Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 16 Dec 2019

Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Plasenta previa - Image from m.inilah.com

Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Bunda, yuk ketahui gejala, penyebab, dan pengobatan plasenta previa berikut ini.

Ketika mengandung, Bunda bisa saja mengalami beberapa hal diluar prediksi, misalnya seperti plasenta previa. Apa itu plasenta previa, bagaimana gejala, dan apa penyebabnya? Temukan jawabannya disini.

Baca Juga :
1. Anemia Pada Ibu Hamil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
2. Tinggi Badan Ideal Bayi dan Balita, Bunda Wajib Tahu!
3. Bahayakah Benjolan di Belakang Telinga Pada Bayi?

Pengertian Plasenta Previa 

Plasenta previa adalah kondisi di mana ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, hal ini menyebabkan tertutupnya sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain itu, plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik pasca maupun pra persalinan.

Plasenta sendiri merupakan organ yang terbentuk di rahim pada masa kehamilan. Organ tersebut berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi dari Ibu kepada janin, serta membuang kotoran dari janin.

Dalam keadaan normal, plasenta memang terletak di bagian bawah rahim pada awal masa kehamilan, akan tetapi seiring bertambahnya usia kehamilan dan perkembangan rahim, plasenta akan bergerak ke atas. Nah, pada kasus plasenta previa, posisi plasenta tidak bergerak dari posisi awal, sampai mendekati waktu persalinan. 

Pengelompokan Plasenta Previa

Berdasarkan metode persalinan dan perawatannya, plasenta previa dibagi menjadi empat, yaitu :

  1. Sebagian (parsial)

    Plasenta previa parsial merupakan posisi plasenta yang menutupi sebagian leher rahim atau jalan lahir untuk keluarnya bayi. Pada kondisi ini, proses persalinan melalui vagina masih bisa dilakukan karena masih tersisa sedikit ruang untuk proses bayi lahir.

  2. Rendah (low-lying)

    Plasenta previa low-lying biasanya terjadi sejak masa awal hingga pertengahan kehamilan. Pada kondisi ini, umumnya plasenta previa berada di samping atau tepi leher rahim (serviks), sehingga masih ada kemungkinan untuk melahirkan secara normal.

  3. Marginal

    Plasenta previa marginal merupakan posisi plasenta yang berada di bagian bawah atau ujung rahim. Biasanya, plasenta memang akan sedikit menekan serviks, akan tetapi tidak sampai menutupinya.

    Pada kondisi ini, masih ada kemungkinan untuk melahirkan normal melalui vagina. Hanya saja yang perlu digaris bawahi, mungkin akan muncul sedikit perdarahan ringan karena plasenta bersentuhan langsung dengan serviks.

  4. Totalis (major)

    Plasenta previa totalis adalah posisi plasenta yang menutupi seluruh leher rahim (serviks). Dibandingkan jenis sebelumnya, plasenta previa totalis ini merupakan kondisi yang paling serius.

    Oleh karena itu, biasanya dokter akan menganjurkan ibu hamil untuk menempuh prosedur caesar. Bahkan tidak jarang, jika kondisi plasenta previa sudah sangat berbahaya, bayi harus dilahirkan secara prematur.

Gejala Plasenta Previa

Gejala utama plasenta previa yang paling sering terjadi adalah munculnya perdarahan dari vagina yang terjadi pada akhir trimester kedua atau pada awal trimester ketiga kehamilan.

Volume pendarahan tersebut bisa banyak dan bisa pula sedikit, dan akan terjadi secara berulang dalam beberapa hari. Selain itu, pendarahan tersebut juga bisa muncul setelah melakukan aktivitas seks, dan disertai dengan kontraksi atau kram perut.

Penyebab Plasenta Previa

Penyebab utama plasenta previa belum diketahui secara pasti, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang diduga bisa membuat Ibu hamil lebih berisiko mengalami plasenta previa, yaitu :

  1. Saat hamil berusia 35 tahun atau lebih.
  2. Merokok ketika hamil atau menyalahgunakan kokain.
  3. Mempunyai bentuk rahim yang tidak normal.
  4. Bukan kehamilan pertama.
  5. Kehamilan sebelumnya mengalami plasenta previa.
  6. Posisi janin yang tidak normal, misalnya seperti sungsang atau lintang.
  7. Hamil bayi kembar.
  8. Pernah mengalami keguguran.
  9. Pernah menjalani operasi pada rahim, misalnya seperti kuret, pengangkatan miom, dan operasi caesar.

Pengobatan Plasenta Previa

Pengobatan plasenta previa bukanlah untuk mengembalikan posisi plasenta, melainkan bertujuan untuk mencegah perdarahan. Penanganan yang akan dilakukan oleh dokter tergantung pada kondisi kesehatan Ibu dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, serta tingkat keparahan perdarahan.

Pada kasus Ibu hamil yang tidak mengalami perdarahan atau hanya mengalami perdarahan ringan, maka dokter akan memperbolehkannya melakukan perawatan secara mandiri di rumah, perawatan tersebut berupa :

  • Banyak berbaring atau bedrest.
  • Menghindari olahraga.
  • Menghindari hubungan seksual.

Yang harus diperhatikan adalah, meskipun tidak membutuhkan perawatan medis, Ibu hamil tetap harus waspada dan segera melakukan pemeriksaan apabila perdarahan semakin memburuk atau tidak berhenti.

Nah, jika Ibu hamil mengalami perdarahan hebat apalagi sampai berulang-ulang, maka dokter kandungan akan menyarankan agar bayi dilahirkan secepatnya melalui prosedur operasi caesar.

Akan tetapi, jika usia kandungan kurang dari 36 minggu, maka Ibu hamil akan diberikan suntikan obat kortikosteroid terlebih dahulu, guna mempercepat pematangan paru-paru janin. Bila diperlukan, dokter juga akan melakukan prosedur transfusi darah, yang berfungsi untuk mengganti darah yang hilang.

Sebenarnya, Ibu hamil yang menderita plasenta previa masih bisa melahirkan secara normal, asalkan letak plasenta tidak menutupi jalan lahir secara keseluruhan atau hanya menutupi sebagian. Akan tetapi jika plasenta menutupi seluruh jalan lahir, maka dokter akan menyarankan operasi caesar.

Komplikasi Plasenta Previa

Plasenta previa dapat membahayakan Ibu maupun janin. Pada ibu, plasenta previa bisa menyebabkan komplikasi berupa

  1. Syok, hal ini terjadi akibat perdarahan berat ketika proses persalinan.
  2. Penggumpalan darah, yang diakibatkan oleh perawatan di rumah sakit yang membuat Ibu terlalu lama berbaring, sehingga darah lebih mudah menggumpal

Sedangkan pada janin, plasenta previa bisa menyebabkan komplikasi berupa : 

  • Kelahiran prematur, hal ini terjadi jika pendarahan terus menerus berlangsung, maka bayi harus segera dilahirkan dengan prosedur operasi caesar, meskipun belum cukup bulan.
  • Asfiksia janin, kondisi ini terjadi saat janin tidak mendapatkan oksigen yang cukup ketika berada di dalam kandungan.
  • Retensi plasenta, yaitu jaringan plasenta tumbuh terlalu dalam, sehingga sulit untuk dikeluarkan, selain itu retensi plasenta juga akan memperburuk pendarahan. Namun kondisi ini sangat jarang terjadi.

Plasenta Previa: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan nah, itulah penjelasan mengenai plasenta previa. Ingat ya, segera konsultasikan ke dokter apabila Anda mengalami pendarahan pada masa kehamilan. Semoga bermanfaat.

SHARE ARTIKEL