Hoax? Pria Golongan Darah A Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 20 Mar 2020

Hoax? Pria Golongan Darah A Lebih Berisiko Terinfeksi Virus Corona

Ilustrasi golongan darah A lebih rentan terjangkit corona - Image from today.line.me

Yang memiliki golongan darah A makin cek informasi berikut

Jangan sampai membuat anda ketakutan lalu malah jatuh sakit beneran

Sebuah studi di Tiongkok menemukan bahwa pria dengan golongan darah A memiliki resiko terinfeksi COVID-19 lebih tinggi dibandingkan orang lain dengan golongan darah B dan O. Benarkah demikian?

Seperti yang dilansir dari laman South China Morning Post, peneliti medis mengambil pola golongan darah lebih dari 2.000 pasien yang terinfeksi virus baru corona COVID-19 di kota Wuhan dan Shenzhen, dan membandingkannya dengan populasi orang sehat. 

Para peneliti menemukan bahwa pasien golongan darah A menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi dan cenderung mengalami gejala yang lebih parah, terlebih pada pria.

Dari total 206 pasien yang meninggal akibat virus corona di Wuhan, 85 di antaranya dikabarkan memiliki golongan darah tipe A, 63% lebih banyak dibandingkan tipe O dengan jumlah seluruhnya 52 pasien. 

Pola tersebut ada pada kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda, namun hasil riset menunjukkan bahwa lebih banyak pria dibandingkan wanita yang terinfeksi virus corona.

Meskipun demikian, para tenaga ahli medis dan ilmuwan percaya bahwa virus corona memiliki potensi yang sama untuk menginfeksi manusia, terlepas dari apapun jenis kelamin seseorang. 

Sehingga, terlepas dari golongan darah dan jenis kelamin apapun, semua orang tetap harus waspada dan menjalani instruksi yang ada untuk mencegah terjangkit virus corona.

Gao Yingdai, seorang peneliti di Laboratorium Utama Negara Eksperimental Hematologi di Tianjin, mengatakan bahwa meskipun jumlah 2.000 orang tidaklah sedikit, namun kurang bisa merepresentasikan lebih dari 180.000 kasus corona yang ada di seluruh dunia. 

Penelitian itu juga tidak memberikan penjelasan yang lengkap dan jelas mengenai fenomena tersebut, seperti bagaimana interaksi molekuler antara virus serta berbagai jenis sel darah merah sehingga terjadi infeksi.

Hingga hari ini, jumlah kasus positif corona di seluruh dunia mencapai 242.713 kasus, 9.867 diantaranya meninggal dunia, dan 84.962 orang sembuh.

Baca Juga: Apa yang Akan Terjadi Pada Dunia Setelah Virus Corona Usai?

Hoax atau fakta?

Dilansir dari laman suara.com, berdasarkan penelusuran turnbackhoax.id, Kamis (5/3/2020), klaim bahwa orang bergolongan darah O lebih rentan terinfeksi virus corona adalah tidak benar. Berdasarkan pakar dan dokter spesialis, informasi itu hanyalah HOAX

Dilansir dari laman liputan6, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB, mengatakan bahwa berita orang dengan golongan darah O lebih berisiko terjangkit virus corona adalah hoaks.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif, dalam tulisan yang dimuat di situs liputan6.com itu mengelompokkan ada tiga orang yang paling rentan tertular virus corona, yaitu:

  • Kelompok orang yang kontak dekat (closed contact), misalnya keluarga satu rumah. 
  • Kelompok orang yang masuk kontak sosial atau satu kelompok sosial. 
  • Kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi virus corona.

Selain itu, dikutip dari theguardian.com, orang dengan pengidap diabetes dan penyakit jantung juga lebih berisiko terinfeksi virus corona.

Berikut ini terjemahan kutipan tulisan dari theguardian.com yang berjudul "Why are some people at greater risk from coronavirus?" yang dimuat pada Rabu, 4 Maret 2020.

Penderita diabetes atau penyakit jantung diketahui lebih berisiko terkena coronavirus, yang mulai menyebar dengan cepat di Inggris dan internasional. Itu adalah keprihatinan bagi 7,4 juta warga Inggris yang memiliki beberapa bentuk penyakit jantung atau peredaran darah, yang mencakup 4,8 juta orang dengan diabetes.

Faktor risiko yang umum adalah paru-paru, karena dengan kedua jenis pasien itu adalah organ yang cenderung rusak oleh coronavirus. Kesehatan mendasar mereka yang buruk berarti mereka berada dalam bahaya yang lebih besar menderita kerusakan medis serius dari Covid-19 daripada orang-orang dengan kesehatan yang baik.

Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di sekolah kedokteran Brighton dan Sussex, mengatakan: “Virus corona menyebabkan infeksi paru-paru – pneumonia. Ketika paru-paru mendapat infeksi – segala jenis pneumonia, bukan hanya coronavirus – udara mengisi dengan cairan yang disebabkan oleh peradangan. Jadi tubuh harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah.

“Jantung dan paru-paru bekerja sebagai ‘tim’ yang terintegrasi erat, jadi ketika ada pneumonia, jantung harus bekerja lebih keras, dan jelas jika ada penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya yang membuat tekanan ekstra pada jantung.”

Sedangkan laman Suara.com melalui berita yang berjudul "Kata Ilmuwan, Pria Tampaknya Lebih Rentan Terhadap Virus Corona" melaporkan bahwa pria lebih berisiko terjangkit virus corona dari pada wanita. Hal ini berdasarkan data yang dianalisa oleh penulis sains Anjana Ahuja. Berikut kutipannya:

Wabah virus corona atau yang sekarang memiliki nama resmi Covid-19 belum berhenti menginfeksi banyak orang. Para ilmuwan sendiri percaya bahwa pria bisa lebih rentan terhadap virus corona karena mereka mungkin memiliki respon kekebalan yang lebih lemah terhadap penyakit, menurut sebuah kolom oleh Financial Times.

Sekitar dua pertiga dari 99 pasien yang terinfeksi dirawat di rumah sakit Wuhan bulan lalu adalah laki-laki, tulis penulis sains Anjana Ahuja, mengutip sebuah studi medis Lancet yang diterbitkan pada 30 Januari.

"Ini perbedaan mencolok. Sebuah gambar muncul pada 2019-nCoV (sekarang Covid-19) sebagai patogen baru yang secara tidak proporsional memengaruhi pria yang lebih tua, khususnya mereka yang memiliki penyakit seperti jantung dan diabetes," ungkapnya.

Dia mengatakan kemungkinan alasan untuk perbedaan jumlah pasien antara pria dan wanita bisa karena kebiasaan merokok, variasi perawatan di rumah sakit dan perbedaan hormon yang dapat mempengaruhi respon sistem kekebalan tubuh

Wanita rentan terhadap penyakit autoimun, yang menyebabkan bagian dari sistem kekebalan tubuh mereka menjadi lebih kuat untuk mengimbanginya, yang menghasilkan kemungkinan respons yang lebih kuat terhadap virus corona.

Baca Juga: Warga +62 Malah Liburan Ditengah Wabah Corona, `Oh santai aja, kan cuma flu ini!

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa klaim orang dengan golongan darah O lebih rentan terinfeksi virus corona atau COVID-19 adalah klaim yang keliru

Jadi, informasi yang menyatakan bahwa orang dengan golongan darah O lebih berisiko terinfeksi COVID-19 masuk ke dalam kategori konten palsu atau Fabricated Content.

Dengan penjelasan ini, masyarakat diharap lebih berhati-hati dalam mencerna sebuah berita. Jangan cerna mentah-mentah informasi yang belum jelas kebenarannya.

SHARE ARTIKEL