Cek Fakta, Benarkah Ruangan Ber-AC Tingkatkan Risiko Terpapar Corona?
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 30 Mar 2020Ilustrasi Ruangan ber Ac - Image from unnes.ac.id
AC memang bikin adem.
Tapi bagaimana jadinya jika ternyata ruangan ber-AC bisa meningkatkan risiko terpapar corona? Simak penjelasan berikut apakah ruangan ber AC beresiko terpapar virus corona
Sebelumnya, Singapura telah menaikkan status The Disease Outbreak Response System Condition (Dorscon) virus corona menjadi oranye, dari yang awalnya kuning.
Artinya, virus corona yang berasal dari Wuhan ini sudah dianggap parah dan penyebaranya dapat meluas di masyarakat.
Setelah kenaikan level ini, 9 pakar penyakit menular di Singapura mengadakan konferensi pers pada Senin (10/2/2020) guna menjawab sejumlah pertanyaan tentang 2019-nCoV.
Pertanyaan tersebut beberapa diantaranya adalah apakah masyarakat harus khawatir setelah komisi kesehatan Shanghai mengumumkan jika virus berada di udara, serta ditularkan melalui tetesan, hingga apakah lebih baik tinggal di ruangan ber-AC atau harus pergi keluar selama wabah terjadi.
Nah, di antara 9 panelis yang hadir, dua di antaranya merupakan kepala ilmuwan kesehatan Kementerian Kesehatan Tan Chorh Chuan dan Wang Linfa, profesor di Duke-NUS Medical School.
Menurut mereka, seperti yang dilansir dari South China Morning Post, virus dapat berkembang di lingkungan yang dingin dan kering, seperti halnya di ruangan ber-AC.
Baca juga: Cek Fakta, Benarkah Berjemur di Bawah Sinar Matahari Bisa Membunuh Virus Corona?
Profesor David Lye, direktur Kantor Penelitian dan Pelatihan Penyakit Menular di National Centre for Infectious Disease, mengatakan jika di luar tubuh manusia, virus corona kemungkinan bisa bertahan satu hingga tiga jam di lingkungan panas dan lembab.
Ia juga memperingatkan bahwa kondisi ruangan ber-AC bisa menguntungkan virus untuk berkembang dalam periode atau waktu yang lebih lama.
"Mungkin ini saatnya untuk mematikan pendingin ruangan dan hanya menikmati angin serta matahari. Di ruang terbuka, kamu benar-benar tidak akan menangkapnya dari orang yang lewat," ungkap Lye seperti yang dilansir dari laman Suara.com (11/2).
Baca Juga: Pemerintah Nilai Naiknya Kasus Corona Lantaran Warga Tak Patuh Instruksi
Tak hanya peneliti dari luar negeri, Konsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), Nurul Nadia pun mengatakan, jika ruangan tertutup dengan sirkulasi udara yang minim justru bisa meningkatkan risiko penyebaran virus.
Mematikan AC Bisa Membuat Virus Sulit Menyebar
Mematikan Ac bisa membuat virus sulit menular - Image from wajibbaca.com
"Harus kebuka ruangannya. Jadi jendela-jendela dibuka supaya sirkulasi dan ventilasi meningkat," tutur seperti yang dilansir dari laman Tagar (19/3).
Menurut Nadia, yang terpenting untuk mengurangi penyebaran virus corona adalah dengan rajin mencuci tangan dan menerapkan social distancing.
"Kalau di negara lain, di luar pun dikasih tanda supaya antre dengan jarak aman," ujarnya
Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menambahkan, virus corona hanya bisa menginduk pada tubuh manusia yang masih hidup.
Artinya, seseorang dapat tertular corona dari orang yang positif corona lewat kontak fisik atau sejumlah benda yang terpapar virus tersebut.
"Corona hanya bertahan pada inang hidup dan ditularkan melalui batuk dan bersin," ungkap Hermawan seperti yang dilansir dari laman Tagar (19/3).
Baca Juga: Bos WHO Anjurkan Main Game untuk Hiburan Selama Wabah Corona
Terlepas dari hal tersebut, hingga kini jumlah orang positif virus corona di Indonesia masih mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Per Senin (30/3), angkanya mencapai 1.414 kasus. 122 diantaranya meninggal dunia, dan jumlah yang sembuh 75 orang.