Punya Anak Pertama Perempuan, Hidup Jadi Lebih Berkah?

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 20 Apr 2020

Punya Anak Pertama Perempuan, Hidup Jadi Lebih Berkah?

Ilustrasi anak pertama perempuan - Image from www.duniaanak.co.id

Keistimewaan bagi wanita saat melahirkan anak pertama berjenis kelamin perempuan.

Benarkah hal tersebut? Lalu kalau ternyata anak pertama berjenis kelamin laki-laki, lantas hidupnya tidak akan menjadi berkah? Bagaimana dalam islam?

Dalam sebuah pernikahan, mempunyai seorang anak merupakan hal yang selalu ditunggu-tunggu dan diimpikan.

Anak merupakan anugerah dari Allah. Anak mampu memberi kita kebahagiaan, mampu lebih mendekatkan dan meningkatkan kasih sayang antara suami istri, juga menjadi jaminan rezeki dari Allah Ta'ala.

Biasanya para suami istri dengan lapang dada akan menerima anak perempuan atau laki-laki, asalkan sehat dan kelak menjadi anak yang berakhlak baik. 

Anak laki-laki dan anak perempuan tentu mempunyai keistimewaan yang berbeda meskipun sama-sama anugrah dari Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman,

لِلَّهِ مُلْكُ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ يَخْلُقُ مَا يَشاءُ يَهَبُ لِمَنْ يَشاءُ إِناثاً وَيَهَبُ لِمَنْ يَشاءُ الذُّكُورَ

Artinya: “Hanya kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (QS. As-Syura: 49)

Dalam ayat diatas, diterangkan bahwa saat Allah menciptakan nikmat anak yang diberikan kepada hamba-Nya, maka Allah akan awali dengan anak perempuan, baru anak lelaki.

Sebagian ulama memahami, urutan tersebut bukanlah tanpa makna. Artinya, bisa jadi mereka yang dikaruniai Allah anak perempuan sebagai anak pertama, maka itu merupakan tanda kebaikan untuknya.

Al-Qurthubi dalam tafsirnya membawakan keterangan sahabat Watsilah bin al-Asqa’,

إن من يمن المرأة تبكيرها بالانثى قبل الذكر، وذلك أن الله تعالى قال: ” يهب لمن يشاء إناثا ويهب لمن يشاء الذكور ” فبدأ بالاناث.”

Artinya: “Bagian dari keberkahan wanita, ketika dia melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan, sebelum anak laki-laki. Karena Allah berfirman, (yang artinya): “Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki”. Dalam ayat ini Allah mulai dengan anak perempuan.” (Tafsir al-Qurthubi, 16/48).

Baca Juga: Nasehat Penting untuk Orang Tua yang Sering Ajak Anak ke Masjid

Haditsnya dhaif

Terdapat satu riwayat yang marfu’ (hadis yang sanadnya sampai ke Rasulullah) yang menyebutkan bahwa merupakan keberkahan wanita, ketika anak pertamanya perempuan. 

Akan tetapi semua riwayat marfu’ ini statusnya adalah dhaif (hadis yang tertolak serta tidak dapat dinyatakan kebenarannya berasal dari perkataan atau perbuatan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Diantaranya, disebutkan asy-Syaukani dalam tafsirnya, riwayat yang dibawakan Ibnu Mardawaih dan Ibnu Asakir dari Watsilah bin Asqa’ secara marfu’, 

من بركة المرأة ابتكارها بالأنثى ، لأن الله قال: يَهَبُ لِمَن يَشَاء إناثا وَيَهَبُ لِمَن يَشَاء الذكور

Artinya: “Bagian dari keberkahan wanita, anak pertamanya perempuan. Karena Allah berfirman (yang artinya), “Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki.” (Fathul Qadir, 4/776)

Demikian pula diriwayatkan ad-Dailami dalam musnadnya dari Aisyah secara marfu’,

من بركة المرأة على زوجها تيسير مهرها وأن تبكر بالإناث

Artinya: “Bagian dari keberkahan wanita kepada suaminya, mahar yang murah dan anak pertama perempuan”. (hadis ini di-dhaif-kan as-Sakhawi dalam al-Maqashid al-Hasanah).

Baca Juga: Haruskah Adil Memberi Hadiah Pada Anak-anak?

Terlepas dari status hadisnya yang bermasalah, anak merupakan anugerah dari Allah Ta'ala. Sementara manusia tidak mempunyai pilihan untuk menentukan jenis kelamin buah hatinya.

Sebab anak adalah hibah dari Allah, sementara manusia hanya bisa memintanya kepada sang Khalik, sehingga yang lebih penting adalah berusaha mensyukuri kehadiran semua anaknya.

Para ulama menilai bahwa keberuntungan bagi yang memiliki anak perempuan, adalah semata-mata untuk membangun sikap optimis terhadap setiap anugerah yang Allah berikan.

Agar jangan sampai muncul perasaan sial atau perasaan sedih, seperti yang diyakini masyarakat jahiliyah.

Allah Ta'ala menceritakan karakter mereka dalam al-Qur’an, 

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ ( ) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ

Artinya: “Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. ( ) Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?.” (QS. an-Nahl: 58 – 59).

Jadi, dari penjelasan ini dapat kita simpulkan bahwa memiliki anak pertama berjenis kelamin perempuan, tidak serta merta membuat kehidupan menjadi lebih barakah.

Baik anak perempuan atau laki-laki, hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah, dan merawat pemberian Allah itu dengan ikhlas dan berlandaskan ajaran agama Islam.

Wallahu a’lam

SHARE ARTIKEL