Sedekah Paling Afdhol di Bulan Ramadhan Saat Corona Mewabah

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 18 Apr 2020

Sedekah Paling Afdhol di Bulan Ramadhan Saat Corona Mewabah

Bersedekah saat kondisi pandemi - Image from cnnindonesia.com

Ringankan hati saat pandemi dengan bersedekah.

Jangan sampai kita berlarut-larut dalam kesedihan karena pandemi virus corona. Tak perlu sedekah yang mewah, cukup sedekah dengan hal sederhana ini saja.

Datangnya musibah seperti wabah virus corona jenis baru atau COVID-19, membuat umat Islam diminta untuk memperbanyak amalan sunnah dan juga amal saleh. Misalnya melakukan sedekah untuk menolak bala.

“Dalam kondisi sekarang yang paling utama adalah sedekah kebutuhan pokok kepada orang terdekat kita, baik dekat secara kekerabatan atau dekat di lingkungan atau tetangga,” ucap Sekretaris Dewan Keluarga Masjid (DKM), Masjid El Syifa Ciganjur, Ustadz Hadi Saifullah melansir Okezone, Jumat (17/4/2020).

Lebih lanjut, Hadi menyampaikan apabila sedekah ini dilakukan secara berkala di lingkungan masyarakat yang membutuhkan, maka Allah Ta'ala akan meringankan segala kesulitan yang tengah dirasakan.

“Insya Allah akan terasa nyaman di tengah musibah yang ada,” ujarnya. 

Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam bersabda, 

اَلصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَ هِيَ عَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ : صَدَقَةٌ وَ صِلَةٌ

Artinya: “Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan kepada kerabat ada dua (kebaikan); sedekah dan silaturahim,” (HR. Ahmad, Tirmidzi).

Kemudian dalam riwayat hadist lainnya juga disebutkan tentang keutamaan bersedekah, Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam bersabda, 

خَيْرُ الصَّدَقَةِ مَا كَانَ عَنْ ظَهْرِ غِنًى ، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ

Artinya: “Sedekah yang terbaik adalah yang dikeluarkan selebih keperluan, dan mulailah dari orang yang kamu tanggung.” (HR. Bukhari).

Oleh sebab itu, memperbanyak sedekah ketika musibah sangatlah dianjurkan. Bahkan Rasulullah pun meminta kepada umatnya agar mendahulukan orang-orang yang membutuhkan, yaitu dengan cara menyisihkan sebagian harta.

Baca Juga: Doa Menyambut Bulan Ramadhan Agar Ibadah Lebih Berkah

Keutamaan sedekah saat virus corona mewabah

Berikut ayat yang menunjukkan keutamaan bersedekah ketika masa krisis, bencana, dan kebutuhan hidup melilit.

Yang mana itulah yang dimaksud dengan memberi makan pada saat dzi mas-ghabah.

Allah Ta’ala berfirman,

فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ (11) وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ (12) فَكُّ رَقَبَةٍ (13) أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ (14)

Artinya: “Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan.” (QS. Al-Balad: 11-14).

Anda pasti bertanya-tanya apa itu “pada hari dzi mas-ghabah“?

Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah (224-310 H) menerangkan bahwa memberi makan pada hari “dzi mas-ghabah”, maksudnya adalah pada masa kelaparan, saat makanan menjadi langka, di masa semua kebutuhan terfokus pada makanan. (Tafsir Ath-Thabari, 23:255-256).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah (1347-1421 H) menyatakan, “Dzi mas-ghabah berarti keadaan penuh kelaparan, bisa jadi karena kelaparan melanda, bisa jadi karena hasil pertanian dan buah-buahan berkurang, bisa jadi pula karena penyakit pada tubuh mereka, atau bisa pula ada makanan namun tidak mengenyangkan.” (Tafsir Al-Qur’an Al-Karim Juz ‘Amma, hlm. 220).

Baca Juga: 3 Bekal Sambut Ramadhan di Saat Pandemi

Coba kita renungkan, ketika wabah corona melanda seperti sekarang ini, kira-kira apa yang perlu kita sedekahkan? pastilah makanan dan bahan-bahan pokok.

Saat ini driver ojol, sopir angkot, tukang becak sulit cari makan, padahal mereka masih menanggung nafkah anak dan juga istrinya.

Pekerja bangunan tak lagi punya pekerjaan, karena sepinya proyek bangunan.

Para dokter dan ahli medis sekarang hanya bisa fokus menangani pasien Covid-19, padahal mereka sendiri juga butuh makan dan berbagai alat kebutuhan seperti Alat Pelindung Diri.

Maka, tak perlu bersedekah yang mewah, cukup bahan makanan dan bahan pokok untuk makan sehari-hari saja.

Baca Juga: Jangan Minta Didoakan Saat Memberi Sedekah, ini Alasannya

Ingat, manfaat sedekah begitu banyak!

Sedekah bukanlah menguras harta, namun sebaliknya, membuat harta semakin banyak dan diridhai oleh Allah Ta'ala.

Ditambah lagi jika wabah corona ingin segera terangkat, maka sedekah harus jadi solusinya.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa manfaat sedekah begitu banyak. 

Saking banyaknya, hanya Allah Ta'ala yang bisa menghitungnya, di antara manfaatnya adalah:

أَنَّهَا تَقِيَ مَصَارِعَ السُّوْءِ وَتَدْفَعُ البَلاَءَ حَتَّى إِنَّهَا لَتَدْفَعَ عَنِ الظَّالِمِ , قاَلَ إِبْرَاهِيْمُ النَّخَعِي: وَكَانُوْ يَرَوْنَ أَنَّ الصَّدَقَةَ تَدْفَعُ عَنِ الرَّجُلِ الظَّلُوْمِ ,وَتُطْفِئُ الخَطِيْئَةَ وَتَحْفَظُ المَالَ وَتَجْلِبُ الرِّزْقَ وَتُفْرِحُ القَلْبَ وَتُوْجِبَ الثِّقَّةَ بِاللهِ وَحُسْنَ الظَّنِّ بِهِ

Artinya: “Sungguh bersedekah itu mencegah kematian yang jelek, mencegah malapetaka (bala), sampai sedekah itu melindungi dari orang yang zalim. Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, ‘Orang-orang dahulu memandang bahwa sedekah akan melindungi dari orang yang suka berbuat zalim.’ Sedekah juga akan menghapus dosa, menjaga harta, mendatangkan rezeki, membuat gembira hati, serta menyebabkan hati yakin dan berbaik sangka kepada Allah.” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Asy-Syakirin, hlm. 313).

Baca Juga: Keistimewaan dan Contoh Sedekah Jariyah

Oleh karena itu, mumpung sekarang kita masih sehat dan punya kesempatan untuk sedekah, yuk, bersedekah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia berkata, 

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ »

Artinya: “Wahai Rasulullah, sedekah mana yang lebih besar pahalanya?” Beliau menjawab, “Engkau bersedekah pada saat engkau masih sehat, saat engkau takut menjadi fakir, dan saat engkau berangan-angan menjadi kaya. Janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawamu telah sampai di tenggorokan, barulah engkau berkata, ‘Untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 1419 dan Muslim no. 1032).

Hanya Allah lah yang memberi taufik.

SHARE ARTIKEL