Kisah Kesetiaan Rasulullah SAW kepada Sayyidah Khadijah

Penulis Dian Aprilia | Ditayangkan 11 Sep 2020

Kisah Kesetiaan Rasulullah SAW kepada Sayyidah Khadijah

Ilustrasi - Image from muslim.okezone.com

Sosok suami yang setia 

Selama 25 tahun pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah, Nabi Muhammad SAW tak pernah melirik ataupun ada keinginan menikahi wanita lain. Selama Khadijah hidup, Rasulullah SAW setia dengan satu istri. 

Kita tentu sering mendengar kisah cinta yang menyentuh dan abadi dari novel, dongeng, film atau sumber lainnya. Namun, sudahkah kita sebagai umat Islam tahu perjalanan cinta Rasulullah SAW? 

Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang setia kepada istrinya, yakni Khadijah. Semasa Khadijah masih hidup, beliau tak pernah sekalipun berpikir untuk poligami. 

Dalam buku Muhammad SAW, The Super Husband: Kisah Cinta Terindah Sepanjang Sejarah, Muhammad Makhyaruddin, menyoroti alasan Nabi Muhammad SAW menikahi perempuan yang sebagian besar adalah janda-janda perang.

Dikisahkan, perjalanan Nabi Muhammad SAW pada saat ia memulai mahligai berumah tangga dengan Khadijah sejak Rasulullah SAW berusia 25 tahun sedangkan Khadijah 40 tahun. 

Penggambaran Rasulullah dalam usia muda berperawakan yang gagah dengan paras muka yang rupawan. Dinyatakan bahwa Khadijah adalah menjadi istri satu-satunya, selama 25 tahun. 

Selama waktu itu, Nabi Muhammad SAW sama sekali tak terlintas dalam pikirannya untuk memperistri wanita lainnya.

Baik pada masa Khadijah masih hidup, ataupun sebelum Rasul menikah dengan Khadijah. Sebab selama itu, belum pernah tersiar kabar Muhammad SAW  tergoda dengan seorang wanita.

Padahal di masa itu, kaum pria seperti berlomba-lomba untuk memiliki istri lebih dari satu. Namun tidak bagi Nabi Muhammad SAW, ia tak sedikitpun memiliki keinginan dan merasa cukup dengan adanya Khadijah di sampingnya.

Setelah Khadijah wafat, Rasulullah menikah dengan Saudah binti Zam'ah, janda dari Sakran bin Amr bin Abd Syams. 

Tidak ada suatu sumber yang menyebutkan bahwa Saudah adalah seorang wanita cantik, berharta, atau mempunyai kedudukan yang akan menguntungkan dalam pernikahan tersebut. 

Masalahnya, Saudah adalah istri orang yang termasuk golongan awal masuk Islam. Termasuk orang-orang yang dalam membela agama Allah, turut memikul berbagai macam penderitaan. 

Ia dan suaminya turut berhijrah ke Abisinia setelah dianjurkan Nabi berhijrah ke seberang lautan tersebut. 

Rasulullah memutuskan untuk menikah dengannya, demi memberikan perlindungan hidup dan kedudukan yang setara dengan Ummul Mukminin.

Begitu indahnya kisah cinta Rasulullah SAW dengan Sayyidah Khadijah hingga menjadi inspirasi dan teladan bagi Umat Islam. 

Bagaimana tidak? Bahkan sepeninggal Khadijah, Nabi seringkali menyebut-nyebut sosok dan jasa Sayyidah Khadijah atas hidup seorang Muhammad beserta dakwahnya. Dan Nabi pun memuji, melalui rahim Sayyidah Khadijah lah Nabi memiliki memiliki keturunan.

“Dia beriman kepadaku saat orang-orang mengingkariku, dia membenarkan aku selagi orang-orang mendustakan aku, dia mendukung aku dengan hartanya ketika orang-orang tidak memberikan sesuatu kepadaku, dan Allah menganugerahiku anak darinya, berbeda dengan istri-istriku yang lain.” Kata Nabi Muhammad tentang sosok Sayyidah Khadijah, sebagaimana diriwiyatkan Ahmad dalam Musnad-nya.

Sungguh sangat mulia akhlak Rasulullah SAW kepada istrinya. Mencintainya dengan tulus, setia, dan juga sangat menyayangi Khadijah bahkan setelah kepergiannya. 

SHARE ARTIKEL