Akibat Sering Menahan Kencing, Perut Wanita ini Terserang Bakteri Membahayakan
Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 03 Feb 2020aceh - Image from facebook.com
Sungguh malang nasib wanita ini..
Hanya bisa terbaring dikamar saja karena terkendala ekonomi, ingin berobat namun tak punya BPJS, wanita dari Aceh ini menderita penyakit yang cukup parah, pasalnya ada bakteri dalam perutnya akibat sering menahan saat hendak buang air kecil.
Ayu Sabila (30), ia seorang wanita mualaf asal Bali yang dinilai taat beribadah.
Ia baru sekitar dua bulan tinggal di rumah mertuanya, di Dusun Simpang Damar, Gampong Labuhan Keude, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur..
Dia menikah dengan warga Aceh Timur, Tajul Kamal (30), saat sama-sama menjadi TKI di Malaysia.
Ayu Sabila masuk Islam di Malaysia sebelum menikah sekitar Oktober 2019.
Kemudian, karena sakit Ayu pulang ke kampung suaminya, di Dusun Simpang Damar, Gampong Labuhan Keude, Kecamatan Sungai Raya, Aceh Timur, akhir 2019.
“Saat itu Ayu Sabila yang pulang karena sakit difasilitasi oleh tim Anggota DPD RI, H Sudirman atau Haji Uma.
Sedangkan, suaminya pulang pertengahan Januari 2020 kemarin,” ungkap Syarifah Yusra ibu mertua Ayu Sabila, kepada Serambinews.com, Kamis (30/1/2020).
Tiga hari terakhir, kondisi Ayu, jelas Syarifah, hanya bisa terbaring di rumah karena sakit di bagian perut.
Tapi setiba di kampung suaminya saat pulang dari Malaysia, ia langsung dilakukan pengobatan, namun tiga hari terakhir kondisinya semakin parah.
Oleh karena itu, pihaknya mengharapkan bantuan pemerintah dan dermawan.
Syarifah mengatakan pihaknya telah membawa menantunya itu rongent ke salah satu klinik di Peureulak, saat itu dilakukan USG pada perut.
Menurut petugas medis terhadap hasil rongent itu, terdapat bakteri dalam perut akibat sering menahan saat hendak buang air kecil.
“Kemarin juga sudah kami bawa berobat.
Petugas medis mengatakan, bahwa ada masalah pada ususnya, sehingga fisiknya, lemah, tidak bisa buang air besar, dan hanya terbaring di rumah,” jelas Syarifah.
Syarifah, mengatakan bahwa keluarga hendak membawa menantunya itu berobat ke rumah sakit, tetapi dia tak ada kartu BPJS Kesehatan.
Sedangkan untuk berobat bayar mereka tidak mampu, karena sehari-hari bekerja sebagai buruh.
Begitu jaga anaknya, belum memiliki pekerjaan selama pulang ke Aceh Timur.
Menantunya itu, jelas Syarifah, tidak bisa buat BPJS di Aceh Timur, karena syarat administrasi tidak dikirim pihak keluarga dari Bali.
Baca Juga:
- Bukti Betapa Beratnya Beban Istri Jika Dibandingkan Suami
- Kisah Haru Seorang Bocah Ditinggal Kedua Orangtuanya Meninggal Karena Kecelakaan
Selama memeluk Islam, jelas Syarifah, menantunya itu rajin beribadah
Setiba di kediamannya beberapa waktu lalu, sejak itu Ayu fokus belajar ilmu agama, baik tentang tata cara shalat maupun mengaji.
Setiap pagi, dia ikut shalat berjamaah dengan warga di meunasah gampong setempat.
Usai shalat Ayu didampingi ibunya, atau suaminya, belajar bersama Tgk imum.
Selain itu, dia juga ikut pengajian umum di gampong setempat.
“Sekarang dia sudah bisa shalat sendiri. Saat ini sedang belajar mengaji, namun keadaannya sedang sakit,” jelas Syarifah.
Karena keterbatasan ekonomi, kata Syarifah, ia berharap bantuan para pihak agar menantunya itu bisa membuat BPJS.
Dengan demikian, Ayu dapat menjalani perawatan itensif di rumah sakit.
Sementara itu, Keuchik Gampong Labuhan Keude, Ishak Ismail, membenarkan di desa yang dipimpinya, ada seorang mualaf sedang sakit dan butuh perhatian.
“Kita harap agar pemerintah dapat membantunya.
Karena dia ingin menjalani pengobatan intensif, tapi tidak memiliki BPJS, sedangkan sekedar untuk ongkos warga ke rumah sakit, selama ini rutin kita bantu,” ujar Ishak.
Beberapa waktu lalu, jelas Ishak, mertua Ayu juga sudah datang ke keuchik untuk mencarikan solusi terkait pengobatan menantunya tersebut.
“Kita harap ada solusinya dari Dinsos Aceh Timur,” ungkap Ishak