Mengenal Tes Mantoux dan Prosedurnya
Penulis Isfatu Fadhilatul | Ditayangkan 26 Dec 2019Ilustrasi Tes Mantoux - Image from hellosehat.com
Mengenal Tes Mantoux dan Prosedurnya Yuk, cari tahu tentang tes mantoux dan prosedurnya disini.
TB merupakan penyakit menular yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa dideteksi dengan tes mantoux. Tes mantoux itu apa, dan bagaimana prosedurnya? Berikut penjelasan selengkapnya.
Apa Sih Tes Mantoux itu?
Tes mantoux adalah pemeriksaan yang dilakukan guna mengetahui adanya paparan kuman TB pada tubuh. Tes ini dilakukan dengan cara menyuntikkan larutan tuberkulin (protein kuman TB) di bawah kulit (intrakutan).
Tes mantoux pada anak adalah hal yang wajar, sebab TB bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Penyakit tersebut bisa menular lewat udara, misalnya ketika penderita TB batuk, sehingga bakteri akan menyebar ke udara melalui semburan air liur dan terhirup oleh orang yang berada di sekitarnya. Selengkapnya baca disini Penyakit TBC: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Oleh karena itu, Bagi Anda ataupun anggota keluarga Anda yang kerap melakukan kontak langsung dengan penderita TB, disarankan untuk melakukan tes mantoux guna mendeteksi adanya penyakit TB sedini mungkin.
Selain karena alasan sering melakukan kontak langsung dengan penderita TB, tes mantoux juga dianjurkan kepada orang yang :
- Hidup di lingkungan tempat tinggal yang ada pasien penderita TB.
- Mengkonsumsi obat-obatan yang bisa menekan sistem imunitas tubuh, seperti obat steroid.
- Mengalami penurunan sistem kekebalan tubuh, misalnya seperti penderita kanker dan HIV/AIDS.
- Menerima organ transplantasi.
Prosedur tes mantoux berlangsung sangat cepat dan sederhana, oleh karena itu ketika hendak melakukan prosedur ini, Anda tidak perlu melakukan persiapan khusus yang merepotkan.
Yang harus Anda lakukan adalah memberi tahu dokter atau tim medis jika Anda pernah menderita TB serta menjalani pengobatan sebelumnya.
Selain itu, biasanya dokter juga akan menanyakan apakah Anda pernah menjalani tes mantoux sebelumnya. Jika pernah, Anda harus memberitahu apakah ada efek samping tertentu atau reaksi yang parah setelah Anda menjalaninya, misalnya seperti muncul luka, lenting, atau mengalami syok anafilaktik.
Disamping itu, Anda juga harus memberi tahu dokter apakah Anda baru saja menerima vaksinasi BCG dalam kurun waktu satu bulan ke belakang. Karena pada dasarnya vaksinasi BCG justru berpotensi membuat tes mantoux menunjukkan hasil yang salah.
Bagaimanakah Prosedur Tes Mantoux?
Untuk orang yang mempunyai phobia terhadap jarum suntik, mungkin tes mantoux ini bisa jadi tampak sedikit menakutkan. Akan tetapi tenang saja, tes ini sebenarnya cukup mudah dilakukan.
Tes ini biasanya dilakukan dalam dua tahap. Adapun tahap pertama, dokter atau tim medis akan menyuntikkan sejumlah larutan steril yang mengandung tuberkulin.
Tuberkulin sendiri merupakan sebagian kecil protein murni yang berasal dari Mycobacterium tuberculosis. Jadi, apabila seseorang terinfeksi TB, maka sistem kekebalan tubuhnya akan bereaksi terhadap cairan yang disuntikkan tersebut.
Suntikan ini biasanya dilakukan di lengan bawah bagian dalam. Ketika tes mantoux berhasil dilakukan dengan benar, maka titik injeksi akan membentuk benjolan kecil yang pucat pada kulit, seperti adanya bentol. Benjolan ini disebut dengan indurasi.
Kemudian tahap kedua harus dilakukan antara 48-72 jam setelah injeksi tuberkulin dilakukan. Biasanya dokter atau tim medis akan memeriksa untuk memastikan apa yang terjadi pada kulit dan bagaimanakah tubuh meresponnya.
Nah, dalam tahap kedua tes Mantoux ini, dokter atau tim medis akan mengukur diameter indurasi di lengan bawah dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien.
Apa yang Harus Dilakukan Setelah Menjalani Prosedur Tes Mantoux?
Setelah melakukan prosedur tes Mantoux, Anda bisa kembali beraktivitas normal seperti semula. Akan tetapi, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, yaitu :
- Hindari menggaruk atau menggosok bekas suntikan tuberkulin.
- Biarkan bekas suntikan terbuka, jangan ditutupi dengan perban, plester, ataupun di olesi dengan salep.
- Kompres air dingin apabila muncul lenting di bekas suntikan yang menyebabkan rasa tidak nyaman.
Tes Mantoux merupakan suatu prosedur yang bersifat aman dan jarang sekali menimbulkan efek samping. Namun jika efek samping muncul, kondisi yang mungkin akan Anda rasakan tidak akan parah, yaitu hanya berupa bengkak, kemerahan, lenting, serta rasa gatal. Efek samping itu pun hanya berlangsung dalam beberapa waktu saja.
Baca Juga :
Penyebab, Gejala, dan Obat Trigliserida yang Ampuh
Pengentalan Darah: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
Difteri: Penyebab, Gejala, Pencegahan dan Penanganannya
Hasil Interpretasi Tes Mantoux
Berikut hasil yang ditunjukkan setelah melakukan prosedur tes mantoux.
1. Hasil tes mantoux negatif
Hasil tes menunjukkan negatif apabila setelah 48 – 72 jam tidak terdapat benjolan, atau terbentuk benjolan namun sangat kecil yaitu dengan diameter kurang dari 5 mm. Kondisi ini berarti pasien dalam keadaan yang normal, tidak terpapar dengan bakteri tuberculosis.
2. Hasil tes mantoux positif
Hasil tes menunjukkan positif apabila terbentuk benjolan dengan diameter lebih dari 5 mm. Namun perlu diketahui, apabila hasil tes mantoux positif, maka tidak berarti pasien tersebut positif terinfeksi TB, melainkan hanya menunjukan bahwa pasien itu pernah terpapar oleh bakteri tuberculosis, misalnya :
- Orang yang divaksinasi BCG.
- Orang yang bekerja di instansi kesehatan atau di rumah sakit, laboratorium, dan puskesmas.
- Orang yang tinggal berdekatan dengan penderita TB.
- Pasien TB yang telah dinyatakan sembuh.
Namun, terbentuknya benjolan yang berukuran lebih dari 15 mm pada orang-orang yang tidak memiliki resiko terinfeksi TB, maka hal itu menunjukan bahwa pasien tersebut dalam fase aktif infeksi TB.
Pada beberapa kondisi, pemeriksaan tes mantoux bisa saja menunjukan hasil yang negatif palsu, maksudnya pasien tersebut sebenarnya terinfeksi TB, namun pada pemeriksaan tes mantoux menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini bisa disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh pasien tersebut tidak sempurna, misalnya :
- Mengalami gangguan sistem imunitas tubuh, karena tubuh tidak lagi mampu membentuk antibodi untuk melawan antigen, sehingga tidak terbentuk kompleks imun antibodi-antigen, contohnya pada pasien HIV/AIDS dan pasien kanker.
- Pasien yang menerima organ transplantasi sehingga harus mengkonsumsi obat steroid.
- Bayi baru lahir, anak-anak atau lansia.
Oleh sebab itu, untuk menentukan apakah pasien benar-benar terinfeksi TB, maka harus dilakukan pemeriksaan mengenai gejala yang timbul, pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan lain seperti pemeriksaan dahak BTA serta rontgen paru-paru.
Demikian penjelasan tentang tes mantoux ini, jika Anda memiliki pertanyaan yang berkaitan dengan proses tes mantoux, konsultasikanlah kepada dokter untuk pemahaman yang lebih baik. Semoga bermanfaat.