Diet Keto, Apa sih Manfaat dan Resikonya?
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 20 Feb 2020Ilustrasi diet keto - Image from id.pinterest.com
Diet keto memang bagus, tapi tetap berisiko.
Buat kamu yang sedang berusaha menurunkan berat badan, pasti tidak asing dengan diet keto. Yap, diet keto adalah diet dengan pola makan asupan rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan sedang protein.
Seperti halnya jenis diet lainnya, diet keto juga memiliki resiko. Nah, dengan informasi yang cukup tentang diet keto, kamu bisa memahami sekaligus memperhitungkan apakah diet jenis ini sesuai dengan kondisi tubuh dan kemampuan fisik kamu.
Diet Keto
Tahukah kamu, diet keto adalah salah satu pola diet yang sangat kontroversial loh?
Karena diet ini menekankan tinggi lemak, sedangkan pada dasarnya lemak sering diidentikkan dengan kegemukan.
Namun jangan salah, konsumsi banyak lemak dalam diet keto Indonesia ternyata memiliki tujuan agar tubuh mencapai sebuah kondisi yang disebut ketosis.
Nah, saat mencapai ketosis, secara otomatis tubuh akan membakar lemak untuk dijadikan sebagai sumber energi utama. Dan tentunya lemak yang dikonsumsi juga harus berupa lemak baik yang tidak berbahaya bagi tubuh.
Apa itu diet keto, dan apa saja manfaatnya? Berikut beberapa manfaat diet keto yang wajib kamu ketahui:
1. Menurunkan berat badan
Diet keto membuat tubuh mencapai keadaan ketosis, di mana tubuh akan membakar lemak menjadi energi.
Nah, dari situlah mengapa diet keto dijadikan sebagai salah satu cara yang tepat untuk menurunkan berat badan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa diet keto juga mampu mengurangi rasa lapar sekaligus menurunkan jumlah keseluruhan asupan makanan.
Sebelum menjalani diet keto, pastikan kamu sudah tau berapa berat badan ideal yang ingin kamu raih, cari tahu disini: Anti Ribet, Begini Cara Menghitung Berat Badan Ideal
2. Mengontrol kadar gula darah
Keto diet adalah diet yang sangat direkomendasikan untuk para penderita diabetes. Karena manfaat diet keto Indonesia yang kedua adalah membantu mengontrol kadar gula dalam darah.
Hal ini terjadi karena saat asupan karbohidrat rendah, maka tubuh akan lebih maksimal dalam menggunakan karbohidrat tersebut menjadi energi, sehingga kadar gula dalam darah pun tidak semakin banyak.
3. Meringankan gejala epilepsi
Diet keto mampu meringankan gejala epilepsi terutama pada anak-anak.
Sebuah penelitian menunjukkan adanya penurunan intensitas kejang sebanyak 50% pada setengah atau sekitar 75 dari 150 anak yang menjalani diet keto selama kurun waktu 1 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa diet keto bahkan dapat digunakan untuk mengatasi masalah epilepsi yang tidak bisa ditangani menggunakan obat.
Saat tubuh dalam keadaan ketosis, maka tubuh akan menghasilkan senyawa keton. Keton sendiri bisa menjadi sumber energi untuk otak menggantikan glukosa, sekaligus mampu melindungi sel-sel otak dari kerusakan.
4. Menurunkan risiko gangguan saraf
Selain bisa mengurangi gejala epilepsi, kemampuan senyawa keton untuk melindungi otak dari kerusakan juga berguna untuk mencegah berbagai gangguan syaraf.
Adapun penyakit syaraf yang mungkin dapat dicegah dengan diet keto adalah gangguan tidur atau insomnia, alzheimer, dan parkinson.
5. Menurunkan risiko penyakit jantung dan darah tinggi
Keto diet dipercaya mampu menurunkan risiko penyakit jantung dan darah tinggi. Hal ini karena diet keto yang rendah karbohidrat akan menurunkan kadar insulin dalam tubuh.
Nah, saat kadar insulin menurun, maka produksi kolesterol di tubuh pun juga akan menurun, sehingga kamu dapat terhindar dari risiko penyakit jantung dan darah tinggi.
Bagaimana cara diet ketogenik dan apa saja resep diet keto? Kamu bisa membacanya disini: Cara Diet Ketogenik dan Menunya Untuk Pemula
Tanda diet keto berhasil
Apa yang menjadi tolak ukur cara diet keto yang kamu lakukan berhasil? Berikut tanda-tandanya:
1. Kram
Salah satu gejala kamu telah memasuki keadaan ketosis adalah kram dan nyeri-nyeri di badan.
Saat kamu menurunkan asupan karbohidrat, kemungkinan kamu akan mengalami ketidakseimbangan mineral dan juga elektrolit. Kondisi ini menyebabkan kekurangan natrium, kalium, dan magnesium.
Nah, nutrisi ini merupakan nutrisi yang diperlukan untuk mencegah sakit dan kram. Sehingga saat kekurangan nutrisi tersebut, maka dapat menyebabkan kram.
2. Bau mulut
Saat kamu melakukan diet keto, kamu akan tahu betapa buruknya diet ini mengubah bau nafasmu Memang, diet keto membantu menurunkan berat badan, namun tidak dengan napas kamu.
Saat tubuh memecah lemak dan protein untuk energi, maka akan terbentuk produk sampingan yang harus dikeluarkan.
Produk tersebut bisa dikeluarkan melalui feses, keringat, urine, bahkan napas. Untuk menghilangkan bau mulut, sering-seringlah sikat gigi ataupun mengunyah permen mint bebas gula.
3. Konstipasi
Saat kamu melakukan diet ketogenik, kemungkinan kamu akan sering mengalami konstipasi.
Konstipasi atau yang juga dikenal dengan sembelit adalah frekuensi buang air besar yang lebih sedikit dari biasanya.
Kondisi tersebut dapat terjadi karena asupan serat tidak mencukupi, sehingga menyebabkan kesulitan buang air besar.
Alasan lain timbulnya masalah pencernaan adalah tidak cukupnya atau bahkan tidak adanya karbohidrat dalam diet, karena karbohidrat diubah menjadi glikogen yang mengandung kadar air yang tinggi.
4. Kelelahan
Saat tubuh kamu mencapai kondisi ketosis, maka tubuh akan mengalami kebingungan karena tidak ada jumlah karbohidrat yang cukup untuk dibakar sebagai energi. Alhasil, kamu akan merasa sangat kelelahan.
Para ahli menerangkan bahwa untuk merasa energik, kamu harus mengurangi bahkan tidak boleh melakukan aktivitas berat sama sekali.
Akan tetapi, saat tubuhmu sudah terbiasa dalam kondisi seperti ini, maka tubuh akan mulai aktif kembali.
Baca Juga: 10 Cara Menambah Tinggi Badan dengan Cepat dan Aman Tanpa Efek Samping
Resiko diet keto
Ilustrasi resiko diet keto - Image from id.pinterest.com
Seperti yang telah disebutkan di awal, dibalik banyaknya manfaat diet keto, ternyata memiliki risiko tersendiri yang perlu kamu waspadai.
Bahaya tersebut dapat mengintai kamu jika menjalani diet keto dengan cara yang salah.
Memang kondisi ketosis yang menghasilkan keton dengan kadar tertentu bisa memberikan banyak manfaat untuk tubuh.
Akan tetapi ternyata jumlah keton yang melewati batas, juga akan menimbulkan bahaya bagi tubuh kita.
Produksi keton yang berlebih akan membuat tubuh menjadi asam, sehingga menimbulkan kondisi yang disebut sebagai ketoasidosis.
Ketoasidosis sendiri dapat terjadi karena kelaparan ataupun saat tubuh kekurangan insulin.
Ketoasidosis bisa memicu berbagai gejala seperti rasa haus yang amat sangat, sering buang air kecil, mulut dan kulit menjadi kering, mudah lelah dan lemas, sakit perut, serta sesak napas.
Bahkan terdapat efek yang lebih parah lagi dari ketoasidosis, yaitu dapat menyebabkan koma hingga kematian.
Apa jadinya jika kamu menjalani diet keto dalam waktu yang panjang? Berikut beberapa risiko yang dapat terjadi, jika kamu menjalani diet keto jangka panjang:
- Kekurangan asupan karbohidrat sehat yang berasal dari buah, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran kaya karbohidrat.
- Kehilangan manfaat vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.
- Gangguan ginjal, yang terjadi jika konsumsi protein melebihi porsi yang dianjurkan secara terus menerus dalam jangka panjang.
- Meningkatkan risiko ketoasidosis.
Baca Juga: Deretan Makanan dan Suplemen yang Mengandung Vitamin B12
Perlu diketahui, ketika kamu menjalani diet keto, kamu mungkin akan mengalami beberapa keluhan yang dikenal sebagai “keto-flu”.
Keto-flu ini muncul selama proses penyesuaian. Beberapa keluhan yang mungkin kamu rasakan antara lain yaitu:
- Tubuh menjadi lemas
- Gelisah
- Sulit tidur
- Mual
- Rasa lapar yang sangat mengganggu
- Penurunan kemampuan konsentrasi
Meskipun tidak selalu terjadi, keluhan-keluhan tersebut dapat terasa sangat memberatkan saat kamu baru memulai diet keto.
Tapi tenang saja, biasanya gejala tersebut akan berkurang setelah kamu terbiasa dengan pola makan ini.
Ingat ya, pertimbangkan berbagai manfaat dan resiko diet keto, sebelum kamu menjalaninya. Jangan hanya tergiur dengan manfaat penurunan berat badan yang relatif cepat, karena ada risiko ketoasidosis yang berbahaya.
Pada dasarnya diet apa pun yang kamu lakukan, tidak akan selalu memberikan hasil yang sama pada setiap orang. Oleh karena itu, kamu harus menyesuaikan jenis diet dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan tubuhmu.
Jika perlu, konsultasikanlah dengan dokter atau ahli gizi, sebelum memutuskan untuk menjalani diet keto.
Demikian penjelasan tentang diet keto bahasa Indonesia ini, semoga bermanfaat.