Penyebab dan Gejala Tifus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 12 Dec 2019Ilustrasi tifus - Image from www.aksipost.com
Penyebab dan Gejala Tifus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak Biar nggak salah kaprah, yuk, ketahui gejala tifus dan penyebabnya berikut ini!
Tifus atau demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia. Lalu apa sih yang menjadi penyebab, dan bagaimanakah gejala tifus, gejala tifus pada bayi, gejala tifus bayi, gejala tifus disebabkan oleh apa? Berikut penjelasannya.
Baca Juga :
1. Difteri: Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Penanganannya
2. Penyebab, Gejala, dan Obat Trigliserida yang Ampuh
3. Pengentalan Darah: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
Apa Itu Tifus?
Tifus merupakan infeksi yang disebabkan oleh beberapa jenis bakteri Rickettsia typhi atau R. prowazekii. Bakteri tersebut dapat disalurkan oleh ektoparasit seperti kutu, tungau dan caplak, yang kemudian menginfeksi manusia.
Ektoparasit seringkali ditemukan pada tikus, kucing, dan tupai. Beberapa orang juga bisa membawa ektoparasit dari pakaian, sprei, kulit, atau rambut mereka. Bakteri penyebab tifus tidak bisa ditularkan dari satu orang ke orang lainnya seperti halnya sakit flu atau pilek.
Berdasarkan sumber bakteri yang menginfeksinya, tifus dibagi menjadi 4, yaitu :
- Epidemik typus, yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia prowazekii yang ditularkan lewat gigitan kutu rambut pada tubuh manusia. Jenis tifus ini bisa menyebabkan sakit berat, bahkan kematian.
- Endemik typus atau tifus murine, yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia typhi yang ditularkan lewat kutu loncat pada tikus. Jenis tifus ini mirip dengan epidemik thypus, akan tetapi memiliki gejala tifus yang lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian.
- Scrub typhus, yang disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi yang ditularkan lewat gigitan tungau larva yang hidup pada hewan pengerat. Jenis tifus ini bisa menyerang manusia dalam tingkat yang ringan hingga berat.
- Spotted fever, jenis tifus ini disebut juga dengan demam yang disertai bintik-bintik merah pada kulit, bintik-bintik itu disebarkan oleh gigitan hewan caplak yang terinfeksi bakteri golongan Rickettsia.
Orang yang Beresiko Tinggi Terkena Tifus
Penyakit tifus dapat menyerang siapa saja, tidak memandang segi usia, tingkat pendapatan, tingkat sosial, maupun lingkungan hidupnya. Akan tetapi, resiko penyakit tifus akan meningkat terhadap orang yang :
- Mempunyai sistem imunitas tubuh yang lemah, misalnya seperti penderita HIV/AIDS, bayi, lansia, dan orang yang sedang pengobatan kemoterapi.
- Mengalami kontak fisik langsung dalam waktu yang lama dengan orang yang terinfeksi tifus. Perlu di garis bawahi, potensi penularan tifus melalui jabat tangan atau berpelukan yang sebentar termasuk kecil.
- Berbagi barang yang sama dengan orang yang terinfeksi, misalnya seperti handuk, sprei, dan pakaian.
- Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi bakteri penyebab tifus.
- Bepergian ke daerah yang terjangkit penyakit tifus.
Gejala Tifus
Gejala tifus adalah hal-hal atau keluhan yang dirasakan ketika orang terkena penyakit tifus.
Biasanya, masa inkubasi bakteri penyebab tifus adalah 7-14 hari, akan tetapi bisa lebih pendek yaitu sekitar tiga hari, atau bahkan lebih panjang hingga 30 hari. Waktu tersebut dihitung sejak bakteri masuk ke dalam tubuh, hingga tubuh menimbulkan gejala tifus ringan.
Adapun gejala dari tifus antara lain :
- Demam yang makin hari makin meningkat secara bertahap hingga mencapai 39°C-40°C. Demam akan lebih tinggi pada saat malam hari.
- Nyeri otot.
- Sakit kepala.
- Tidak enak badan.
- Pembesaran ginjal dan hati.
- Kelelahan dan lemas.
- Berkeringat.
- Batuk kering.
- Turunnya berat badan.
- Sakit perut.
- Kehilangan nafsu makan.
- Gejala tifus pada anak 2 tahun yaitu sering mengalami diare, sementara gejala tifus pada orang dewasa cenderung mengalami konstipasi atau sembelit.
- Munculnya ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna pink.
- Linglung dan bingung, merasa tidak tahu sedang berada di mana dan apa yang sedang terjadi di sekitarnya.
Gejala tifus berkembang dari minggu satu ke minggu selanjutnya, dengan ciri-ciri yaitu :
Minggu ke-1
Biasanya, pada minggu pertama akan muncul gejala tifus ringan terkait perkembangan suhu badan. Beberapa gejalanya antara lain :
- Demam yang awalnya tidak tinggi, menjadi meningkat secara bertahap hingga mencapai 39-40°C.
- Suhu tubuh bisa naik atau turun.
- Sakit kepala.
- Lemas.
- Tidak enak badan.
- Batuk kering.
- Mimisan.
Minggu ke-2
Jika gejala awal tidak segera ditangani, maka penderita tifus akan memasuki stadium kedua dengan gejala antara lain :
- Demam tinggi yang masih berlanjut, dan makin memburuk di malam hari.
- Demam yang disertai denyut nadi yang lambat.
- Muncul bintik-bintik berwarna merah rose di daerah perut dan dada.
- Mengigau.
- Sakit perut.
- Diare atau sembelit akut.
- Tinja berwarna kehijauan.
- Perut kembung yang diakibatkan oleh pembengkakan hati dan empedu.
Minggu ke-3
Memasuki minggu ke tiga, penderita tifus akan mengalami gejala berupa suhu tubuh yang menurun, jika tidak segera ditangani, maka pada tahap ini akan muncul komplikasi berupa pendarahan pada usus, hingga pecahnya usus.
Minggu ke-4
Masuk minggu ke-4, demam tifoid berangsur-angsur akan turun. Tapi jangan lengah, tahap ini tetap memerlukan penanganan, agar tidak muncul gejala-gejala lain atau menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa. Bahkan dalam beberapa kasus, gejala bisa kembali muncul dua minggu setelah demam mereda.
Oleh karena itu, segera pergi ke dokter apabila mengalami demam tinggi dan beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas.
Yang perlu digaris bawahi adalah, meskipun seseorang telah menerima vaksin atau imunisasi, ia masih beresiko menderita tifus.
Penyebab dan Gejala Tifus Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak Pemeriksaan juga harus dilakukan apabila terserang demam setelah berkunjung ke tempat yang mempunyai tingkat penyebaran tifus tinggi. Semoga bermanfaat.