Non Islam Amalannya Banyak, Patuhi Syariat Islam, Kenapa Bisa Masuk Neraka?
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 02 May 2020Ilustrasi gambar surga dan neraka - Image from www.kompasiana.com
Apakah Allah tidak adil?
Orang berbuat baik tapi beragama selain Islam, namun kehidupannya menerapkan syariat Islam, kenapa tetap masuk neraka? Bagaimana bisa?
Ada satu orang non Islam, amalannya sangat banyak, dia juga sangat baik, bahkan hidupnya selalu memegang erat syariat Islam, namun ia masuk neraka.
Pertanyaannya, mengapa orang yang baik bisa masuk neraka? dimana letak keadilan Allah?
Islam mengajarkan, siapapun orang yang ingin selamat haruslah melalui jalur Nabi Muhammad Shalalallahu ‘alaihi wa sallam, bukan melalui agama lain seperti Kristen, Yahudi, Budha, dan Hindu.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberi satu jalur saja untuk mencapai keselamatan. Jika ada sekelompok membuat jalur lain, maka dipastikan itu bukan dari perintah Allah Subhanahu Wata’ala.
Nabi Muhammad Shalalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda: “Demi Dzat yang menguasai jiwa Muhammad, tidak ada seorangpun, baik Yahudi maupun Nasrani yang mendengar tentang diriku dari umat Islam ini, kemudian ia mati dan tidak beriman terhadap ajaran yang aku bawa kecuali ia akan menjadi penghuni neraka.” (HR. Muslim).
Hadits di atas menyampaikan pesan bahwasanya agama Islam telah menghapus agama-agama samawi sebelumnya.
Hal ini sebagaimana ketetapan dalam Al-Qur’an, hadits-hadits mutawatir dan juga ijma’ umat Islam.
Oleh sebab itu, orang yang mengingkari hal ini, hukumnya adalah kafir tanpa ada perselisihan di kalangan ulama.
Beriman kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam adalah syarat pokok seseorang bisa selamat dari api neraka.
Setiap orang yang tidak beriman kepada baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sudah nasibnya ia akan masuk ke neraka selama-lamanya.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya: “Barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali-Imran : 85).
Hal ini sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits-hadits mutawatir dan menjadi ijma’ para ulama. Sebab itulah, orang Yahudi, Kristen dan penganut agama apapun selain Islam, tidak berhak masuk surga selamanya.
Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi dalam kitab tafsirnya Maroh Labid mengomentari tentang status Taurat dan Injil:
فالتوراة شريعة للأمة التي كانت من مبعث موسى إلى مبعث عيسى. والإنجيل شريعة من مبعث عيسى إلى مبعث سيدنا محمد صلى الله عليه وسلم، والقرآن شريعة للموجودين من سائر المخلوقات في زمنه صلى الله عليه وسلم إلى يوم القيامة
Artinya: “Taurat itu syariat untuk umat nabi Musa sampai diutusnya nabi Isa. Injil itu syariat untuk umat dari nabi Isa sampai diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam. Adapun al-Qur’an adalah syariat untuk semua umat manusia sejak zaman Nabi Saw sampai hari Kiamat” (Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi, Maroh Labid,jilid 2, hal. 272).
Baca Juga: Pandangan Islam Tentang Kematian
Berarti, orang yang mengaku pengikut Taurat dan Injil, pengakuannya batal dengan datangnya al-Qur’an.
Maka dari sini cukup jelas bahwa syarat orang yang mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wata’ala, adalah harus beriman dan senantiasa melaksanakan ajaran Nabi Muhammad Shalalallahu ‘alaihi wa sallam. Artinya harus Muslim atau beragama Islam. Jika tidak maka amalnya sia-sia.
Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala:
وَٱلَّذِينَ ڪَفَرُوٓاْ أَعۡمَـٰلُهُمۡ كَسَرَابِۭ بِقِيعَةٍ۬ يَحۡسَبُهُ ٱلظَّمۡـَٔانُ مَآءً حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَهُ ۥ لَمۡ يَجِدۡهُ شَيۡـًٔ۬ا وَوَجَدَ ٱللَّهَ عِندَهُ ۥ فَوَفَّٮٰهُ حِسَابَهُ ۥۗ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ (٣٩)
Artinya: “Dan orang-orang yang kafir, perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila didatanginya tidak ada apa pun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna, dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. An-Nur: 39).
Amal orang-orang kafir atau yang saat ini kita sebut sebagai non-Islam, seperti halnya fatamorgana yang dilihat dan disangka oleh orang yang tidak tahu sebagai air yang mengalir.
Mereka mengira amal mereka bermanfaat, dan mereka pun membutuhkannya sebagaimana butuhnya orang yang kehausan terhadap air, sehingga saat ia mendatangi amalnya pada hari pembalasan, ternyata ia mendapatkan dalam keadaan hilang dan tidak memperoleh apa-apa.
Hal ini berarti, "amal baik" orang yang tidak beriman itu tidak membawa manfaat apapun bagi masa depan akhiratnya kelak. Dalam artian, ia tidak akan menerima balasan surga.
Adapun syarat diterimanya amal sehingga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wata’ala adalah harus beriman kepada Allah.
Jika ada orang baik kepada sesama manusia namun kafir kepada Allah dan Rasul Nya, maka amalnya tertolak, sia-sia saja.
Sebab, dia menentang Allah. Kepada manusia bisa berbuat baik, namun kepada Allah berbuat lancang menentangnya. Sejahat-jahat manusia itu adalah manusia yang menentang hukum Allah.
Logikanya begini, kepada Sang Pemilik Kekuasaan ia berbuat lancang, namun kepada manusia yang notabennya ciptaan Allah, ia malah berbuat baik.
Oleh karena itu, kafir yang beramal sosial, namanya tidak disebut sebagai orang yang sholeh atau baik.
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Athoillah al-Sakandari, ulama sufi terkenal dalam kitabnya Tajul Arus: “Apa kamu kira berakhlak itu adalah menyapa manusia dengan sopan? Apa kamu kira akhlak itu hormat pada manusia seraya menantang Allah? Tidak. Akhlak yang baik itu menghormati Allah dan hukum-hukumnya serta menjauhi larangan Nya. ”
Baca Juga: Rahasia Kekuatan Doa Dalam Islam
Syarat masuk surga
Imam Muslim menyebutkan sebuah hadiTs riwayat dari Abu Hurairah RA yang menyatakan, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para sahabat,
"Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai antar sesama. Maukah kalian, aku tunjukkan suatu perbuatan, jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai, yaitu tebarkan salam di antara kalian."
Hadits diatas menegaskan, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang jika ingin masuk surga dan syarat-syarat ini saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Syarat pertama, orang tersebut harus beriman. Iman disini adalah iman dalam arti yang sesungguhnya, yakni mempercayai adanya Allah Ta'ala dan meyakini bahwa Allah merupakan Tuhan alam semesta, Yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas segalanya.
Pada poin ini, juga percaya bahwa Allah menurunkan kitab suci sebagai pedoman bagi umat manusia. Percaya bahwa Allah Ta'ala mengutus para Nabi dan Rasul untuk membimbing umatnya ke jalan yang benar. Percaya akan adanya hari kiamat dan kehidupan-kehidupan setelahnya sebagai hari pembalasan.
Syarat kedua, saling mencintai antar sesama. Ini merupakan syarat seseorang untuk dapat beriman. Karena, tanpa adanya syarat ini, seseorang tidak akan bisa disebut beriman. Mencintai sesama maksudnya berarti ia memperlakukan orang lain sama dengan dirinya.
Ketiga, menyebarkan salam. Ini merupakan petunjuk dari Nabi Muhammad agar seseorang bisa mencintai antar sesama manusia.
Menyebarkan salam maksudnya setiap bertemu dengan orang lain, maka ia mengucapkan, "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" yang artinya ia mendoakan mereka, "Semoga keselamatan, rahmat Allah, dan berkahnya tercurah pada kalian!"
Baca Juga: Kumpulan Kata Kata Baik Dalam Islam
Nah, menilik dari pertanyaan "Non Islam amalannya sangat banyak, namun ia masuk neraka", maka dalam hal ini ia tidak dapat memenuhi dua diantara syarat diatas. Bahkan syarat pertama saja tidak dapat ia penuhi.
Jadi kesimpulannya, yang namanya berakhlak itu pertama harus sopan kepada Allah. Bagaimana cara sopan kepada Allah? Yakni dengan taat pada hukum-hukum-Nya, Ini namanya beriman.
Apabila seseorang sopan kepada Allah maka ia akan memperlakukan manusia dengan semestinya.
Jika ada seseorang yang sopan kepada manusia tetapi lancang kepada Allah dan Rasul Nya, maka sikap sopan nya itu nifaq atau sia-sia. Karena itu Allah tidak menerimanya sebagai pahala kelak, dan otomatis ia juga tidak akan mendapat ganjaran surga.
Wallahu’alam bishawab.