5 Jenis Penipuan Online yang Sering Kuras Uang Pengguna, Hati-Hati!
Penulis Taufiq F | Ditayangkan 11 Dec 2019Modus penipuan - Image from tribunnews.com
Bedakan, Anda benar-benar dapat hadiah atau PENIPUAN!
Pernah dapat SMS berhadiah? Atau ditelpon dapat hadiah dari undian operator telepon?
Jika belum pernah, baca ini agar Anda tak sampai jadi korban berikutnya!
Penipuan online adalah hal yang selalu ada dan merajalela. Hal ini dikarenakan pengguna internet makin banyak dengan perhatian akan keamanan dalam penggunaannya yang masih rendah.
Di Amerika Serikat saja yang jauh lebih melek internet, punya rasio satu banding sepuluh orang yang jadi korban penipuan online. Melansir Business Insider, angka tersebut bahkan naik setiap tahunnya dengan prosentase 34 persen.
Sementara berdasarkan studi dari Better Business Bureau, prosentase orang yang terlibat dan kehilangan uang dengan penipu adalah sebanyak 23 persen, terlibat namun tak kehilangan uang sebanyak 30 persen, serta separuh dari semua partisipan tak mengidentifikasi adanya penipuan dengan segera.
Baca Juga: Waspada Modus Penipuan ini Sering Terjadi Dengan Menggunakan Cara yang Tak Biasa, Jangan Sampai Terhasut
Jadi, berdasarkan demografi tersebut, bahkan penipuan adalah lahan yang menjanjikan karena kurangnya pemahaman konsumen.
5 Jenis Penipuan Online yang Perlu Diwaspadai
Nah, berikut adalah deretan jenis penipuan online yang mungkin bisa menimpa Anda. Melansir Business Insider, berikut ulasannya dan lebih hati-hati ya!
1. Phising
Penipuan Phising - Image from merdeka.com
Phising adalah istilah penipuan yang menjebak korban agar percaya bahwa informasi yang diberikannya jatuh ke orang yang tepat. Biasanya, phising menduplikat website atau aplikasi bank atau provider, lalu ketika Anda memasukkan informasi rahasia, uang Anda langsung dikuras.
Tingkat keberhasilan dari phising biasanya cukup rendah karena konsumen bisa langsung mengendus kejanggalan. Namun ini adalah tindak penipuan yang disebut paling sering dilaporkan.
Baca Juga: Penipuan Lewat WhatsApp, Jangan Klik Jika dapat Pesan Semacam ini
2. Penipuan Berkedok Hadiah
Penipuan berkedok hadiah - Image from merdeka.com
Mungkin tak terhitung jumlahnya kita mendapatkan SMS, telepon, atau chat yang memberitahu bahwa kita mendapatkan hadiah. Mungkin kita tak pernah menghiraukannya. Namun tingkat engagement dari proses penipuan ini cukup tinggi, yang menandakan banyak yang tergiur.
Dilaporkan, terdapat 59 persen orang yang terlibat penipuan tersebut, dan ada 15 persen partisipan yang sampai kehilangan uang.
Model penipuan ini adalah, Anda harus membayar sejumlah uang terlebih dahulu untuk mengklaim hadiah.
3. Teknisi Palsu
Teknik palsu - Image from merdeka.com
Ini adalah jenis penipuan yang juga sering berhasil menguras uang pengguna. Biasanya, penipuan ini berupa seseorang yang mengaku dari perusahaan tertentu yang berpura-pura memberi layanan, yang secara tak disadari korban membuat korban menyerahkan informasi pribadi.
Biasanya ini terjadi di aplikasi dompet digital atau aplikasi yang memiliki e-wallet. Anda akan dihubungi lewat telepon, lalu mereka akan menanyakan kode OTP (one time password) yang harusnya tidak pernah boleh dibagi dengan siapapun, bahkan dengan karyawan perusahaan aplikasi tersebut.
Dengan akses yang diberi OTP tersebut, penipu bisa mengakses dan menguras dompet digital Anda, bahkan mengajukan utang di fitur semacam 'bayar nanti' yang tersedia di aplikasi seperti Gojek dan Traveloka.
Di Amerika Serikat, penipuan ini cukup tinggi korbannya. Mencapai 32 persen dari partisipan pernah jadi korban.
Baca Juga: AWAS!! Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Marak Terjadi
4. Penipuan Lowongan Pekerjaan
Penipuan lowongan pekerjaan - Image from merdeka.com
Di jenis penipuan ini, penipu berpura-pura menjadi penyedia pekerjaan atau lowongan pekerjaan. Dari sini, korban ditipu dengan ditawari sebuah pekerjaan. Dari sana, mereka menjebak korban untuk mengirim uang untuk training atau biaya peralatan.
Ini adalah tipe penipuan paling mudah menjerat korban yang memang butuh pekerjaan. Tercatat, di AS ada 81 persen partisipan terjebak, dan 25 persennya sampai mengirim uang.
5. Penipuan Jual Beli Online
Penipuan bisnis online - Image from merdeka.com
Penipuan jual beli online adalah salah satu yang paling sering terjadi, bahkan setiap saat bisa terjadi. Penipuan semacam ini berkembang biak karena banyaknya e-commerce yang secara langsung menghubungkan penjual dan pembeli.
Paling banyak, penipu menjual barang, barang terjual, namun tak pernah terkirim. Atau seringkali konsumen penipu yang meminta pengembalian bayaran secara lebih karena barang seakan-akan rusak.
Tercatat, penipuan jenis inilah yang paling membuat korban percaya. Buktinya, 47 persen partisipan pernah tertipu jual beli online.