Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Agar Lebih Bermoral
Penulis Rizal H | Ditayangkan 16 Apr 2020Cara mendidik anak usia 3 tahun - Dibutuhkan kesabaran extra dalam mendidik anak usia 3 tahun. Cara mendidik anak usia 3 tahun keatas berbeda dengan cara mendidik anak yang masih kecil.
Sebab pada usia ini biasanya anak sudah mampu mengembangkan otonomi dirinya. Sehingga banyak perubahan perilaku yang dapat dilihat.
cara mendidik anak usia 3 tahun - Image from heartmindonline.org
Perubahan ini terlihat dari sikap anak yang mulai egois, susah diatur, keras kepala dan mudah marah.
Sebetulnya hal tersebut terjadi karena adanya periode atau tahapan perkembangan pada diri anak tersebut dan ini wajar terjadi untuk mengembangkan sikap mandiri anak.
Serta dapat mengembangkan kemampuannya dalam hal belajar menunda keinginan yang ada di dalam dirinya sendiri.
Cara Mendidik Anak Usia 3 Tahun Supaya Cerdas
1. Dibutuhkan peran penting orang tua
Supaya anak dapat belajar dengan baik dan mampu menyelesaikan semua tahapan ini.
Tentu saja akan membutuhkan bantuan serta bimbingan dari kedua orangtuanya.
Orangtua dan lingkungan di sekitarnya merupakan faktor penting, dan menentukan apakah anak dapat mengembangkan kepribadian yang mandiri.
Seperti bisa bersabar, dan bisa belajar menerima kenyataan bahwa ternyata tidak semua yang diinginkannya bisa selamanya terpenuhi.
Juga sebagai monitoring untuk melihat apakah anak dapat berbagi dengan orang lain, atau malah sebaliknya.
Untuk itu akan sangat dibutuhkan usaha serta kesabaran tidak sedikit dari para orang tua dalam menghadapi anak di usia 3 tahun ini.
Sangat disarankan bagi para orang tua, khususnya untuk setiap Ibu agar selalu mengevaluasi pola asuh serta penerapan disiplin untuk diterapkan di rumah.
Baca Juga:
- Mengapa Anak Suka Melawan dan Susah Diatur? 37 kebiasaan orang tua yang berperilaku buruk pada anak.
- 10 Cara Rasulullah Mendidik Anak Perempuan Agar Menjadi Anak Solehah.
2. Orang tua harus menetapkan aturan pada anak secara disiplin
Tentunya dalam hal ini kedua orang tua antara suami istri harus memiliki pandangan yang serupa mengenai pola asuh.
Serta penerapan disiplin seperti apa yang akan diterapkan kepada anak-anak nantinya.
Kemudian tugas berikutnya yaitu
Berusaha secara maksimal supaya pola asuh, disiplin, serta aturan-aturan yang dibuat dan telah disepakati bersama tersebut harus betul-betul diterapkan dengan konsisten.
Karena jika tidak, maka hasilnya nanti tidak akan sesuai dengan yang sejak awal diharapkan oleh orang tua.
Pada dasarnya semua anak, apalagi mereka yang sangat aktif memerlukan aktivitas yang terstruktur secara teratur dengan baik.
Sebab tidak baik jika anak menghabiskan waktu tanpa arahan orangtua. Seperti hanya berlarian, lompat-lompat di kursi atau di tempat tidur.
Sebaiknya Ibu mulai menata kegiatan anak dengan membuat jadwal kegiatan harian bagi anak.
Dengan begitu ibu bisa memberikan kegiatan alternatif pada waktu luang anak.
Seperti, setelah pulang sekolah dan selesai makan siang, berikan alternatif kegiatan seperti main playdough, melukis, atau kegiatan lain yang bersifat mendidik dan bermanfaat.
Lalu pada sore hari ibu bisa mengajak-nya bersepada keliling kampung.
Begitu juga saat hari libur, orang tua dapat mengajak berkebun dan mengajarkan ilmu ilmu alam.
Apabila kondisi memungkinkan Anda bisa membawa anak-anak berenang.
Pada anak yang cenderung lebih aktif, dan agresif orangtua dituntut untuk memberikan banyak alternatif kegiatan.
Terutama aktivitas yang dapat memuaskan kebutuhan kerja otot sang anak.
3. Penting memberi hadiah pada anak
Memberi hadiah penting dilakukan oleh orang tua kepada anak yang berhasil melakukan sesuatu.
Semisal memberikan ciuman, pujian yang tulus dan bisa juga hadiah berupa barang yang membuat hatinya gembira.
Bisa juga seperti dengan memberikan ucapan "Ibu sayang kamu adik, Ayah dan Bunda sangat mencinta kamu", atau "Ummi dan Abi sayang sekali sama adik".
Itu beberapa contoh ungkapan perasaan yang dapat diucapkan orang tua kepada anak.
Hal tersebut bertujuan untuk meyakinkan kepada anak bahwa Anda sebagai orang tua benar-benar sangat mencintainya.
Demikian juga sebaliknya.
Jika anak melakukan hal yang negatif Anda tidak perlu memperhatikannya.
Cukup hanya mengambil sikap dengan cara menegur-nya menggunakan nada tegas, yang menunjukan bahwa Anda tidak suka jika anak melakukan hal tersebut.
Misalnya, ketika anak berbicara dengan kata-kata kasar atau kotor.
Anda bisa katakan: "Maaf sayang, Ibu sedih sekali bila kamu mengucapkan kata-kata itu, karena itu tidak baik, jika kamu sering mengucapkan itu, banyak orang yang tidak suka sama kamu nantinya".
Jika anak Anda masih tetap berkata kasar atau kotor.
Disarankan jangan pedulikan, melainkan berusahalah untuk mengalihkan perhatian anak kepada aktivitas yang lain.
Seperti dengan mengajak-nya bercerita atau mendongeng.
Ibu bisa selalu memasukkan nilai-nilai yang diinginkan.
Misalnya dengan sering mengatakan kepada anak bahwa anak yang sopan dan bicara yang baik pasti akan di sayang semua orang, dan sebaliknya.
Akhir Kata
Mari kita berdo’a dengan tulus dan kita panjatkan puji serta syukur kepada Allah dan disertai usaha anda secara maksimal.
Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang ikhlas, sabar, bijaksana dan cerdas dalam mendidik anak.
Karena bagaimanapun kondisi anak kita, mereka merupakan anugerah terindah yang Allah telah berikan kepada kita sebagai orangtua.
Dan sudah menjadi tugas serta kewajiban orang tua untuk selalu berusaha melakukan yang terbaik.