Ini Penyebab Meninggalnya Ashraf Suami BCL yang Tutup Usia di Usia Muda
Penulis Arief Prasetyo | Ditayangkan 18 Feb 2020ashraf sinclair - Image from facebook.com
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
Siapa yang menyangka, usia masih muda, tak memiliki riwayat penyakit keras, tiba-tiba meninggal
Apalagi semasa hidup punya gaya hidup sehat tak punya riwayat penyakit. Hal ini membuat syok kalangan para artis dan warganet, atas kabar duka meninggalnya Ashraf yang secara tiba-tiba. Terungkap ternyata hal ini yang menyebabkan suami BCL ini meninggal.
Ashraf Sinclair suami Bunga Citra Lestari atau BCL meninggal dunia tadi pagi, Selasa (18/2/2020) Ashraf Sinclair meninggal karena terkena serangan jantung.
Belum diketahui pukul berapa Ashraf Sinclair meninggal. Perlu diketahui bahwa serangan jantung merupakan salah satu pembunuh senyap.
Serangan jantung atau infark miokardial (bahasa Inggris: Myocardial infarction, acute myocardial infarction, MI, AMI) adalah terhentinya aliran darah, meskipun hanya sesaat, yang menuju ke jantung, dan mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati.
Jantung adalah organ berotot yang perlu diperkuat karena punya sejumlah tugas penting dalam tubuh, yaitu memompa darah ke seluruh tubuh.
Stres, kolesterol dan kurang olahraga bisa menurunkan usia jantung.
Tidak ada jalan singkat untuk mendapatkan jantung yang sehat, tetapi kita bisa membangun kebiasaan-kebiasaan baik demi menguatkan otot jantung untuk hidup lebih lama dan lebih sehat.
Baca Juga:
- Nekat, Pasangan Kekasih ini Bekerjasama Curi Motor di Malang
- Peringatan, Gunung Merapi Diprediksi Akan Meletus Lagi
Kebiasaan Baik Agar Terhindar dari Serangan Jantung
1. Bergerak aktif
Ketidakaktifan fisik bisa mengarah pada sejumlah penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Menurut sebuah studi tentang bukti manfaat aktivitas fisik yang diterbitkan di Canadian Medical Association journal pada 2006, ketidakaktifan fisik adalah penyebab utama penyakit terkait jantung yang berujung pada angka maksimal kematian prematur.
Studi juga menyebutkan bahwa orang-orang dengan kebugaran fisik dalam periode yang lebih panjang cenderung memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
Jadi, tetaplah bergerak aktif demi jantung yang lebih kuat.
2. Mengurangi lemak perut
Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of the American College of Cardiology di 2016, akumulasi jaringan adiposa visceral (VAT) relatif terkait dengan beberapa penyakit kardio.
Maka, mengurangi volume lemak di area tersebut bisa mengurangi risiko penyakit terkait jantung dan membantu setiap orang meningkatkan kualitas hidupnya.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Journal of the American College of Cardiology di 2016, akumulasi jaringan adiposa visceral (VAT) relatif terkait dengan beberapa penyakit kardio.
Maka, mengurangi volume lemak di area tersebut bisa mengurangi risiko penyakit terkait jantung dan membantu setiap orang meningkatkan kualitas hidupnya.
3. Olahraga harian
Ada sejumlah bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa olahraga harian penting untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan rasio kematian karena penyakit tersebut.
Seseorang yang berolahraga setiap hari memiliki profil lipoprotein plasma yang lebih baik, sensitivitas insulin tinggi dan tekanan darah normal.
Bahkan olahraga ringan setiap hari sangat efektif dalam mengurangi risiko penyakit pembuluh darah.
4. Berhenti merokok
Rokok mengandung nikotin yang ketika dikonsumsi akan menaikkan tekanan darah dan denyut jantung.
Ini lebih lanjut mengarah pada peningkatan permintaan oksigen oleh jantung dan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah, menyebabkan seseorang mengalami vasokonstriksi koroner.
Berhenti merokok dapat membalikkan risiko kondisi tersebut.
5. Pola makan sehat
Nutrisi memainkan peran penting dalam mencegah penyakit kardiovaskular.
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Asosiasi Jantung Israel dan Asosiasi Diet Israel, informasi nutrisi untuk jantung yang sehat harus dalam 3 bagian:
- pola diet (karbohidrat rendah, rendah lemak atau diet mediterania)
- preferensi makanan individu (sayuran, buah-buahan, kopi, produk susu, dll)
- suplemen gizi (minyak ikan, vitamin D, antioksidan, dll).