus positif yang kita identifikasi, hanya ada 17 orang yang saat ini kita rawat dan kita lakukan isolasi di Rumah Sakit Dustira Cimahi karena ada keluhan meskipun masih dalam derajat keluhan ringan. Di antaranya yang paling banyak dari 17 orang ini adalah demam, dan beberapa di antaranya mengeluh di pernafasannya, baik batuk maupun agak sesak,"
Jokowi : 'Lampu merah lagi'
Adanya rekor terbesar itu sampai menarik perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia menyebut kondisi saat ini sebagai 'lampu merah lagi'.
"Sebaran COVID di seluruh Tanah Air ini sangat tergantung sekali pada bagaimana daerah mengendalikannya. Dan juga perlu saya ingatkan, ini saya kira sudah lampu merah lagi, hari ini secara nasional kasus positif ini tinggi sekali hari ini, 2.657," ujar Jokowi.
Pernyataan Jokowi itu disampaikan saat ia sedang mengunjungi Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Jokowi mengingatkan supaya penambahan kasus tidak terjadi lagi.
"Tetapi kalau angka yang masih kecil ini tidak dikendalikan baik, manajemen krisis tidak dilakukan, rakyat tidak diajak untuk kerja sama-sama, hati-hati, angka yang tadi saya sampaikan bisa bertambah banyak," kata Jokowi.
Mendengar respon dari Presiden Jokowi, Yuri mengaku belum bisa berkata lebih banyak. Dia mengaku sedang memahami maksud dari ucapan Jokowi.
"Sedang kita pelajari lebih lanjut," kata Yuri secara terpisah.
Penjelasan Doni Monardo
Secara terpisah Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo memberikan penjelasan. Doni menyebut peringatan Jokowi soal 'lampu merah lagi' itu dalam rangka agar masyarakat tak meremehkan pandemi ini.
"Hati-hati. Lebih waspada. Tidak boleh anggap enteng. Tidak boleh lengah. Harus lebih memperhatikan manajemen krisis," kata Doni.
Menurut Doni, Jokowi ingin semua kegiatan yang dilakukan diperketat dengan protokol kesehatan.
Gas dan rem yang kerap disampaikan Jokowi mengenai sektor kesehatan dan ekonomi dijelaskan Doni, harus benar-benar dilakukan dengan disiplin dan penuh perhitungan.
"Rem dan gas yang disampaikan Presiden dikendalikan oleh pengemudinya: Kepala Gugus Tugas Daerah di Provinsi, Kabupaten, dan Kota," ucap Doni.
Di sisi lain Juru Bicara Presiden bidang Sosial, Angkie Yudistia, mengatakan bahwa Jokowi selalu menerima laporan mengenai perkembangan COVID-19.
Ke depan segala kebijakan Jokowi disebut Angkie akan selalu berdasar pada laporan-laporan tersebut.
"Prinsipnya presiden selalu mendapat laporan dan akan mengambil langkah terukur terhadap berbagai persoalan di masyarakat," ujar Angkie.
Mengenai ucapan 'lampu merah lagi' dari Jokowi, Angkie belum menjelaskan lebih lanjut. Menurut Angkie, semua kebijakan terkait COVID-19 berada pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sebagai perpanjangan tangan dari Presiden Jokowi.
"Kebijakan terkait PSBB atau langkah lain ada di gugus tugas sebagai kepanjangan presiden dalam penanganan COVID-19," imbuhnya.
Oleh sebab itu, jangan sampai lengah, tetap jaga jarak dan patuhi protokol kesehatan. Semoga pandemi ini segera berakhir.