10 Cara Rasullullah Mendidik Anak Perempuan Agar Menjadi Anak Shalihah
Penulis Elisa Verabela | Ditayangkan 13 Apr 2018foto: Instagram/@ryana_dea
Keutamaan Mendidik Anak Perempuan
Memiliki anak perempuan atau laki-laki itu sama saja. Semuanya adalah karunia dari Allah SWT.
Dan masing-masing juga mempunyai kelebihan tersendiri.
Jangan menganggap bahwa perempuan itu lemah.
Sebaliknya, anak perempuan justru menjadi anugerah terindah dan bisa menjadi penolong bagi orang tuanya.
Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist shahih:
“Barang siapa diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka. Kelak mereka akan menjadi penghalang dari api neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Anak merupakan titipan Allah yang harus kita jaga, baik buruknya seorang anak merupakan tanggung jawab orang tua.
Jika kita berhasil mendidik anak dengan baik sehingga mereka menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah.
Maka kita sebagai orang tua yang beruntung, karena seorang anak yang sholeh akan menghantarkan kedua orang tuanya ke surga Allah.
Untuk menghasilkan generasi perempuan yang sholehah, hendaklah orang tua mendidik anak-anak perempuannya dengan benar sesuai syariat agama.
Baca Juga : Keutamaan dan Ganjaran Besar Mempunyai Anak Perempuan Dalam Islam
10 Cara Rasulullah Mendidik Anak Perempuan Agar Menjadi Anak Shalihah
Berikut ini cara rasulullah mendidik anak perempuan yang bisa kita teladani dan patut kita contoh.
1. Mengajarkan ilmu tauhid (konsep ketuhanan)
Dasar dari agama islam adalah ilmu tauhid, yakni konsep tentang ketuhanan.
Maka itu, hal pertama yang wajib orang tua ajarkan kepada anak perempuannya yakni tentang Allah.
Bahwa Allah itu Tuhan yang menciptakan manusia, dan Allah itu Maha Esa. Ajarkan anak untuk mengucapkan La Ilaha illallah.
Caranya dengan mengulang-ngulang terus bacaan syahadat tersebut, setiap hari hingga anak mulai familiar mendengarkannya.
Lama-kelamaan anak pasti akan ikut mengucapkannya.
Setelah itu, Anda bisa menambahkan kosakata baru yakni Muhammad Darrasulullah, Muhammad adalah rasul utusan Allah SWT.
Dijelaskan dari Ibn Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”.
Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah.
Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”.
Kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman)
2. Mengajarkan doa-doa harian
Setelah menanamkan ilmu ketauhidan, anak juga perlu diajarkan tentang doa-doa harian.
Misalnya doa sebelum dan sesudah makan. Doa tidur, doa bercermin, doa keluar rumah, masuk kamar mandi dan sebagainya.
Ajarkan pula kalimat Bismillah kepada anak saat ia hendak melakukan sesuatu.
Kemudian ketika urusan itu selesai, berikan contoh untuk mengucapkan Alhamdulillah.
Tak lupa juga, ajari anak mengucapkan insyaAllah ketika hendak menjalin janji.
Dengan demikian, anak akan terbiasa dan mempraktekkannya hingga dewasa.
3. Mengajarkan ilmu agama (Solat, Puasa, Mengaji)
Jangan menunggu dewasa untuk belajar agama. Sebaiknya kita mengajarkan ilmu agama kepada anak-anak semenjak dini.
Bahkan saat usianya masih balita, orang tua harus mulai menanamkan nilai-nilai agama.
Misalnya saja dengan mengajari anak membaca Al-Quran. Anda bisa menyekolahkan anak di TPQ atau madrasah mengaji ketika usianya menginjak 2-3 tahun.
Sedangkan untuk solat dan puasa, walaupun kewajibannya dilakukan saat anak baligh.
Namun alangkah baiknya kita ajarkan sejak kecil. Kita bisa memulai mengajarkan tentang kiblat, tata cara berwudhu dan gerakan solat saat usianya menginjak 4-7 tahun.
Sedangkan untuk belajar berpuasa bisa dimulai ketika usia 7 tahun.
Tidak perlu puasa maghrib dulu, cukup semampunya. Misal dimulai dari puasa dhuhur, kemudian lanjut ke ashar hingga seterusnya.
Perintah untuk mengajari solat dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
“Perintahlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun dan pukullah mereka jika enggan melakukannya pada usia sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Ahmad)
Sedangkan perintah mendidik anak-anak untuk berpuasa dicontohkan oleh Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz, salah satu perempuan shalehah sahabat rasul.
Ia berkata: “Kami menyuruh puasa anak-anak kami. Kami buatkan untuk mereka mainan dari perca. Jika mereka menangis karena lapar, kami berikan mainan itu kepadanya hingga tiba waktu berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
4. Mengajarkan berperilaku sopan dan berbakti pada orang tua
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” (Q.S Luqman : 14)
Rasulullah SAW juga mengajarkan kepada anak-anaknya tentang tata cara berperilaku yang baik kepada kedua orang tua.
Sebab hal itulah yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Bagaimana anak bersikap kepada bapak ibunya haruslah sopan, bertutur kata lembut.
Menunjukkan wajah ceria dan patuh kepada perintahnya.
Diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
“Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih mirip dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam cara bicara maupun duduk daripada Fathimah.” ‘Aisyah berkata lagi, “Biasanya apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat Fathimah datang, beliau mengucapkan selamat datang padanya, lalu berdiri menyambutnya dan menciumnya, kemudian beliau menggamit tangannya hingga beliau dudukkan Fathimah di tempat duduk beliau. Begitu pula apabila Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang padanya, maka Fathimah mengucapkan selamat datang pada beliau, kemudian berdiri menyambutnya, menggandeng tangannya, lalu menciumnya.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 725)
5. Mengajarkan akhlak mulia
Rasulullah shallallâhu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Rasulullah SAW merupakan manusia yang memiliki akhlak paling terpuji.
Dan tentunya menjadi tuntunan atau contoh bagi umat islam.
Rasul juga kerap kali mengajarkan kepada anak-anaknya tentang cara berperilaku yang baik kepada sesama manusia.
Biasanya hal ini diajarkan oleh rasul lewat kisah-kisah nabi dan penyampaian ayat-ayat Al-Quran.
6. Mengajarkan cara pergaulan dan adab-adab yang baik
Seorang anak perempuan juga harus diberikan bekal pendidikan tentang tata cara bergaul semenjak kecil.
Baiknya orang tua menjelaskan tentang batasan-batasan bergaul dengan lelaki.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh rasul, beliau mengajari anak perempuannya untuk tidur terpisah dengan anak laki-laki semenjak usia si anak mencapai 10 tahun.
Beliau juga memberikan penjelasan tentang pentingnya perempuan untuk menjaga pandangannya, dan berpenampilan agar tidak menyerupai laki-laki.
Di samping itu, tak lupa berikan contoh kepada anak untuk beradab yang baik dan sesuai syariat agama.
Mulai dari adab berpakaian, adab makan, adab berbicara dengan orang lain, adab berpakaian, adab tidur dan sebagainya.
Dengan demikian ajaran-ajaran tersebut akan tertanam di pikiran anak hingga ia dewasa kelak.
7. Mengajarkan Tata cara berpakaian yang islami (menutup aurat)
Diriwayatkan dari Aisyah ra: bahwa Asma’ binti Abi Bakar menemui Rasulullah SAW dengan kondisi ia berpakaian pendek.
Aka berpalinglah Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Asma’, sesungguhnya wanita, apabila telah baligh, tidak pantas terlihat kecuali ini dan ini (beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya).” (HR. Abu Daud)
Hadist diatas secara gamblang menjelaskan bahwa rasul mengajarkan kepada umatnya yang perempuan, termasuk anak-anaknya untuk berpakaian secara islami.
Yakni menutup aurat. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT dalam Al-Quran:
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang Mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh merek. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab:59)
Baca Juga Tips Mendidik Anak yang Benar dan Baik Menurut Islam Sesuai Cara Rasulullah
8. Mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Sejatinya kodrat setiap perempuan saat dewasa adalah menjadi seorang istri.
Dan istri yang baik adalah mereka yang mampu menjalankan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, merawat anak, membersihkan rumah dan sejenisnya.
Maka itu, semenjak kecil anak harus dibiasakan dengan pekerjaan rumah.
Sedikit demi sedikit, seperti mulai mengajarkan menyapu lantai. Dengan demikian, saat ia telah dipinang oleh laki-laki, ia siap menjalani kewajibannya.
9. Memberikan pendidikan umum dan pemahaman tentang fiqih wanita
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa. Maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku.” Kemudian Anas bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau.” (HR Muslim 2631)
Baca Juga: 7 Kesalahan Orangtua yang Harus Dihindari Saat Mendisiplinkan Anak
Hadist diatas menjelaskan bahwa orang tua wajib mengayomi anak perempuannya.
Mengayomi dapat diartikan memberikan pendidikan yang layak, baik itu pendidikan agama maupun umum (seperti ilmu bahasa, matematika, sains, atau sosial).
Walaupun pada akhirnya seorang perempuan ‘bekerja’ di dapur atau menjadi ibu rumah tangga, tapi perempuan juga berhak memperoleh pendidikan bagus.
Sebab perempuan adalah tiang-nya negara. Apabila perempuan tersebut bagus pendidikannya dalam ilmu agama dan ilmu umum)
Maka ia juga bisa membentuk generasi rabbani yang cerdas.
Anda juga tidak perlu ragu untuk memberikan pendidikan tentang permasalahan kewanitaan kepada buah hati sejak ia berusia 8 tahunan.
Hal ini sangat penting. Tujuannya agar anak tidak memperoleh informasi yang salah dari pihak lain.
Orang tua boleh mengajarkan tentang masalah haid, pernikahan atau lainnya.
Bersikaplah terbuka kepada anak namun tetap juga tidak melebihi batas usianya.
10. Bersikap lemah lembut kepada anak perempuan
Rasulullah juga memberikan contoh kepada kita untuk bersikap lemah lembut kepada anak-anak perempuan.
Tidak apa-apa membiarkan anak bermain boneka atau mainan lainnya di dalam rumah, selama itu tidak menyalahi syariat agama.
Beliau juga sering menggendong anak perempuannya, mengusap kepalanya, memanggilnya dengan lembut, dan medoakan mereka.
Janganlah berbuat kasar kepada anak perempuan, terlebih lagi memukulnya.
Perbuatan tersebut hanya akan membuat anak semakin membengkak. Jika memang anak melakukan kesalahan sebaiknya berikan nasehat secara baik-baik.
Demikianlah beberapa cara rasulullah mendidik anak perempuan.
Semoga kita bisa mengaplikasikan cara-cara diatas dan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi yang mengamalkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam.
Hubungan akhlak dengan Iman Islam dan Ihsan, serta dapat menjalani dengan benar hubungan akhlak dengan Iman.