Perawat ini Bunuh Diri Karena Khawatir Tularkan Virus Corona ke Orang Lain
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 26 Mar 2020Perawat pasien corona saling menguatkan satu sama lain - Image from www.liputan6.com
Mereka ada di garda depan, paling bertaruh nyawa demi kesembuhan pasien.
Dokter dan perawat adalah pahlawan, mereka rela meninggalkan keluarga di rumah untuk merawat pasien corona.
Jika masyarakat tak bisa membantu tenaga, cukup #dirumahaja untuk meringankan beban mereka.
Seorang perawat di Italia memilih bunuh diri setelah dinyatakan positif virus corona. Ia mengambil jalan pintas tersebut lantaran takut menulari orang lain.
Baca juga: Kisah Pilu Tenaga Medis, Dianggap Pembawa Virus Hingga Diusir dari Kos
Seperti yang dilansir dari laman Suara.com (25/3), Laporan Daily Mail menyebutkan bahwa seorang perawat bernama Daniela Trezzi, yang kala itu masih berusia 34 tahun, menjadi garda depan penanganan virus corona di sebuah rumah sakit di Lombardy, sebuah daerah di Italia dengan kasus corona paling parah.
Federasi Nasional Keperawatan Italia pun telah mengkonfirmasi kematian Daniela Trezzi.
Federasi mengatakan bahwa sang perawat mengalami stress akut lantaran dia takut akan menularkan virus corona ke orang lain.
Baca Juga: Prediksi Penyebaran Corona di Indonesia, Berakhir Bulan Juni
Daniela Trezzi bekerja di rumah sakit San Gerardo, kemudian saat dinyatakan positif corona, Daniela menjalani karantina di rumah.
Kematian Daniela tentu menggoreskan luka di hati para perawat, bahkan grup perawat mengaku bahwa ada beberapa dari mereka yang ingin menyerah dan melakukan percobaan bunuh diri, dengan alasan yang sama seperti Daniela Trezzi.
"Kami mengabdi sebagai perawat untuk alasan yang baik, tapi sayangnya dampaknya juga buruk bagi kami sendiri," ungkap perwakilan Federasi Keperawatan.
Mario Alparone selaku General Manager rumah sakit mengatakan bahwa Daniela Trezzi menjalani karantina di rumah, sehingga sulit untuk diawasi.
Sejauh ini, penelitian menyebutkan bahwa ada lebih dari lima ribu perawat positif corona di Italia.
Nino Cartabellotta sebagai kepala badan survei, meminta agar pemerintah lebih memperhatikan keselamatan dan kesehatan para tenaga medis, karena jika sampai mereka kolaps, maka hal ini bisa lebih berbahaya untuk semua orang di Italia.
Baca Juga: Miris, DKI Terapkan Work From Home, Tapi Masyarakatnya Masih Keluyuran
Meskipun kejadian ini bukan di Indonesia, bukan tak mungkin hal serupa juga bisa terjadi.
Terlebih kasus corona di Indonesia semakin bertambah, sedangkan paramedis tidak dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang layak.
Oleh sebab itu, mari ringankan pekerjaan para garda terdepan penanganan corona di Indonesia dengan mengisolasi diri di rumah selama 14 hari, jangan keluar rumah apalagi hanya untuk berwisata.