Cek Fakta, Benarkah Berjemur di Bawah Sinar Matahari Bisa Membunuh Virus Corona?
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 30 Mar 2020Warga berjemur di bawah matahari - Image from sumsel.idntimes.com
Apa iya berjemur bisa membunuh virus corona?
Tengah ramai di masyarakat yang melakukan aksi berjemur untuk membunuh virus corona setelah mendengar beberapa isu bahwa berjemur di bawah matahari bisa membunuh virus, termasuk virus corona. Ternyata hal tersebut tidaklah benar, berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli berikut ini
Sejak bayi, kulit manusia telah dibiasakan untuk bersentuhan dengan sinar matahari. Tak hanya baik untuk tubuh bayi, cahaya matahari juga bermanfaat bagi orang dewasa.
Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah paparan cahaya atau sinar matahari bukan untuk mematikan bakteri, kuman ataupun virus, termasuk virus corona
"Mematikan kuman memang ada metode yang disebut memberikan cahaya ultraviolet, diberikan cahaya matahari, diberikan panas bahkan direbus. Tapi tidak benar bahwa orang dengan berjemur matahari itu kaya kita merebus virusnya. Itu tidak masuk akal," ungkap ahli nutrisi Dokter Tan Shot Yen seperti yang dilansir dari laman Suara, (29/3).
Lebih lanjut, Dokter Tan juga menyampaikan bahwa fakta mengenai sinar ultraviolet dapat mematikan kuman masih dalam penelitian.
"Mungkin saat di China, orang sampai menggunakan ultraviolet untuk desinfeksi, untuk kendaraan umum. Tapi itu masih belum pasti," tambah Dokter Tan
Ia menjelaskan bahwa menjemur badan di bawah sinar matahari justru untuk mendapatkan vitamin D3.
Vitamin D sendiri bisa didapat tanpa overdosis hanya dari cahaya matahari pagi.
Baca juga: Cek Fakta, Benarkah Ruangan Ber-AC Tingkatkan Risiko Terpapar Corona?
Mengenai hal ini, Dokter Tan memaparkan bahwa terdapat tiga jenis ultraviolet dari paparan sinar matahari, yaitu ultraviolet a, ultraviolet b dan ultraviolet c. Sementara yang dibutuhkan oleh tubuh manusia hanya ultraviolet b.
"Jadi, Ultraviolet b yang mengandung provitamin D3, masih Pro ya, itu bersama dengan kolesterol di bawah kulit kita akan dibentuk yang namanya vitamin D3. Inilah yang menjadi sumber kekebalan tubuh manusia," ungkapnya.
Vitamin D3 tersebut, lanjut Dokter Tan, telah dibuktikan secara ilmiah mampu mencegah kanker, dan juga baik untuk penderita autoimun.
Sementara paparan sinar matahari yang dikhawatirkan bisa menyebabkan kanker adalah ultraviolet a. Dokter Tan menjelaskan, ultraviolet a mempunyai sifat gelombang yang panjang.
"Jadi kalaupun matahari masih jauh banget, misalnya masih jam 6 atau setengah 6 cahaya matahari bernama gelombang ultraviolet a itu bisa masuk ke permukaan bumi. Ultraviolet ini yang harusnya kita hindari karena menyebabkan kanker dan keriput," ungkapnya.
Sedangkan ultraviolet b, pada negara tropis seperti Indonesia, dapat dirasakan sekitar pukul 10 pagi.
"Jam 10 itu udah panas. Jadi, jangan jemur sampai gosong. Buat yang kulitnya terang, 15 menit cukup. Kalau yang kulitnya agak gelap ya mungkin butuh sekitar 20 menit," tutup Dokter Tian.
Baca Juga: Social Distancing Dianggap Tak Efektif, Jabar Akan Lakukan Karantina Wilayah
Sinar Matahari Dapat Membunuh Virus Corona?
Fakta mengenai statment sinar matahari dapat membunuh corona - Image from wajibbaca.com
Selain Dokter Tan, hal serupa juga dikatakan oleh Wanda Indana, seorang fact checker dari www.medcom.id, seperti yang dilansir dari kanal Youtube metrotvnews.
Menurut fakta yang dihimpun oleh Wanda, ternyata klaim bahwa sinar matahari bisa membunuh virus corona adalah HOAX, karena tidak didukung oleh penelitian yang lebih lanjut
Bahkan Pusat Penyakit Amerika Serikat (CDC) tidak yakin bahwa matahari bisa melakukan hal tersebut.
Badan Kesehatan Dunia PBB yaitu WHO juga tidak memasukkan berjemur di bawah sinar matahari sebagai langkah pencegahan terhadap COVID-19.
Lebih lanjut, WHO menerangkan bahwa COVID-19 dapat ditularkan di semua iklim, termasuk di cuaca yang panas ataupun lembab seperti di Indonesia.
Baca Juga: Sisi Positif Virus Corona yang Harus Kita Syukuri
Dari penjelasan ini dapat kita simpulkan bahwa berjemur di bawah matahari untuk mematikan virus adalah HOAX, dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Meskipun begitu, berjemur di bawah matahari adalah hal yang baik, karena tubuh bisa mendapatkan asupan vitamin D3, dengan catatan harus berjemur pada saat yang tepat.
Semoga bermanfaat.