Bansos Daging Busuk, Kades Marah Buang Bantuan ke Jalanan

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 14 Aug 2020


Bansos Daging Busuk, Kades Marah Buang Bantuan ke Jalanan

Kades membuang daging ayam ke jalan - Image from ikilhojatim.com

Miris, daging ayam sudah kebiruan dan busuk 

Saat mendapat bantuan, penerima langsung memasaknya dan diberikan kepada sang suami. Tak diduga, saat dikunyah malah berbau busuk. Murka, Kades yang diberi laporan langsung buang daging ayam yang tersisa ke tengah jalan. 

Lagi, kualitas barang bantuan dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kembali dipermasalahkan oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Kali ini, daging ayam dari program tersebut diterima warga dalam kondisi yang tak layak konsumsi. 

Daging ayam yang kondisinya berwarna kebiruan dan berbau busuk tersebut diterima oleh KPM Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Salah seorang penerima BPNT, Rami menjelaskan, baru kali ini menerima daging ayam dengan kondisi busuk. Padahal pada bulan sebelumnya, daging yang ia terima dalam kondisi baik.

“Sesampainya dirumah, daging ini saya masak. Saat suami baru memakannya, tiba-tiba dimuntahkan, karena saat dikunyah baunya busuk,” terang Rami dikutip dari suaraindonesia.com, Kamis (13/8/2020).

Tak lama dari itu, Kepala Desa Socorejo, Arief Rachman Hakim langsung mendatangi lokasi untuk mengecek kondisi daging ayam tersebut. 

Ternyata memang benar bahwa kondisi daging ayam tersebut memang sudah busuk. 

“Tadi warga melapor bahwa daging BPNT ini bau busuk. Ternyata benar, saat dicek, kondisinya sudah biru dan berbau,” ujar Kades Arief.

Dengan marah, Kades kemudian memarahi ketua agen daging Kecamatan Jenu yang telah memberikan daging dengan kualitas buruk kepada warganya. 

Bahkan semua daging yang kondisinya busuk dan masih berada di box, langsung dibuang ke tengah jalan. 

“Saya buang daging ke jalan supaya tidak diberikan ke KPM lain di luar Socorejo. Karena lika-liku bisnis BPNT biasanya seperti ini. Misalnya barang busuk ditolak di Socorejo, tidak menutup kemungkinan dikirim ke desa lain,” tegasnya.

Ia berharap agar bantuan yang diberikan kepada KPM layak dan sesuai dengan amanat. 

Sebab, BPNT bukan mencari untung dalam kemiskinan orang lain. Sedangkan ketua agen kemudian diminta membuat surat pernyataan, untuk mengganti seluruh daging yang dijumpai busuk. 

“Kami, Pemdes Socorejo berharap kualitas daging segera diperbaiki, jangan sampai terulang di tempat lain,” tutupnya.

Tidak hanya di Desa Socorejo, Kecamatan Jenu, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Senori, Munadi juga mengeluhkan datangnya produk BPNT daging ayam saat malam hari. 

Hal itu disesalkan, karena daging tersebut tidak dapat dipantau bersama Forkopimca setempat dan pengecekan kualitas produk juga tidak maksimal.

“Daging BPNT disini selalu datang malam hari. Kan tidak mungkin langsung diberikan ke KPM, pasti pagi harinya baru dibagi. Apalagi kalau agen tidak punya freezer, saat dimasak jelas rasanya sudah tidak enak,” ucapnya.

Dikonfirmasi secara terpisah, Plt Kepada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Tuban, Joko Sarwono, belum menanggapi laporan terkait adanya temuan daging busuk serta pengiriman daging ayam yang datang pada malam hari. 

Tidak habis pikir, mengapa sampai begitu teganya memberikan daging ayam yang busuk kepada orang susah. 

Bayangkan saja di posisi mereka, sudah menanti-nanti bantuan tersebut, berharap bisa makan ayam sebulan sekali. Tapi sayang ayamnya malah busuk. 

Lebih buruknya lagi, jika sudah terlanjur di makan tentu akan membuat mereka sakit dan bahkan keracunan. Semoga kejadian serupa tak terulang kembali dan pengontrollan barang bantuan lebih diperketat lagi.

SHARE ARTIKEL